🍁 27. First kiss 🍁

2.5K 179 12
                                    

"Itu kenapa diinjek lagi Khav?" Khavi mendengus menatap Marissa yang enak duduk memakan Snack. Ia kesal karena hari ini harus berganti profesi menjadi pembantu dadakan.

Marissa tetap mengunyah makanan. Suara krenyes dari makanan yang ia kunyah terdengar nyaring. Sengaja. Karena ia ingin terlihat seperti seorang majikan dan Khavi pembantunya. Huhu asyik sekali mengerjai si muka datar.

Ia berhasil mengerjai Khavi. Dari awal Khavi sudah memamerkan banyak ekspresi kesal dibandingkan hari biasa.

"Khavi pergi!"

Marissa langsung mencegah,"Et selesaikan dulu pekerjaan kamu sayang, kamu mau nanti Sherly diambil orang? Pamali loh kerja nggak sampai selesai."

"Apa hubungannya sama Sherly?" Tanya Khavi serius menatap sang Mama yang tetap bersantai. Sekarang ia sudah membuka makanan yang lain. Bungkus makanan berserakan. Percuma kalau begitu ia mengepel. Lihat, kini sudah kotor lagi.

Sang Mama menepuk tangan untuk menghilangkan bekas bumbu Snack, kan nambah lagi pekerjaannya, "kalau kamu lagi ngerjain sesuatu itu jangan setengah-setengah. Karena nanti istrimu diambil orang. Mau Sherly diambil orang?"

Khavi langsung teringat bukan orang lain tapi orang terdekat. Juan. Sang kakak yang terlihat dekat dengan Sherly. Ditambah lagi kemarin Sherly berpelukan dengan orang misterius.

Khavi menggeleng.

Marissa tersenyum menang akhirnya Khavi masuk dalam perangkapnya. Sebenarnya ia juga tidak tau apakah petuah itu benar atau tidak. Karena hingga kini belum ada buktinya.

"Nah makanya ayo selesaikan!"

Setelah itu Khavi meneruskan untuk mengepel. Amit-amit jabang bayi semoga perkataan mamanya tidak terjadi.

"Juan!"

Juan mendekat ke Marissa. Disepanjang jalan ekor matanya tidak lepas melihat aktivitas Khavi.

"Tumben," gumam Juan. Khavi dengar dan ia mengumpat dalam hati. Pasti Juan akan menertawainya.

Awas aja kalau Lo ketawain gue! Batin Khavi.

Juan duduk disamping Marissa, "kenapa Khavi jadi ngepel ma?" Khavi melirik sinis pada Juan.

"Gapapa kapan lagi nyuruh dia. Kebetulan juga lagi psbb jadi nggak bisa kemana-mana mending gantiin tugas bik asih."

"Tapi kan nggak yang kayak gini juga ma. Inimah keterlaluan!"

"Sewot banget kamu. Sana cuci baju! Dari pada ganggu disini. Itung-itung belajar jadi calon SUAMI." Penekanan kata suami untuk menyindir Khavi. Raut muka Khavi berubah masam.

"Udah sana!" Usir Marissa dan Juan pergi tanpa membantah.

Marissa bersorak gembira dalam hati. Hari ini adalah hari yang begitu patut ia ingat seumur hidupnya. Ia berhasil membuat semua anaknya patuh seperti mereka dimasa kecil.

Owh jangan lupakan sang menantu yang sedang bergulat di dapur.

Marissa sungguh bahagia...
Awalnya ia hanya iseng membagi tugas antar kedua putranya dan juga sang menantu. Dan ternyata mereka semua juga menikmati tugas masing-masing.

Baiklah ia ingin mengecek keadaan di dapur. Masakan apa yang dibuat oleh new member dirumahnya ini.

"Khav, Mama tinggal ya! Mama mau cek Sherly dulu. Ingat jangan setengah-setengah!" Marissa melenggang dengan senyuman terpancar di wajahnya.

"Sherly kamu masak apa?" Sherly kaget karena Marissa tiba-tiba berdiri disampingnya. Padahal ia tidak mendengar langkah seseorang dari tadi. Ah pasti ia terlalu bersemangat! Jadi tidak sadar sudah ada ibu mertua.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang