🍁5. Planning [Revisi]🍁

2.9K 227 0
                                    

Pagi-pagi sekali Khavi sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini suasana hati nya begitu cerah. Semalam ia dan Vegas berencana untuk bolos massal. Mulanya hanya usulan iseng dari Bobby tapi bukan Vegas namanya jika tak mengiyakan planning tersebut. Jarang-jarang mereka semua bisa setuju. Tapi tadi malam tampak berbeda mereka lebih bersemangat. Saking antusiasnya, Ziko merekomendasikan tempat yang bisa mereka hampiri sekedar nongki-nongki minum kopi.

"Woy pesenin gue bakso dong!" teriak Sena yang menuju ke Ziko. Ziko menerobos antrian yang didominasi oleh kaum hawa. Sesekali memberikan kedipan mata dan gombalan receh pada cewek-cewek disana. Merasa terpanggil ia melihat Sena dengan anak Vegas yang rame di dua meja kantin. "Bayarin gue tapi ya," teriaknya.

"Gue juga mau dong Sen," timpal Bobby tak mau kalah.

"Enak aja lo pada. Bayar sendiri- sendiri!"
Ziko mengumpat kesal mendengar Jawaban Sena. Dasar pelit. Kuburan sempit!

"Gue yang bayar. Ambil aja yang lo pada mau!" Mizan yang duduk disamping Khavi menatapnya tak percaya. Ada angin apa gerangan seorang Khavi mau mentraktir mereka. Angin keajaiban kah?

"Wah tumben-tumbenan bro, dalam rangka apa ni?" tanya Mizan menaruh gitar dipangkuan nya kebawah. Dan mencomot gorengan dihadapan nya. Tentunya hal ini tidak disia-siakan oleh Vegas and the geng. Seketika semua perhatian terpusat ke mereka. Karena dari arah mereka yang paling heboh dibandingkan meja lain.

Belum sempat Khavi menjawab tapi Ziko yang baru kembali membawa semangkuk bakso memotong ucapan nya, "diakan abis menang balapan Bang," Mizan yang mulutnya mengunyah makanan mengucapkan selamat kepada Khavi. Merasa bangga pada salah satu adik kelas nya ini.

Khavi yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Kemana nih jadi nya Ko?" tanya Bobby turut andil makan goreng pisang dihadapannya. Dari tadi ia menahan keinginan untuk mencomot, setelah Khavi memberi tahu ia yang traktir, Bobby tak segan mengambilnya tanpa pikir panjang.

"Goue udauh pounya toempat nya," masih dengan mulut penuh Ziko menjawab. "Uhuk..uhuk..."

"Mampus keselek kan Lo," Sena menyodorkan air minum pada Ziko yang diterimanya langsung. Sedangkan Bobby mengelus punggung Ziko.
Mizan yang melihat tampang Ziko menahan tawa .

"Kalau makan habisin dulu. Jangan sambil ngomong." jelas Mizan.

"Lo kayak anak nggak makan seminggu aja Ko." tambah Khavi melihat Ziko menetralkan tenggorokannya.

"Maksud gue, gue udah nemuin Cafe buat bolos." alih Ziko

"Dimana?"

"Cafe Persona. Nggak jauh dari sini." Ziko beralih duduk disamping Mizan. Mizan sudah mulai memetik gitarnya.

"Okey yaudah nanti jangan langsung rame-rame. Takutnya pas si Botak patroli entar kecyduk lagi," ucap Khavi dan disetujui oleh temannya.

Pasalnya, Pak Eko suka wara-wiri disaat jam pelajaran untuk memastikan tidak ada siswa yang cabut disaat PBM berlangsung.

Tumpaa se ae..

Mizan mulai menyanyikan salah satu soundtrack film Bollywood kesukaannya. Mizan termasuk salah satu pecinta film dan lagu India. Aneh memang. Disaat remaja seusianya menyukai lagu-lagu Western dia justru tidak. Suka, tapi tak terlalu meminatinya.

Yumuskhoraee.. tumnenajanekya
Sapnedekayee....

Ziko yang juga hafal lirik nya ikut bernyanyi mengikuti suara Mizan dan diiringi petikan gitar. Awalnya Ziko tak tahu menahu lagu itu. Tapi karena Mizan sering menyanyikan lagu itu, Ziko jadi ikutan bersenandung dan sekarang dia juga sudah hafal.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang