🍁36. Tantangan Satya🍁

3.7K 152 5
                                    

Bobby mengantarkan Sena ke rumah. Berhubung bel pulang berbunyi saat ia menuju UKS. Tanggung, jadi ia langsung mengantarkan Khavi pulang bersama Sherly.

Hanya mengantar tanpa singgah, Bobby pergi meninggalkan Khavi dengan Sherly. Ia percaya Sherly akan merawat Khavi dengan amat baik.

"Awh," ringis Khavi tidak tahan menahan perih saat kain basah menyentuh lukanya. Siapa lagi yang mengurusnya jika bukan Sherly.

Wajah tampan Khavi rusak akibat ulah Ziko dan Sena.

"Maaf.. maaf," ujar Sherly.

Khavi pasrah saja saat Sherly membersihkan lukanya.

Dengan telaten Sherly membersihkan luka Khavi dan sesekali erangan keluar dibibir Khavi. Tapi dalam posisi begini Khavi bisa menatap lebih jelas ekspresi Sherly. Terkadang gadis itu meringis sendiri melihat luka khavi.

Sherly tahu Khavi memperhatikan nya, namun ia tetap melakukan tugasnya. Jujur ia gugup diperhatikan demikian. Hati Sherly serasa berdesir dibuatnya. Bagaimana tidak, pandangan tajam Khavi menghunus tepat di hati Sherly.

Siapa saja ditatap demikian pasti akan salting dibuatnya. Apalagi yang menatap sang pujaan hati seperti Khavi. Bisa dipastikan auto meleleh.

Tapi sekarang posisi nya berbeda! Khavi pacar Yola. Jadi Sherly tidak boleh ngarep!

Disaat Sherly berusaha menutupi rasa gugupnya, Khavi malah memikirkan perihal surat itu. Ia ingin mendengar langsung dari Sherly. Bukan dari surat aneh itu!

Sekilas Sherly telah selesai membersihkan luka Khavi. Ia segera mengemas kotak P3k untuk diletakkan kembali. Selain itu ia juga bisa menjauh dari tatapan Khavi. Sampai kini Khavi menatapnya. Tanpa ekspresi. Jadi Sherly tidak tahu apa yang ada dibenak pria itu.

Sherly mengangkat barangnya, "sebentar," Khavi menarik tangannya. Saat sadar, Khavi melepas dengan cepat.

Khavi bangun mengambil ranselnya dan mengeluarkan sebuah surat berwarna coklat. Lalu memberikan pada Sherly.

Alih-alih menerima Sherly malah bertanya, "ini apa?"

Khavi malah pergi tanpa menjawab menuju kamar nya. Dengan susah payah ia membawa Hoodie dan ransel pada tangannya.

Sherly membukanya dan saat membaca pada bagian kop surat, ternyata dari rumah sakit. Dengan seksama Sherly membaca setiap kata. Dan dibagian bawah yang membuatnya panas dingin.

Digigitnya bibir bagian dalam untuk meredam rasa sakit.

Sekarang ia tahu mengapa Khavi berubah. Sherly ingat beberapa hari ini ia tidak ada melihat chat. Ia mencari aplikasi WhatsApp dan ada tiga pesan dari dokter Bima.

Dokter Bima
Suratnya sudah saya kirim.

Dokter Bima
Saya kirim via kurir, soalnya saya sibuk sekali.

Dokter Bima
Jangan lupa chek-up lagi tanggal 10😊

Habislah Sherly, karena paket itu diterima oleh Khavi. Ia yakin 100% Khavi sudah membaca isi surat.

Apa yang harus Sherly lakukan sekarang? Khavi pasti sudah berspekulasi buruk tentangnya yang tidak bicara pasal masalah nya. Oh tuhan, kenapa Sherly bodoh sekali sampai ia melupakan hal sepenting ini!

Tidak ada cara lain, ia harus menjelaskan pada Khavi. Jangan sampai Khavi mendiaminya selalu.

Baiklah Sherly harus minta maaf.

Sherly mengetuk pintu kamar Khavi. Lalu memanggil pemilik kamar.

"Khav, kamu udah tidur?"

Tidak ada respon. Sherly memberanikan diri menarik knop pintu. Dan tidak dikunci.
Ia masuk perlahan tanpa suara. Rasanya Ia sudah seperti maling ketika masuk ke kamar Khavi. 

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang