🍁7. Insiden [Revisi]🍁

2.9K 253 1
                                    

Semenjak Khavi memerintahkan Sherly naik ke motor Khavi, sekarang disinilah Sherly sekarang. Dibelakang boncengan sang pemilik motor. Angin malam membuat Sherly mengeratkan pelukan pada tubuhnya sendiri. Ditambah rambut Sherly berterbangan dan menggangu penglihatan matanya.

Perjalanan mereka diselimuti hawa dingin dan kesunyian malam. Padahal ada dua insan manusia yang bisa membuka awal pembicaraan. Tapi keduanya sama-sama larut dalam dunia sendiri.

Sehingga Khavi menancap gas motornya lebih cepat. Sherly yang tidak siap reflek memegang jaket maroon yang dipakai Khavi. Sherly takut jika dia tercecer oleh Khavi. Karena tidak tau apa yang dijadikan pegangan, maka dia memilih memegang jaket Khavi erat. Khavi yang menyadari hal itu membiarkan saja.

"Khav jangan ngebut." teriak Sherly mencondongkan wajahnya kedepan agar bisa di dengar oleh Khavi.

Khavi melirik kaca spion tampak ada raut ketakutan diwajah Sherly.
"Pegangan!" balas Khavi membuka kaca helm full face diwajahnya.

"Dimana?"

"Terserah." jawab Khavi. Dan Khavi merasakan jaketnya ditarik oleh seseorang.

Tak lama dipembelokkan jalan Sherly menepuk bahu Khavi.
"Gue disini aja Khav." ujar Sherly menyuruh Khavi menghentikan motornya.

"Rumah lo dimana? gue anterin sampai rumah."

"Deket sini. Jadi disini aja." Khavi menghentikan laju kendaraan lalu berhenti. Dan membuka helm yang melindungi kepalanya.

"Kenapa disini?" tanya Khavi penasaran.

"Gapapa. Rumah gue deket kok." Sherly tersenyum menjawab pertanyaan Khavi.
"Makasih ya."

Khavi berlalu meninggalkan Sherly disana. Sherly berjalan menuju rumahnya. Hatinya saat ini berbunga-bunga. Membayangkan bisa berduaan dengan Khavi saja adalah hal yang tidak mungkin. Tapi yang terjadi malam ini bukan mimpi semata.

Malam ini menjadi saksi bisu kedekatan Sherly dan Khavi. Setidaknya mereka pernah saling berdekatan. Walaupun tak pernah beriringan.

❤️❤️❤️

Hari ini hari yang ditunggu Sherly. Senyum disudut bibir gadis ini tak luntur sejak kemarin malam. Sudah bisa ditebak alasannya apa. Khavi. Akibat tumpangan yang diberikan Khavi semalam, membuat Sherly tambah semangat berangkat sekolah lebih awal. Segala sesuatu berhubungan dengan Khavi memberikan efek yang besar bagi Sherly.

06.30

Sherly sudah siap dengan seragam batik berwarna dongker. Dan rok abu-abu bagian bawah. Mengambil ransel yang tergantung dibelakang pintu kamar dan menyandang kepunggung bagian belakang. Lalu mengambil kotak bekal yang sudah dipersiapkan sejak tadi.

Sherly berjalan sambil bersenandung kecil. Hingga sampailah di jalan raya untuk menunggu angkot yang ditumpangi menuju sekolah. Tidak perlu menunggu lama angkot berwarna putih berhenti tepat dihadapan Sherly, setelah ia mengulurkan tangan sebagai tanda ia ingin naik angkot tersebut.

Sherly naik keatas angkot. Walaupun masih pagi, tapi sudah banyak penumpang di dalamnya. Terlihat dari barang yang dibawa seorang ibu yang duduk disamping Sherly. Ibu itu membawa keranjang yang penuh dengan sayuran dan bahan makanan lainnya. Ada juga yang membawa ayam sehingga membuat penumpang lain merasa kurang nyaman. Karena ayam dipangkuan sang pemilik tak berhenti berkokok.Tapi begitulah konsekuensi menaiki transportasi umum. Harus bisa menerima keadaan disekitar.

Intinya kalau jam-jam seperti ini akan dipadati oleh orang yang baru pulang dari pasar.

Sherly sendiri tidak merasa aneh ataupun jijik. Justru dia merasa senang. Pagi-pagi sudah bisa melihat berbagai hal. Seperti hiburan tersendiri menjelang tiba di Sekolah.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang