🍁 30. 3 Rules! 🍁

1.9K 137 17
                                    

"Sherly!"

"Bayar uang kontrakan mu! Sudah 3 bulan kamu tidak bayar!" Teriakan suara itu, Sherly tau siapa pelakunya. Khavi yang hendak keluar dibuat bingung oleh Sherly yang berlari terlebih dahulu menuju pintu lalu menutupnya.

Sherly benar-benar takut karena si gendut pemilik kontrakan kembali menagih uang kontrakan.

"Kenapa?" Sherly  menarik tangan Khavi agar ikut bersembunyi dibalik pintu. Waspada jika pintu dapat terbuka oleh si gendut. Jadi ia bisa menahannya.

"Suuuut diem!"

"Sherly, keluar kamu! Kalau kamu tidak bisa bayar angkut semua barang mu. Di depan sudah ada truk untuk mengangkut barang!

Khavi berdiri berusaha membuka pintu tapi Sherly tetap menghalang.

"Sher, mau sampai kapan bersembunyi?"

"Aku pasti bayar! Sekarang uangnya belum cukup." Cicit Sherly.

Pintu terbuka disana berdiri perempuan gendut berkacamata dengan daster merah. Berdiri berkacak pinggang. Ia melihat Khavi heran. Karena bukan Sherly yang keluar.

"Dimana Sherly?" Tanya si gendut dengan sengak. Bahkan tubuhnya melar.

Pasrah. Sherly keluar dengan wajah iba. Akting dikit.

"Buk, kasih saya waktu. Saya janji bulan ini akan saya lunasi!" Dengan wajah memelas Sherly harap si gendut bisa memberi tenggat waktu.

"Sudah berapa banyak kamu minta waktu? 3 kali" ucapnya dengan jari.

"Tapi buk saya janji kasih saya waktu 1 bulan ini saja." Pantang menyerah. Sherly bersikukuh memohon.

Khavi menonton aksi keduanya dengan dengan tangan terlipat.

"Berapa utangnya?" Si gendut menoleh dengan curiga.

"Kamu siapa? Jangan ikut campur!" Sinisnya. Khavi tergelak merasa diremehkan ia mendekat ke samping si gendut.

"Katakan, berapa total utangnya!" Sherly memberi kode dengan menggelengkan kepala bahwa ia bisa membujuk si gendut. Khavi tidak menghiraukan dan menatap si gendut lagi.

"Tunggakan selama 3 bulan Rp 1.525.000 plus bulan ini jadi Rp 2.050.000"

"Saya bayar semua. Anda berikan saja nomor rekening anda, nanti saya transfer!"

"Jangan bercanda anak muda!" Ternyata si gendut tidak percaya. Apakah tampang Khavi tidak meyakinkan.

"Saya serius. Anda kirimkan saja. Saya transfer langsung sekarang!"

"Khav jangan!" Cegah Sherly.

Tring

"Masuk! Sherly kau seharusnya berterima kasih pada pacar mu. Karena dia sudah mau membayar utangmu."

Sherly membelalak pasti si gendut berpikir Khavi pacarnya. Tidak bisa, ini harus diluruskan.

"Buk dia ini--"

"Sudahlah,tidak usah malu! Kau beruntung Sherly," Khavi yang dipuji hanya bisa menahan tawa. Tetap jaga image. 

"Nak muda siapa namamu?"

"Khavi!"

"Kau bisa panggil aku buk Meri! Jika butuh sesuatu kau bisa menemui ku di rumah depan. Kalau begitu aku pergi dulu!" Sebelum pergi si gendut menepuk bahu Sherly.

"Dia benar benar menantu idaman!" Bisiknya.

Satu masalah clear. Khavi kembali membereskan barang yang akan dibawa. Barang nya tidak terlalu banyak. Namun Khavi sudah memerintahkan sopirnya untuk mengantar mobil tadi pagi. Jadi akan lebih leluasa membawa barang.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang