🍁24. Penguntit🍁

1.7K 158 14
                                    

Kejadian di waktu sarapan membuat Sherly merasa bersalah. Karenanya Khavi pergi dengan amarah. Tapi Sherly juga heran mengapa Khavi tiba-tiba marah padanya? Bahkan mulanya Khavi sudah mulai bertindak mengesalkan yang membuat Sherly jengkel. Kalau bisa memilih lebih baik Khavi bersikap nyebelin dari pada marah seperti tadi. Sherly harap itu pertama dan terakhir kali ia melihat Khavi marah.

Hari ini hari minggu terhitung hari pertama ia menyandang nama 'Negara' yaitu Sherly Agustin Negara. Rasanya lucu sekali. Sherly terkekeh memikirkannya. Juan yang melihat Sherly cengengesan, menyentil kening Sherly.

"Awh.." Juan tertawa melihat Sherly meringis. Kening Sherly yang disentilnya mulai memerah. Hal itu terlihat kontras dengan kulit putih Sherly.

"Kenapa sih Lo nyengar-nyengir nggak jelas?"

"Ish kepo!" Sinis Sherly dan meninggalkan Juan.

"Khavi udah pulang?" Tanya Juan.

"Belum," jawab Sherly lesu. Juan tau tabiat Khavi yang satu ini. Adiknya itu jika sudah marah pasti akan pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan orang lain.

Sherly baru sadar ternyata Juan sudah rapi dengan kemeja polos dan celana jins nya.

"Udah rapi mau apelin pacar nih ka?" Sherly bersiul dan menaik-turunkan kedua alisnya menggoda Khavi. Plus aroma parfum Juan yang strong di indera penciuman Sherly. Wangi. Tapi lebih wangi lagi bau parfum Khavi.

"Gue ngapelin pacar?" Tanyanya dengan nada songong. Sherly hanya melipat tangan dan mencibir pada Khavi yang begitu sombong.

"Yang ada mereka ngapelin gue. Di kampus tiap hari loker gue penuh sama bunga dan barang-barang aneh."

"Terus Lo ambil?"

"Nggak lah. Gue kasih ke teman-teman gue. Sisanya gue buang!"

Sherly menggeleng menilai kelakuan buruk Juan yang tidak patut dicontoh, "ini nih tipe-tipe orang yang nggak bersyukur udah dikasih orang." Tunjuk Sherly.

"Lo abis ini ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain sih, kenapa?"

"Mau ikut gue? Teman gue ada yang ultah lusa, gue bingung mau ngasih kado apa." Tawar Juan.

"Ada traktirannya nggak nih?"

"Tenang, anak sultan inimah. Lo bebas beli apa aja!"

"Mulai deh songongnya." Setelah itu Sherly pamit mengganti pakaian.

-------------
Khavi membelokkan motornya di area parkir. Sena sangat ligat dengan mengirim lokasi Sherly. Disebuah mall yang sedang ramai dikunjungi makhluk seusianya. Hampiar semua orang yang ada disekitar nya berpasangan. Mungkin ia sendiri yang berjalan tanpa gandengan. Peduli amat dengan itu semua. Tujuannya hanya untuk mencari dua manusia.

Melihat luasnya mall ini, tidak memungkinkan Khavi untuk menyusuri semua tempat. Karena itu sama saja membuang waktu.

Tring....

Tertera nama Sena di beranda handphone Khavi. Baru saja ingin menghubungi nya. Dan Sena lebih dulu nge-chat Khavi. Sena memang temannya yang paling peka.

Sena
Mereka di lantai 3 tempat jam tangan...

Good luck man xoxo:))

Sena mencoba menoleh kiri-kanan takut jika ia melewati keberadaan mereka. Dan jangan sampai Sherly tau ia menyusulnya.

"Kalau yang brown gimana kak?" Khavi seperti mengenali suara itu. Diam-diam Khavi berjalan dengan mengendap menuju sumber suara. Benar mereka ada ditempat jam tangan bermerk.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang