🍁8. Ziko[Revisi]🍁

2.6K 213 2
                                    

"Kenapa bisa sampai gini Sher?" Kenny membersihkan luka di lutut Sherly, jika tidak bisa terkena infeksi. Sherly hanya bisa meringis menahan sakit.

"Awh, sakit Ken! pelan-pelan dong!" Sherly mengibaskan tangan ke arah luka yang dibersihkan.

Bukannya menuruti perkataan sang sahabat Kenny semakin menekan kapas ke luka itu hingga Sherly marah.

"Lo sebenarnya mau ngobatin gue apa mau bunuh gue? kalau nggak kasih ke Vio aja." sinis Sherly jengkel atas perlakuan Kenny.

"Baru gini doang, udah sakit. Lebay banget lo!" balas Kenny ketus.

"Namanya luka, ya sakit Kenn." jawab Vio tak suka.

"Apa kabar sama luka tentang Khavi? Sherly gapapa tuh. Bahkan santai aja. Sakitan mana sama ini?

Jleb. Ucapan Kenny kali ini sungguh menyinggung perasaan Sherly. Rasa perih di lutut tadi sudah tidak ada apa-apanya dibandingkan perkataan Kenny. Sebenarnya semua yang dikatakan Kenny benar. Hanya saja Sherly pandai menutupi luka itu. Sakit—tapi tak berdarah. Jadi tidak satupun orang mengetahui luka itu. Cukup diri Sherly sendiri yang merasakan perihal itu.

"Bobby mana?" tanya Sherly mencari keberadaan Bobby. Salah satu trik untuk mengalihkan pembicaraan. Dia tak ingin bertengkar dengan sahabatnya.

"Lagi bareng Vegas tadi." jawab Vio dan sudah selesai membalut luka Sherly. Vio merebut paksa dari tangan Kenny. Kenny duduk dipinggir brangkar.

"Gue mau cerita sama lo," rasa antusias Sherly membuat Vio bergeser menarik kursi mendekat ke tempat Sherly berbaring.

"Apa-apa?" respon Vio tak kalah antusias.

"Semalam gue dianterin pulang sama Khavi." ucap Sherly sumringah.

"Serius lo?" tanya Vio tak percaya.

"Gue aja sampai sekarang masih nggak percaya!" Sherly menerawang membayangkan apa yang terjadi kemarin. Sungguh sebuah keajaiban rasanya.

"Gue yakin nggak lama lagi pasti Khavi bakal luluh sama lo." lugas Vio menyimpulkan.

"Iya, gue juga mikir gitu. Thank you, lo selalu dukung gue." Vio langsung memeluk tubuh ramping Sherly tanda sayang seorang sahabat. Sherly menyambut dengan suka cita.

"Sama gue nggak nih?" tunjuk Kenny pada dirinya.

Langsung Sherly menarik Kenny. Jadilah mereka saling berpelukan bertiga.
"Maafin gue ya," Kenny merasa bersalah akan ucapannya tadi pada Sherly. Sherly jelas tersinggung dengan ucapannya. Tapi Sherly memilih bungkam.

"Lo nggak salah Kenn,"

"Ulu-ulu pada pelukan." saat Bobby masuk ruang UKS disuguhkan pemandangan tiga orang teman sekelas wanitanya sedang berpelukan seperti Teletubbies. "Gue ikutannn....." Bobby bersiap merentangkan kedua tangan namun para cewek-cewek melerai aksi pelukan mereka.

"Ih bau ketek lo Bob!" Vio menutup hidung dengan kedua ibu jari. Mengibaskan tangan agar Bobby tak mendekati Vio.

"Kok bubaran sih." sebal Bobby memasang raut sedih.

"Lo jorok banget Bob. Liat tuh keringet lo pada turun." ketus Sherly merasa gerah melihat tubuh Bobby yang bermandikan keringat.

"Mandi dulu gih sana!" perintah Kenny

"Hehe gue abis basket bener. Terus langsung kesini."

"Tau dari siapa gue disini?"

"Ziko." jawabnya.

"Lo nggak apa-apa kan?" Bobby melihat Sherly sudah duduk lebih baik.

"Lecet dikit doang!" Sherly tak ingin terkesan berlebihan menanggapi luka itu.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang