🍁16. Hot News!!🍁

2.8K 200 9
                                    

Juan bersiul menuruni mobilnya. Begitu lega ketika semua masalah kuliahnya telah usai. Kini dia bisa berleha-leha.

Tapi tidak biasanya pintu rumah tertutup. Jam segini biasanya sang Mama sibuk menggeluti majalahnya. Atau menyiram bunga di kebun halaman rumah.

Juan berdalih jika mama nya berada di dalam kamar. Dia pun memastikannya langsung dengan membuka pintu kamar orangtuanya. Kosong. Tidak ada siapa-siapa disana.

Dia pun menuju kamarnya yang melewati kamar Khavi. Beberapa langkah Juan mundur. Tidak biasanya Khavi membuka sedikit celah pintunya. Pasalnya tidak seorang pun yang boleh mengusik ketenangannya. Apalagi itu berhubungan dengan hal privasi.

Juan mendorong sedikit pintu itu. Entah keberanian dari mana dia bisa melakukannya. Karena pikirnya Khavi pasti lupa mengunci kamarnya sebelum berangkat sekolah. Dia pun mengintip.

Kasur yang dilihatnya ditempati oleh dua orang yang tertidur dengan berpelukan.

"Gw nggak lagi mimpi kan?" Juan mengucek matanya berulang. Tapi tetap saja sama. Ada dua manusia disana.

"Astaghfirullah... Kalian berdua ngapain?" Bukan. Itu bukan Juan. Melainkan mamanya yang entah sejak kapan berada dibelakangnya.

Dua orang itu tak kunjung bangun. Padahal Marissa sudah berteriak hingga Juan harus menutup telinga rapat-rapat.

"Woy bangun Lo berdua!" Ucap Juan mengguncang tubuh Khavi agar bangun. Bukannya bangun Khavi justru berbalik arah memunggunginya.

"Juan kamu ambil air. Buruannn." Titah Marissa.

"Buat apa ma?" Jawabnya polos.

"Buat guyur mereka berdua." Jawab Marissa jengkel.

Juan pun menuju toilet dan membawa segayung air. Marissa langsung menerima nya dan menyiram keduanya hingga terbangun.

"Uhukk.. uhuk...." Sherly terbangun setelah merasa tubuhnya kedinginan dan ada air yang masuk ke hidungnya. Khavi juga demikian. Terkejut mendapati Juan dan Marissa.

"Lho ngapain dikamar gw?" Khavi terkejut mendapati Sherly yang basah sama seperti dia.

"Tadi kan kamu yang nyuruh aku untuk peluk kamu."

"Kapan?"

"Dasar jalang. Saya pikir kamu perempuan baik-baik. Tapi kamu sama saja dengan perempuan diluar sana." Sindir Marissa yang sangat menyakiti hati Sherly.

"Tante, ini nggak seperti yang Tante pikirkan. Sherly bisa jelasin semuanya." Ucap Sherly berurai air mata. Khavi hanya diam bahkan dia tidak tahu mengapa Sherly bisa tidur dengannya. Seingatnya mereka mengobrol di angkot hingga khavi muntah dan tidak sadarkan diri. Hanya itu yang diingatnya.

Dia mencoba mengingat tapi dia tetap tidak mengingat apapun selain itu.

"Kamu tahu, kamu sudah merusak kepercayaan saya. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini!" Juan iba melihat Sherly yang dimaki oleh mamanya. Dia tidak menyangka bahwa mamanya bisa sekasar itu pada orang lain.

"Ma biarin Sherly jelasin semuanya dulu." Tenang Juan.

"Kamu dengarkan apa yang saya bilang?" Ucapnya keras dan mengabaikan Juan.

Sherly pun turun dari ranjang dan menyeka air matanya.
Ditatapnya Khavi tapi pria itu tidak bergeming sama sekali.

"Saya pamit." Setelah itu Sherly keluar dan berlari. Tapi Juan mengejarnya.

"Sher.. Sher Lo jangan dengerin mama gue. Dia emang suka gitu kalau lagi marah. Jadi jangan diambil hati." Juan masih mengejar Sherly yang tidak tahu menuju kemana.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang