Pagi itu Sean sengaja menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Granny sebelum berangkat ke kantor. Dia sudah berjanji pada Sam dan dia juga sudah mulai tidak tahan dengan semua drama kehidupan yang belakangan dialaminya.
Fakta tentang ibu kandungnya yang masih hidup dan datang padanya sudah cukup membuat situasi rumit, ditambah lagi cerita tentang dirinya adalah anak hasil hubungan seorang pelayan dan supir keluarga Dexter.
Tentu bukan perkara mudah bagi Sean untuk menerima semua itu. Bagaimana dia akan memandang Granny setelah mengkonfirmasi semua berita tentang jati dirinya juga masih abu-abu. Karena jika benar bahwa dirinya adalah anak seorang supir dan pelayan maka dia tidak pernah berhak menyandang nama Dexter dibelakang namanya.
Granny menyambut hangat cucunya yang tampak sedingin es kutub utara.
“Anakku . . . kenapa kau baru datang menemui nenekmu ini?” Protes Granny ketika Sean akhirnya duduk di ruang tamu. Dia bahkan enggan menemui Granny di kamarnya.
“Apa terjadi sesuatu padamu?” Tanya Granny dengan cemas, melihat perangai cucunya tidak seperti biasanya.
“Apa Granny mengenal perempuan bernama Amanda Carl?” Tanya Sean dan seketika Granny seolah berhenti bernafas mendengar nama itu. Sean bisa membaca ekspresi itu sebagai sesuatu yang buruk. Karena Granny tidak akan berekspresi seperti itu jika dia tidak mengenali nama itu.
“Kenapa Granny diam?” Desak Sean, dan Granny seketika mengubah ekspresinya.
“Ada apa denganmu Sean, aku tidak mengenalnya.” Bohong Granny.
“Mungkin Granny lupa karena faktor usia, akan kubantu.” Sean mengeluarkan selembar foto yang dia peroleh dari Jim ke atas menja dan lagi-lagi Granny tidak bisa mengendalikan ekspresinya.
“Dari mana kau mendapatkan foto itu?” Tanya Granny dengan wajah pucat.
“Katakan padaku, apa Granny mengenalinya?”
“Dia bekas pelayan di rumah ini.”
“Dan dia adalah ibu kandungku?” Desak Sean lagi, kali ini dengan tatapan yang tidak bisa di terima oleh Granny. Dia tidak pernah ditatap seperti itu, seolah penuh kebencian oleh cucunya sendiri.
“Ya.” Granny membuang pandangannya, dia bahkan tidak menyentuh foto itu sama sekali.
“Lalu mengapa Granny mengusirnya?” Tanya Sean dengan nada rendah dan berat.
“Dia meninggalkanmu demi seorang supir.” Jawab Granny dengan gemetaran, dan Sean menghela nadas dalam, seolah dia mempersiapkan diri untuk kenyataan berikutnya yang akan dia dengar dari mulut Granny.
“Jacob Miller?” Sean menyebut satu nama lagi dan air mata granny mulai menggenang.
“Dari mana kau tahu nama itu?”
“Jangan menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan Gran!”Bentak Sean, dan Gran mengkerut. Dia jelas tidak pernah menerima perlakuan sekasar ini dari Sean sebelumnya.
“Kau tidak pernah sekasar ini pada nenekmu Sean.”
“Apa aku masih bisa disebut cucumu jika didalam darahku tidak ada setetespun darah Dexter?”
“Apa maksud ucapanmu!” Nada suara Granny meninggi.
“Ayahku adalah Jacob Miller dan ibuku adalah Amanda Carl, dari mana aku mendapatkan nama keluarga Dexter dibelakang namaku.”
“Aku berani bersumpah bahwa kau adalah cucuku, darah daging ayahmu dan . . .” Suara Granny bergetar, bibirnya juga bergetar entah menahan marah atau menahan kesedihan. “Wanita itu.” Dia bahkan enggan menyebut namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Sam #Googleplaybook #JE Bosco Publisher
RomanceJangan Lupa Follow Akun saya ya 🤗 --------------- Telat nikah . . . Masih perawan diusiaku yang ke dua puluh enam tahun, dianggap sebagai kutukan yang harus ku tanggung seumur hidupku. Semua orang mentertawakanku termasuk Arabelle, orang yang sudah...