Sean tengah mengunyah makanannya sementara Sam memperhatikan gerak-gerik suaminya itu untuk menemukan kejanggalan, tapi tak ada yang tampak berbeda, mungkin itu karena Sean terlalu pandai menyembunyikan perasaannya.
“Bolehkah aku bertanya?” Tanya Sam ragu.
“Soal semalam?” Terka Sean cepat.
“Ya.”
“Oh . . . aku bertemu dengan beberapa temanku waktu kuliah, kami minum sampai mabuk. Yah . . . merayakan pernikahan kita sayang.” Kata Sean santai, dan Sam berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang dikatakan Sean adalah kebenaran.
“Apa kau sedang dalam masalah besar?” Tanya Sam memastikan sekali lagi, karena dia merasa ada yang mengganjal dari penjelasan Sean, meski mungkin kenyataannya bahkan seperti itu.
“Masalah terbesar adalah ketika isteriku tidak mempercayaiku lagi.” Kata Sean sambil menatap Sam sekilas.
“Ok.” Sam terdiam, Sean jelas tidak baik-baik saja. Biasanya dia sangat percaya diri dengan semua yang dikatakannya, tapi menjawab dengan hanya menatap sekilas, itu bukan gaya Sean sama sekali. Ada yang sedang disembunyikan oleh suaminya itu.
“Apa yang akan kau lakukan setelah makan siang?” Tanya Sam.
“Aku harus kembali ke kantor, ada beberapa pertemuan dengan kolega setelah makan siang.”
“Baiklah, selesaikan makan siangmu dan kembali ke kantor. Tapi jangan memaksakan bekerja hingga larut.”
“Tentu.” Jawab Sean singkat.
***
Sesampai di café, Sam merenungkan sikap Sean yang mendadak dingin setelah dia pulang dalam keadaan mabuk semalam. Makan siang juga berlangsung begitu santai, nyaris tanpa makna.
Bahkan beberapa waktu lalu Sean mengirimkan pesan singkat dan mengatakan pada Sam bahwa Pablo yang akan menjemputnya karena mendadak dirinya ada urusan.
Sam menghela nafas dalam, pikirannya jadi tidak karuhan. Apakah Rouwina kembali dan mengganggu Sean, menggoda lebih tepatnya, atau ada wanita lain?
Sepanjang perjalanan dia berusaha mencari informasi dari Pablo tentang suaminya.“Setelah makan siang, Mr. Dexter kemana saja?” Tanya Sam.
“Mr. Dexter ada dikantornya mam.”
“Apa ada tamu yang . . . “ Sam kehilangan cara untuk menyampaikan maksudnya.
“Tuan menerima banyak tamu setiap hari nyonya.”
“Ya aku tahu.” Sam tertunduk frustasi.
***
Malam ini sama dengan malam kemarin, Sean datang dalam keadaan mabuk, hanya saja tidak separah yang kemarin, karena Pablo menjemputnya ke sebuah bar.
Sam memperlakukan suaminya dengan sama, membersihkannya, menggantinya dengan pakaian yang baru kemudian menarik selimut untuk suaminya dan pergi tidur.
“Apa yang kau sembunyikan dariku sayang?” Gumam Sam dalam hati sambil mengusap-usap kepala suaminya itu.
Lagipula malam belum terlalu larut saat Granny menelepon.
“Selamat malam nak, apa Sean sudah pulang?” tanya Granny.
“Sudah. Tapi dia sudah tidur Grann.”
“Apa? Sean tidak biasa tidur secepat ini. Apa dia tidak enak badan?” Tanya Gran.
“Mungkin dia kelelahan bekerja di kantor.”
“Aku mengenal Sean, dan dia tidak pernah seperti itu. Tapi baiklah, aku akan menghubunginya besok.”
“Ada masalah Gran?” Tanya Sam.
![](https://img.wattpad.com/cover/196027074-288-k700066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Sam #Googleplaybook #JE Bosco Publisher
RomanceJangan Lupa Follow Akun saya ya 🤗 --------------- Telat nikah . . . Masih perawan diusiaku yang ke dua puluh enam tahun, dianggap sebagai kutukan yang harus ku tanggung seumur hidupku. Semua orang mentertawakanku termasuk Arabelle, orang yang sudah...