part 14

20 5 0
                                    

«««

"Siapa laki lakinya?" tanya Azka, sambil menghapus air matanya.

"Kamu tau ko," ucap Zanna, "Ayah sama bunda jodohin kamu karena takut pergaulan di luar sanah. Lagian laki laki yang akan menjadi imam kamu inysaAllah akan membingbing kamu menjadi lebih baik," lanjutnya.

"Ayah, udah janji sama sahabat ayah, mau jodohin kamu sama anaknya. Lagian mereka keluarga baik baik, nak," ujar Syahidan.

"Tapi Azka...." ucap Azka tehenti.

"Bunda tau kamu mau memilih imam kamu sendiri. Kamu udah memilih laki laki yang kamu sukai selama ini tanpa sepengetahuan kita. Bunda takut karena ke sukaan kamu sama dia malah jadi dosa," perjelasan Zanna.

"Tapi, bun. Azka belum siap untuk menikah muda. Azka masih ingin mencapai semua impian Azka," lirih Azka.

"Lagian bunda taukan kalo Azka suka sama seseorang, bahakn dia akan datang untuk melamar Azka," lirihnya.

"Tapi nak, ayah udah janji sama sahabat ayah. Lagian apa yang kamu rasakan sama dia bukan cinta, tapi itu hanya keinginan sementara" ucap Syahidan.

"Nak, apa yang kita lakukan itu semua demi kebaikan kamu kedepannya. Mana ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya. Kalo masalah sekolah, atau impian kamu. Kamu bisa capai semunya, gak ada yang bisa ngelarang kamu untuk melakuakan yang kamu mau." perjelas Syahidan.

Azka bingung harus menjawab apa. Selama ini apa yang Azka inginkan selalu terpenuhi oleh kedua orang tuanya. Sekarang orangtuanya hanya ingin menikahkan dirinya dengan pria pilihan mereka. Tapi di sisi lain, Azka juga mencintai Arvian. Laki laki yang ia sukai selama ini.

Azka hanya terdiam dan menahan tangisnya.

"Kamu maukan?" tanya Zanna, "Ayah sama bunda gak pernah minta apa apa sama kamu. Kita hanya ingin kamu bahagia nak." lanjutnya.

Mendengar perkataan itu, Azka tidak bisa menolak permintaan orang tuanya.

Azka menganggukan kepalanya dengan air mara yang membasahi pipinya.

«««

Azka duduk di balok kamarnya sambil menatap bintang yang bertebaran.

Tiba tiba Alvaro mengagetkan Azka.

"Woy!"

Azka tidak merasa kaget, dan malah terus menatap bintang.

"Azka, lo kesambet? Oy!" ucap Alvaro sambil melambaikan tanganya di depan mata Azka.

Azka meraskan kehadiran Alvaro, dan langsung memeluknya erat sambil menangis.

"Lo kenapa nangis?" tanya Alvaro, khawatir yang melihat adiknya nangis di pelukannya.

"Bang, biarkan Azka nangis di pelukan abang untuk kali ini aja," lirih Azka, dan Alvaro mengelus kepala Azka dengan penuh kasih sayang.

"Kalo kamu udah baikan, cerita sama abang." ujarnya.

Azka masih menangis di pelukan abnganya.

Azka mengangkat muka dan menatap abangnya.

"Gimana pendapat abang, kalo Azka nikah?" tanya Azka tiba tiba.

Mendengar perkataan adeknya, Alvaro tertawa, "Hahahahaaaaa....." tawa Alvaro.

Azka kesal melihat abangnya tertawa dan mencubit perutnya.

"Aw sakit..." rengekan Alvaro.

"Abang malah ketawa. Orang Azka nanya bener juga," kesel Azka, "Au ah bicara sama abang mah gitu. Lebih baik aku tanya sama bang Dev aja," lanjutnya, lalu berdiri untuk pergi menemui Devan.

"Gak baik marah sama abang," ucap Alvaro, "Sinih duduk di samping abang!" ujar Alvaro, "Cerita sama abang! " lanjutnya.

"Ayah sama bunda mau jodohin aku," ucap Azka.

"Jangan bercanda! Orang abang udah serius juga," kesel Alvaro. Alvaro mengira Azka bercanda.

"Azka gak bercanda bang. Bunda sama ayah mau jodohin Azka," lirih Azka.

"Siapa laki laki yang mau nikahin lo?" tanya Alvaro.

"Azka juga gak tau."

"Abang mau bicara sama ayah dan bunda," ujar Alvaro, lalu pergi menemui orangtua nya.

Alvaro melihat kedua orang tunya sedang duduk di ruang keluarga.

"Maksud ayah sama bunda apa mau jodohin Azka?" tanya Alvaro.

Kedua orangtua nya menatap Azka bersamaan, dan Azka hanya menundukan kepalanya.

"Ini udah keputusan ayah sama bunda, untuk jodohin Azka," ujar Syahidan.

"Setidak nya sebelum ayah jodohin Azka, tanya dulu apa Azka mau atu tidak? Ini malah main jodohin aja," kesel Alvaro.

"Abang!" panggil Azka, sambil memberi kode matanya supaya tidak di lanjutkan lagi.

Dan Alvaro pun diam, "Siapa laki laki itu?" tanya Alvaro tiba tiba.

"Kamu tau siapa dia." jawab Syahidan datar, dan langsung pergi.

"Arghhh!" kesal Alvaro, sambil menonjok tembok yang ada di sampingnya.

"Maafin bunda. Kamu harus nurut apa kata ayah," ucap Zanna sambil pergi.

Dan Azka pun hanya bisa menahan tangisnya.

"Seharusnya lo tuh nolak kalo mau di jodohin!" bentak Alvaro.

"Azka gak mau jadi anak durhaka bang!" lirih Azka.

"Terus masa depan lo bagai mana? Lokan harus sekolah, capai semua impian lo! " bentak Alvaro.

"Azka, akan tetap sekolah dan wujudin semua impian Azka." ucap Azka, so tegar.

Dan Alvaro pun hanya mendengus kesal. Adiknya memang keras kepala, dan selalu nurutin semua keinginan orangtuanya.

«««


Jangan lupa vote and comment 😀

Vote gratis tinggal kilk bintang di bawah guys 😆

Typo sory 😐

Between Me You and Him.(TAMAT) (Completed) SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang