###
Azka sudah merasa baikan, setelah tertidur cukup lama.
Saat Azka ingin keruang tamu, ia melihat pria yang selalu menyakiti perasaan nya, sedang berbicara dengan Zanna, sang bunda.
"Ada keperluan apa kesini nak?" tanya Zanna, sopan. Walopun pria di hadapannya ini yang menyakiti anak perempuannya.
"Saya mau bicara sama tante," serunya.
"Bicaralah, tante harap kamu menyesali semuanya," ucap Zanna.
"Kenzo datang kesini untuk membicarakan hubungan Kenzo dengan Azka. Kenzo akan melepaskan putri tante," dengan mudahnya Kenzo mengatakan itu semua. Zanna yang mendengar itu langsung meneteskan air mata, dan langsung menghapus kasar air matanya.
Isakan di balik dingding yang tidak ada orang yang tau. Azka menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan menangis di dalam hatinya. Sakit? Sudah jelas sakit, istri mana yang mau di ceraikan begitu saja.
"Apa kamu sudah memikirkan nya? Apa kamu tidak akan menyesal menceraikan putri saya?" tanya Zanna, memastikan keputusan Kenzo.
"Sayah sudah memikirkan ini dari lama tan. Maaf selama ini Kenzo selalu menyakiti perasaan putri tante. Maaf tan," maaf Kenzo, sambil menatap mata Zanna.
Kenzo merasa bersalah banget melihat kesedihan di mata Zanna. Gimanapun juga semenjak mamahnya Kenzo meninggal, yang menggantikan mamahnya adalah Zanna.
"Saya mengerti ko. Makasih karena sudah membuat anak saya menderita selama ini. Maksih sudah membuat masa depan anak saya hancur, makasih karena telah membuat anak saya menjadi janda di usianya yang masih muda, makasih...." ucap Zanna, sambil menatap Kenzo penuh kebencian. Orang tua mana yang tdiak merasa murka melihat putri satu satunya di perlakukan seperti itu.
"Kalo tidak ada pembicaraan lagi, silahkan anda pergi dari rumah saya!" usir Zanna kepada Kenzo. Dan Kenzo pun pergi.
Setelah Kenzo hilang dari balik pintu, Zanna mengeluarkan air mata yang dari tadi ia tahan.
Dadanya merasa sesak, seketiak jantungnya berhenti.
Akan tetapi di sisi lain, Azka menangis sesegukan.
"Kenapa ini semua harus terjadi kepadaku ya Tuhan? Kenapa?!" teriaknya dalam hati.
Lebih baik menangis dalam hati, itu lebih baik menurut Azka.
Tubuh Azka melemah, saat melihat Zanna terbaring lemah di kursi.
"Bunda!!" teriak Azka.
"Bunda! Azka mohon bangun bunda! Azka mohon bangun! Jagan tinggalkan Azka bunda! Bunda bangun, bangun bunda! Hiks hiks hiks..." lirih Azka, sambil menangis dan memeluk tubuh Zanna yang mulai dingin.
"Bunda gak mau liat putri bunda sedih, kamu harus terus terseyum nak," lirih Zanna, dengan suara sangat pelan.
"Bunda, Azka mohon jangan seperti ini," Azka gak suka." minta Azka, sambil memegangi tangan Zanna sangat kencang.
"Bunda hanya ingin liat kamu terseyum nak, bunda udah lama gak liata semyum kamu. Apa boleh bunda liat kamu terseyum untuk terakhir kalinya?" minta Zanna, sambil terseyum kecil.
Azka menghapus air matanya dengan kasar, lalu memberika senyuman kepada Zanna, dan Zannapun tersenyum balik kepadanya.
"Putri bunda cantik kalo lagi senyum." puji Zanna.
Tidak lama setelah itu Zanna menutup matanya, dan seluruh tubuhnya dingin.
"Bunda! Bangun bunda! Bundaaaaa!!" teriak Azka, yang tersadar kalo Zanna sudah tidak bernafas lagi. Azka berusaha mengoyangkan tubuh Zanna, tapi tidak ada respon dari Zanna.
"Bunda jangan tinggalin Azka! Azka mohon bunda, bangun bunda hiks hiks hiks.... " tangisan Azka semakin kencang, Azka terus memeluk tubuh Zanna.
***
Setelah mendengar kalo Zanna tidak bisa di selamatkan lagi, Azka pingsan tidak sadarkan diri.
Zanna terkena serangan jantung, dan tidak bisa di selamatkan.
Di kediama rumah Zanna, terdengar lantunan ayat suci Al qur'an yang di bacakan oleh semua orang, dan tidak lupa juga di iringi isakan oleh keluarga Zanna.
Bahkan terdengar isakan Alavro. Walopun ia laki laki, ia menangis di kamarnya saat ini.
"Maafin Alvaro, bun. Alvaro gak bisa jangain bunda! Maaf..." lirih Alvaro, sambil menenggelamkan mukanya di sela sela kakinya.
Setelah cukup lama Azka pingsan akhirnya sadar. Azka langsung mengingat kejadian tadi.
"Bunda!" lirih Azka.
Azka turun ke lantai bawah untuk menemui Zanna yang sudah terbalut dengan kain putih. Seketika tubuh Azka melemah, dan akhirnya Azka menghamburkan tububnya untuk memeluk tubuh Zanna.
"Bunda! Bunda.... " panggil Azka, dengan mulut yang gemetar.
"Kamu harus sabar Azka," suara barito yang tak asing di telingan Azka, yang membuat Azka membalikan tubunya.
Sontak Azka memeluk pria yang berdiri di hadapannya, "Bunda! Hiks hiks hiks Bunda ninggalin aku bang, bunda pergi!" tangis Azka di pelukan Kenzo, dan dengan senang hati Kenzo membiarkan Azka menangis di pelukannya, dan sesekali mengelus kelapa Azka.
***
Setelah pemakan Zanna selesai, semua keluarga kumpul. Termasuk semua anak Zanna, Devan, Alvaro dan Azka.
Azka masih merasa sedih, dari tadi masih terdengar isakan Azka. Semenjak dari pemakaman tadi Azka terus memeluk tubuh Kenzo, tidak perduli dengan tatapan keluarga nya. Bahkan semenjak kedatangan Kenzo kerumah, Alvaro tidak menyukainya, bahkan kenzo sudah mengusirnya, akan tetapi Azka melarang Kenzo untuk pergi. Karena, yang Azka butuhkan saat ini adalah pelukan Kenzo yang selalu membuatnya merasa nyaman.
Sudah cukup lama kelurga mereka berbincang, tidak di sadari Azka tertidur di pelukan Kenzo.
"Sinih! Biar gue yang antar Azka ke kamar!" ujar Alvaro.
"Biar gue yang bawa Azka," seru Kenzo.
"Gue abangnya!" tegas Alvaro.
"Gue suaminya!" tidak mau kalah Kenzo kekeh dengan pendirian nya.
"Alvaro, biarkan Kenzo yang bawa Akza kekamar." ujar Devan. Dan akhirnya Alavro mengalah, dan Kenzo langsung mengendong tubuh mungil Akza kepelukannya.
Dan akhirnya Azka tertidur dengan posisi memeluk Kenzo.
###
Thanks buat kalian yang selalu baca cerita gak jelas ku ini 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and Him.(TAMAT) (Completed) SUDAH TERBIT
Teen FictionAlhamdullilah, akhirnya cerita yang saya buat sudah terbit gais. Yang mau beli tinggal beli di tokopedia, shopee, atau langsung ke akun Penerbitnya Guepedia ya gais. Thanks buat kalian😊