Part 34

27 6 1
                                    

###

Akhirnya UN berakhir, mereka yang kelas 12 sudah bebas, akan tetapi harus menunggu kelulusan kurang lebih satu bulan.

"Kita kan udah bebas nih, bagaimana kalo kita liburan ke pantai?" saran Zelien.

"Aku gak ikut." jawab Azka, lalu pergi begitu saja. Akan tetapi Qailla menarik tangannya kasar.

"Lo gak bisa gitu dong Ka. Gue tau lo lagi banyak masalah,  tapi.... " ucapnya terhenti.

"Tapi apa?" tanya Azka.

"Sudah lah." ucap Qailla.

"Sudah dong, dari kemarin kalian berantem," kesel Javanka.

"Aku gak bisa ikut kalian liburan untuk waktu sekarang. Aku tau kalian pasti mengerti dengan kondisiku saat ini." ucap Azka, sambil menatap temanya satu persatu.

"Gue ngerti ko. Lo santai aja." ucap Javanka, sambil memegangi bahu Azka.

"Maaf..." ucap Azka.

###

Azka pulang ke rumah, saat Azka membuka pintu tiba tiba seorang perempuan tepat berdiri di depan Azka.

"Kamu." kaget Azka, yang melihat Kila di rumahnya.

"Ikut gue!" ucap Kila, menarik paksa tangan Azka, seperti hewan pelihara.

"Apa sih kak?" tanya Azka, yang mulai kesal dengan perlakuan Kaila.

Plak!

Tamparan tepat di pipi kiri Azka, "Aww... " ringisan Azka, yang kesakitan.

"Itu belum seberapa,"

Plak!

Kila menampar pipi kanan Azka, "Itu balasan karena lo udah berani beraninya deketin orang yang gue cinta!" bentak Kila.

"Tampar ini belum seberapa, dengan rasa sakit aku Ka, aku lebih sakit jika suamiku dekat dengan kamu bukannya denganku, yang berstatus sebagai istrinya." ucap Azka, dalam hati.

"Lo taukan kalo gue dan Kenzo saling mencintai, tapi lo? Apa arti lo bagi Kenzo?!  Lo hanya parasit yang numpang di kehidupan Kenzo! Bahkan selama kalian menikah 1 tahun ini, apakah Kenzo pernah menganggap lo sebagai istrinya? Apa pernah Kenzo bersikap baik sama lo? Apa pernah Kenzo bilang kalo dia bahagia nikah dengan lo? Pasti jawabannya gak kan!" kata Kila, sambil meninggikan suaranya, "Lebih baik lo pergi dari kehidupan Kenzo, dari pada lo terus menerus tersakiti." lanjutnya.

"Bang Kenzo memang tidak pernah bahagia dengan pernikahan ini, dan bang Kenzo juga tidak menggapku sebagai isrtinya. Tapi, aku gak akan pernah melepaskannya begitu saja." balas Azka, sambik menatap mata Kila tajam.

Plak! Plak!

Kali ini tamparan Kila sangat keras, sampai sudut Bibir Azka mengeluarkan banyak darah.

Azka menatap muka Kila penuh dengan prihatin dengan sikapnya.

"Apa lo mencintai Kenzo?" pertanyaan yang membuat tubuh Azka mematung.

"Sudah gue duga lo emang suka sama Kenzo. Asal lo tau, sampai kapanpun Kenzo tidak akan menyukai lo, dia milik gue selamanya!!" ucap Kila, sambil meninggikan suaranya.

"Perasaan seseorang akan berubah ka, aku akan buat bang Kenzo mencintai ku, dan selaamanya menjadi mikiku." ucap Azka, penuh percaya diri.

"Coba aja kalo lo bisa!" ucap Kila, lalu pergi begitu saja

Setelah Kila pergi  tak terlihat lagi, Azka menjatuhkan tubuhnya ke lantai, dan menangis.

"Apakah aku bisa membuat suamiku mencinta ku? Apa aku bisa membuat suamiku selalu berada di dekatku? Apa aku bisa?!" lirih Azka, yang bertanya kepada Rabbnya.

"Apa aku tidak pantas untuk di cintai oleh suamiku sendiri? Tapi kenapa Kau membiarkan pernikahan ini terjadi? Jika akhirnya harus berpisah!" tanyanya lagi kepada Robbnya.

Azka berdiri, lalu pergi keluar sambil menghapus kasar air matanya. Azka menaiki taksi yang kebetulan lewat dekat rumahnya. Mobil terparkir rapih di depan kantor Kenzo.

Azka berjalan tanpa melihat ke kiri atupun kekanan. Yang ia pikir kan hanya Kenzo.

Azka masuk setelah mengucapkan salam kepada Kenzo.

Kenzo menatap kondisi Azka yang kusut, dengan pipi yang memerah. Azka tersenyum kepada Kenzo walopun hatinya terasa sakit.

"Lo... " ucap Kenzo, terpotong.

"Apa boleh Azka menanyakan sesuatu sama bang Kenzo?" tanya Azka, dengan memasang muka yang prihatin, dan Kenzo hanya mengagukan kepalanya.

"Apa abang mencitai Azka?" tanya Azka, dengan nada yang gemetar. Azka berharap Kenzo mengatakan 'Iya'.

"Ngak!" jawaban yang singkat tapi menyakitkan.

Azka tersenyum. Azka tau pasti kalo Kenzo akan menjawab 'Ngak' bodohnya Azka malah menanyakan pertanyaan yang akan menyakiti hatinya.

"Boleh Azka meminta sesuatu sama bang Kenzo?" lagi dan lagi Kenzo hanya mengaggukan kepalanya.

"Azka, hanya meminta janji abang." ucap Azka.

Kenzo menatap Azka dengan penuh tanda tanya, "Jani abang 3 tahun yang lalu,"

"Apa abang ingat janji abang waktu Azka smp?"

"Pasti abang tidak akan mengingatnya, karena setelah itu abang malah membenci Azka." ucap Azka, sambil menundukan kepalanya.

Kenzo terdiam, dan mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

###

Maaf kalo ceritanya gak seru ya, tapi seru seruin aja deh. Wkwkwkw...

Kalo gak nyambung, nyambung nyambungin aja. Wkwkwkw...

Vote, comment, follow and share 😚

Between Me You and Him.(TAMAT) (Completed) SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang