part 38

26 4 0
                                    


###

Cup

"Apa yang abang lakukan?" tanya Azka, kaget.

Bukannya menjauh, Kenzo malah memeluk tubuh mungil Azka sangat erat, sehingga Azka kesulitan bernafas.

"Maaf. Maaf'in abang Azka," lirihnya.

"Mohon lepasin!" lirinya, akan tetapi di hiraukan Kenzo.

"Lepasin Azka abang!" ucap Azka, yang mulai meninggikan suaranya.

Gimanapun juga Azka masih merasa asing saat Kenzo memeluknya. Memang Kenzo adalah suaminya, akan tetpai situasi saat ini berbeda.

"maaf," hanya kata maaf yang keluar dari mulut Kenzo, dengan air mata yang terus turun.

Kenzo melepaskan pelukannya, dan menggandeng tangan Azka untuk masuk kedalam.

"Apa yang abang lakukan?" tanya Azka, yang saat ini sedang berada di kamar Kenzo.

Azka ingin pergi keluar akan tetapi Kenzo menahannya.

"Azka mohon, biarkan Azka pergi." mohon Azka, yang terus menangis.

"Untuk saat ini, aku mohon jangan pergi," minta Kenzo.

Tunggu! Kenzo mengatakan aku. Apa ini pertanda Kenzo sudah mencintai Akza?

Sekali lagi Kenzo menarik tangan Azka, supaya mendekap kepelukannya.

"Biarkan aku begini. Sebentar saja," mintanya.

Azka tidak bisa berkata kata apapun.

Jantungnya berdetak sangat kencang, ketika kenzo memeluknya sangat erat. Sesekali Kenzo mencium kepala Azka.

Ini yang Azka tunggu selama ini. Pelukan, dan ciuman yang membuat dirinya sangat nyaman.

"Mulai sekarang tidurlah bersamaku." ujar Kenzo.

"Abang sedang mabuk. Janldi abang... " ucap Azka terhenti, karena bibir milik Kenzo mendarat di bibir Azka.

Kali ini Kenzo mencium Azka cukup lama, Azka tidak memberika respon apapun, ia hanya diam.


###

Azka terbangun ketika perutnya merasakan sesuatu yang berat.

Azka masih tidak percaya atas kejadian semalam. Apakah Kenzo bersikap seperti itu akibat pengaruh minuman, atau memang Kenzo mulai menerimanya.

Azka menatap jam yang ada di sampingnya, ternyata masih jam 3 pagi. Dengan cepat Azka pindah ke kamarnya, dan tidak lupa Azka sholat tahajud.

Entah kenapa pagi ini Azka merasa semangat. Azka memasak masakan kesukaan Kenzo. Sesekali Azka terseyum mengingat kejadian semalam.

Tubuhnya kaku, saat tangan besar yang melingkari perutnya saar ini.

Sontak Azka membalikan tubunya, dan melihat pelaku yang memeluknya.

"A... apa yang abang lakukan?" tanya Azka, gugup.

"Aku hanya memeluk istriku. Apakah aku salah?" tanya Kenzo.

Dan alhasil muka Azka berubah menjadi merah.

"Apa abang masih mabuk?" tanya Azka. Dengan cepat Kenzo menggelengkan kepalanya.

Kenzo ingin mendekati Azka, akan tetapi Azka menghindar.

"Kenapa abang berubah?" tanya Azka.

"Maaf. Karena selama ini abang bersikap gak baik sama kamu," ucap Kenzo.

"Itu semua karena abang terlalu mencintai Lisa." lanjutnya.

"Sebelum abang meminta maaf, Azka sudah memmaafkan abang terlebih dahulu," ucap Azka.

"Apa boleh abang meminta sesuatu?" tanya Kenzo, sambil menatap Azka, berharap Azka mengiyakan apa yang akan di mintanya.

"Apa?" tanya Azka.

"Mulai saat ini kamu tidur  bersama abang, seperti suami dan istri pada umumnya. Apa kamu mau?" tanya Kenzo.

Cukup lama Azka berpikir dan, "Tapi bagai mana dengan Killa? Bukannya abang akan menikahinya?" tanya Azka.

Kenzo terdiam sejenak dan akhirnya, "Abang akan tetap nikahi Kila. Gimanapun juga, abang harus tanggung jawab atas semua apa yang abang lakukan sama Kila."

Baru beberapa jam Azka merasa bahagia, dan akhirnya Akza merasakan sakit untuk kesekian kalinya.

"Tapi Azka belum siap di madu," lirih Azka, sambil mengigit bibir bawahnya supaya tidak menangis.

"Aku akan menikahi Kila, setelah kamu mengijinkannya," ucap Kenzo.

"Maaf, Azka harus pergi keluar," ucapnya.

Azka bingung harus melakukan apa. Yang ia pikirkan saat ini adalah menghindari Kenzo untuk beberapa saat.

Disinilah Azka berada, di rumah sahabatnya Zeline dan tentu ada Qilla dan Javanka.

Javanka, Qailla dan Zeline sedang asik berbincang untuk membicarakan kelanjutan sekolahnya.

"Eh Qill, lo lanjut sekolah di mana?" tanya Javanka.

"Gue gak jauh jauh deh. Gue di jakarta aja. Toh masih banyak sekolahan yang bagus di sini." ucap Qailla, sambil mengangkat bahunya.

Dan mereka berdua mengagguk, "lo lanjut kemana? " tanya Qailla, kepada Javanka.

"Jerman. Soalanya nyokap, sama bokap gue nyuruh kuliah disanah." Ucap Javanak, sambil memajukan bibirnya.

"Ya, gakpapalah Jav, bagus tau kuliah di sanah. Gue juga mau kuliah di sanah, tapi bokap gue gk setuju. Katanya terlalu jauh," ujar Zeline.

"Terus lo kuliah di mana?" tanya Qilla, kepada Zeline.

"Bokap, sama nyokap nyuruhnya sih di jogja." ucap Zelien, sambil mengakat bahunya.

"Ohh.. " oh Qailla, dan Javanka bersamaan.

"Eh, bentar bentar! Azka kemana? Ko gak ada?" tanya Zelien, yang baru sadar kalo Azka tidak ada di kamarnya.

"Lah ko gak ada. Bukannya tadi ada ya lagi baca novel punya lo." seru Javanka.

"Coba cari ke kolam ikan." ujar Qailla.

Dan ternyata benar, Azka sedang melamum sambil memberi makan ikan peliharaan keluarga Zelien. Memang kebiasaan Azka kalo kerumah Zeline, ia selau suka di kolam ikan sambil memberi makan ikan.

"Kayanya Azka lagi ada masalah deh," ucap Zelien.

"Kasian Azka. Kedua orang tunya meninggal, dan pernikahannya di ambang kehancuran. Sedih gue liat dia, yang akhir akhir ini terus murung," ucap Javanka.

"Gue kangen liat muka Azka yang terseyum, yang bawel, yang selalu mengingatkan kita, tapi sekarang?" ujar Zelien.

"Gue merasa bersalah banget sama Azka. Dia harus menderita karena abang gue." ucap Qailla, yang tidak di sadari air mata turun membasahi pipi Qailla.

"Kita gak boleh sedih. Sebagai teman yang baik, kita harus memberi semangat sama Azka." ucap Zelien, yang tadi ikut menangis, dan setelah itu Zelien menghapus air matanya dengan kasar.

Mereka semua mendekati Azka, dan bertanya sesuatu, "Lo kenapa? Apa ada masalah sama abang gue?" tanya Qailla.

Azka menatap ketiga sahabatnya itu berganti, dan akhirnya Azka mengatakan sesuatu yang membuat mereka semua membulatkan matanya sempurna.


###

Semoga menuju ending cerita ini, semakin banyak yang mampir di cerita ku. Wkwkkwk.

Semoga kalian selau betah dengan cerita gk jelasku ini.

😘





Between Me You and Him.(TAMAT) (Completed) SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang