Part 35

32 4 0
                                    

###

flashback

Azka dudu di taman sambil menangis sesegukan, Kenzo yang melihat itu menghampirinya.

"Jelek kalo nangis," ucap Kenzo,
Azka yang mendengar suara yang tak asing lagi baginya menepis kasar air matanya.

"Azka gak nangis ko," ucapnya.

"Dasar bocah." ledek Kenzo.

"Azka udah gede. Stop ya manggil Azka bocah lag," ucap Azka, sambil mengerut kan bibirnya.

"Iya iya iya," jawabnya, "Kenapa nangis?" lanjutnya.

"Apa abang tau orang yang Azka sukai?" dan Kenzo mengangguk.

"Apa yang di katakan abang benar. Seharusnya Azka tidak menyukai orang terlalu berlebihan. Maafin Azka bang. Karena Azka gak nurut dengan perkataan abang," ucap Azka sambil menundukan kepalanya.

"Emang kenapa dengan orang yang kamu cintai?" tanya Kenzo, sambil menatap Azka.

"Dia lebih memilih perempuan lain di bandingkan dengan Azka," ucap Azka, dengan masih posisi menunduk.

"Ohhh." ucap Kenzo, hanya membulat kan mulut nya.

"Abang gak akan ninggalin Azka sampai kapanpunkan?" tanya Azka tiba tiba.

Kenzo mengerutkan dahinya, "Hah?" bingung Kenzo.

"Abang harus janji sama Azka, gak bakal ninggalin Azka sampai kapanpun, dan abang harus selalu di dekat Azka," ucap Azka.

"Beri alesan kenapa abang harus selau ada di dekat Azka?" tanya Kenzo.

"Karena Azka sayang sama abang," ucap Azka.

Kenzo yang mendengar itu tersenyum kekeh dengan tingkah laku kekanak kanakan Azka.

"Apa abang gak sayang Azka?" tanya Azka, sambil memicingkan matanya.

"Abang sayang sama Azka," ucapnya. "Tapi, sebagai adik abang." lanjut nya.

"Kamu dan Qailla adalah adik abang," ucapnya.

Flashbackoff

"Apa abang.... " pertanyaan Azka terpotong karena Qailla datang ke dalam ruangan tanpa salam.

"Qailla!" panggil mereka berdua bersamaan.

Qailla menatap abangnya lalu menatap Azka, "Kalian.... " pertanyaan Qailla terpotong oleh Kenzo.

"Ada apa datang kesini?" tanya Kenzo, jutek.

"Qailla mau.... Bibir lo ko berdarah?" tanya Qailla yang beralih menatap kepada sudut bibir Azka yang berdarah.

Kenzo yang dari tadi berdua di ruangan bersama Azka, tidak menyadari luka yang ada di bibir Azka.

"Gak apa apa." jawab Azka, sambil tersenyum kecut.

"Gimana gak apa apa! Itu berdarah Azka, lo berdarah!" omel Qailla.

"Kenapa dengan pipi lo?" tanya Kenzo, dingin.

"Abang gak usah memperdulikan Azka." seru Azka, sambil tersenyum miris.

"Apa Kaila yang melakukannya?" pertanyaan keluar dari mulut Kenzo, yang membuat Azka mengigit bibirnya.

"Jawab! Apa Kila yang melakukannya?" tanyanya sekali lagi, sambil meninggikan suaranya.

Kenzo pergi begitu saja tanpa ada jawaba dari Azka.

"Abang mau kemana?" teriak Qailla, dan hanya di hiraukan Kenzo.

Qailla mendegus kesal dengan tingkah abangnya itu.

"Apa benar Kila yang melakukannya?" tanya Qailla, memastikan, dan Azka mengangguk.

"Dasar cabe!" dumel Qailla, "Sini biar gue obatin luka lo," lanjutnya, dan Qailla mengambil kan kotak P3k yang ada di laci.

###

Sebenarnya Kenzo pergi untuk menemui Kila yang ada di rumahnya, tanpa basa basi Kenzo masuk kedalam rumah dan melihat Kila sedang duduk di kursi, langsung menarik tangannya supaya berdiri.

"Apa alasan kamu menampar Azak?" tanya Kenzo, to the poin.

"Hah?"

"Jawab aku jujur Kila, aku gak suka perempuan yang aku cinta menyakiti orang lain," ucap Kenzo, sambil mencekram bahu Kila.

"Aku melakukan apa yang menurut aku benar." ucap Kila, tanpa bersalah.

"Tapi itu salah. Kamu menyakiti orang lain!" ucapnya. Walopun Kenzo orang yang sangat keras kepala, bad boy, dan brutal. Akan tetapi Kenzo memilik sikap yang baik, walopun itu hanya sedikit.

"Jangan bilang kamu udah jatuh cinta sama perempuan itu?" ucap Kila, sambil memberikan tatapan introgasi.

"Aku gak pernah menyukai dia walau sedikit pun. Aku hanya akan mencintai kamu Kil," ucapnya, penuh dengan tatapan kasih sayang kepada Kila.

***

Azka pergi kerumah orang tuanya, ingin sekali Azka menangis di pelukan sang bunda.

Azka berlalri setelah orang yang ia cari ada di ruang tamu.

"Bunda!" lirih Azka, dan langsung memeluk Zanna erat.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Zanna, panik.

"Azka, nyerah bunda. Azka gak kuat, Azka cape bunda! Azka cape! Hiks hiks hik... " lirih Azka, dengan posisi masih memeluk Zanna.

"Cerita sama bunda sayang?" ujar Zanna.

"Kenapa hanya Azka yang selalu berjuang dalam rumah tangga ini bunda? Kenapa hanya seolah olah Azka yang harus menderita di pernikan ini?" tanya Azka, sambil melepaskan pelukannya dan menatap sendu Zanna.

Zanna sudah bingung harus jawab apa. Zanna merasa gagal menjadi seorang ibu buat Azka. Putrinya menderita ia tidak bisa melakukan apa apa.

"Maafin bunda sayang. Sekarang bunda akan menyerahkan semuanya sama kamu, bunda akan mengikuti semua keputusan kamu," ucap Zanna, sambil mengelus kepala Azka.

"Sekarang apa keputusan kamu? Tapi bunda berharap kamu mengambil keputusan yang tepat . Bunda gak mau sampe putri bunda harus menjadi janda di usia kamu yang masih muda,  bunda gak mau sayang... " lirih Zanna, dan akhirnya air mata yang Zanna pertahankan turun membasahi pipinya yang mulai berkerut.

"Maaf'in Azka bunda, Azka selalu ngerepotin bunda. Maaf bunda, maaf!" hanya terdengar isakan di antara mereka berdua.

***

Makasih yang udah sempat'in baca cerita ku ini. 😊

Makasih yang udah memberikan dukungan buatku.😊

Jangan bosen bosen baca cerita ku ini ya 😅

Between Me You and Him.(TAMAT) (Completed) SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang