Ours Never Ends

3.5K 258 20
                                    

Singto ✖ Krist

*
*
*
~~~P.E.R.A.Y.A~~~
fanfiction
GO READING

####################################

Krist seperti biasa melakukan aktifitasnya bekerja pada shift malam. Satu jam sebelumnya, ia menerima pesan singkat dari Singto agar menemui kekasihnya itu sehabis bekerja di taman dekat ia bekerja sekarang.

" Masih setengah jam lagi.." kata Krist dengan tersenyum.

Catatan.
*Krist selalu mencuci wajahnya sebelum pulang kerja

.
.
.

Singto diam2 mengamati bangunan tempat Krist berkerja. Wajahnya tampak berseri2. Di sampingnya terdapat sebuket mawar merah dan sekotak penuh coklat berbentuk bulat dengan secarik kertas di dalamnya.

Singto lebih memilih menunggu Krist bermenit2 daripada melewatkan langkah kaki Krist mendekati dirinya.

Topi yang Singto pakai saat ini adalah pemberian dari Krist saat ia berulang tahun. Sejak saat itu ia suka sekali memakainya kemanapun, bahkan ke kampus. Jujur, tidak hanya suka karena topi itu pemberian dari Krist tapi ia juga suka desain simple dari topi berwarna hitam itu. Style Singto memang tak jauh dari warna hitam/putih.

Menunggu selama 20 menit, akhirnya Singto menangkap sosok kekasihnya dari sebrang jalan. Senyuman Singto mengembang saking senangnya. Tak sampai 2 menit, wajah Krist yang bersinar terlihat jelas di mata Singto.

Langkah kaki itu semakin dekat. Senyuman di bibir mereka seakan menghiasi suasana malam penuh bintang yang gemerlap di langit hitam.

Krist sekarang sudah berada tepat di depan Singto terduduk. Tangan kekasihnya itu pun perlahan menggapai kedua tangan Krist dengan lembut. Tawa kecil lalu keluar dari mulut mereka. Taman ini adalah taman kota, yang otomatis banyak orang berlalu lalang. Namun pasangan Krist Singto tidak memikirkannya karena hari mulai larut dan situasi mereka tidak terlalu mencolok.

Tangan Singto yang lembut namun kokoh,menggenggam tangan kekasihnya penuh cinta. Mata mereka saling memandang satu sama lain. Singto lalu menarik lembut kekasihnya agar duduk di sampingnya. Lalu Singto mengambil sebuket bunga mawar yang ia bawa kepada Krist. Wajah Krist berseri2, semu merah dipipinya terlihat jelas menghiasi bibirnya yang tersenyum.

Disudut lain, terdapat orang2 yang melihat adegan itu merasa risih terhadapnya.

" Lihat itu. Mereka benar2 tidak tau malu.. Bagaimana bisa mereka menjalin hubungan sesama jenis. Apa mereka sudah kehilangan akal?" Seorang wanita berbisik2 dengan temannya.

Hujatan itu... Mereka dengan jelas mendengarnya. Bahkan Krist tak kuasa menahan emosinya. Matanya mulai berkaca2 dan menunduk sedih. Tangannya memegang erat bunga yang ia terima dari kekasihnya. Singto menatap Krist dengan intens, jika hari ini bukan hari spesial mereka. Sudah di pastikan, wanita2 itu akan menerima akibatnya karena membuat kekasihnya bersedih. Perlahan tangan itu memegang sebelah pipi kiri Krist, mengelusnya lembut, menyalurkan kehangatan.

" Tidak apa.."

Krist mengangkat wajahnya dan tersenyum pada kekasihnya, ia memegang tangan Singto di pipinya sambil mengangguk.

'Aduh!! Belanjaanku jatuh semuaaa!!'

Sebuah teriakan terdengar tak jauh dari Singto Krist berada, ternyata wanita tadi.

" Itu bukan karenamu, kan P?" Tanya Krist menyelidik.

" Nggak ko.." Tangannya yang sembunyi2 di belakang punggungnya dengan cepat beralih seperti menunjukkan hal biasa.

IN COMMANDWhere stories live. Discover now