Accepting?

2.2K 280 63
                                    

Singto ✖ Krist

*
*
*
~~~P.E.R.A.Y.A~~~
fanfiction
GO READING

####################################

Mereka berjalan beriringan dengan bernaung dalam satu payung yang sama meski mereka sudah terlanjur kehujanan. Krist menawarkan Singto untuk menginap di rumahnya. Karena baju Singto basah kuyup begitu juga dengannya. Ia tak mau jika mereka jatuh sakit. Bisa kalian tebak apa Singto menerima ajakan Krist atau tidak. Sudah pasti dia mengatakan 'Ya' bahkan sebelum Krist menyelesaikan kalimatnya.

Dengan keadaan basah Singto dan Krist menaiki mobil. Krist senantiasa memandang Singto dari samping. Ia masih merasa bersalah pada seniornya/eh kekasihnya itu.

" Liatin mulu.. minta di cium lagi ya?" Singto terkekeh pelan saat ia mengetahui Krist sedang menatapnya. Krist berdecak sebal.

" Geer."

Singto menoleh ke arah Krist lalu ia mengarahkan pandangannya ke tangan Krist.

" Tangan kananmu kenapa?"

Krist mengangkat kedua alisnya dan mengangkat tangan kanannya, membolak balikkan telapak tangannya sendiri.

" Baik2 saja.."

" Oh ya?" Singto lalu menautkan tangan kirinya dengan tangan kanan Krist. Lalu menatap ke arah jalanan lagi. Krist sempat ingin bertanya ada apa dengan tangannya dan ternyata Singto hanya modus. Meski pipi Krist sedikit merona dibuatnya.

Bibir Krist tersenyum miring memandang Singto lagi.

" Kau sangat mencintaiku ya?" Goda Krist.

" I do. Ya.." Jawab Singto dengan singkat.

Mendengar itu membuat Krist tersenyum hangat.

.
.

- Rumah Krist -

Singto keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, tentunya itu milik Krist. Sedangkan Krist sudah menunggunya di meja makan bersama Ibunya. Karena Krist hanya mengganti pakaiannya saja. Dia akan mandi nanti.

" Sini, nak Sing. Mae sudah memasakan makanan paling enak buatan Mae.."

Singto mengangguk kegirangan. Ia memang sangat lapar. Singto lalu mendudukan dirinya di kursi berhadapan dengan Krist.

" Terima kasih.. tante.."

" Tidak usah sungkan. Panggil saja Mae.."

" E.. iya. Mae."

Krist terkikik kecil saat melihat Singto terlihat gugup.

.
.

Makan malam di rumah Krist bagaikan makan malam paling berkesan sepanjang hidup Singto. Ia sebenarnya takut.. tapi hal itu begitu saja terbantahkan karena..

Ibu Krist menatap Krist dengan wajah berseri2.

" Kamu mau kenalkan pada Mae? Atau Mae saja yang tanya langsung?" Kata Mae sambil menggoda.

Krist tersenyum malu, namun kemudian ia mengambil tangan Singto sambil menggenggamnya. Singto begitu kaget namun ia masih bisa mengontrol emosinya. Dia beralih menatap Krist yang tersenyum manis padanya lalu menatap Ibu Krist yang setia menunggu.

" Krist.. kau tidak perlu melakukannya jika kau belum siap." Batin Singto khawatir.

Singto mengeratkan genggamannya.

Krist selalu tersenyum, membuat Singto melakukan hal sama.

" Kenalkan.. P'Singto.. (menatap Singto) pacar Kit.."

IN COMMANDWhere stories live. Discover now