Rumor

2.3K 259 54
                                    

Singto ✖ Krist

*
*
*
~~~P.E.R.A.Y.A~~~
fanfiction
GO READING

####################################

Straight

Bisexual

Gay

Lesbian

Transgender

Pansexual

.
.
.

Siapa dirimu?

.
.

Krist menatap pantulan dirinya di cermin. Bayangan Singto selalu muncul di pikirannya. Sudah 1 minggu lebih Singto tidak menghubunginya sama sekali. Krist biasanya menerima panggilan ataupun pesan singkat dari Singto karena dia menjadi asisten pribadi Singto selama 1 bulan. Tapi semenjak pulang dari bioskop, sikap Singto berubah seperti dulu lagi saat mereka pertama kali bertemu. Pikiran Krist saat mengira Singto memiliki perasaan lebih padanya ternyata salah. 2 hari lagi Singto kembali ke kampus. Bagaimana Krist akan bersikap?

Dirinya masih setia menatap pantulan dirinya di cermin, sesekali ia mengecheck ponselnya namun nama kontak Singto tidak muncul lagi. Ia sesekali mencoba mengirimi Singto pesan singkat  tapi sepertinya tidak dibaca sama sekali.

Lalu ia mendengar pintu kamarnya terketuk dari luar. Dia tersenyum saat ibunya datang menghampirinya. Ibu Krist menghampiri Krist lalu duduk di sampingnya(ranjang). Ibunya lalu mengelus pundknya dengan lembut dan bertanya apa yang membuat anaknya nampak termenung.

Krist bersandar di pundak ibunya dengan pandangan lurus ke depan. Ia menggigit bibir bawahnya seakan memiliki sebuah rahasia.

" Mae.. apa kau malu memiliki anak seperti Kit?"

" Mae selalu bangga padamu Kit. Kenapa Kit bertanya seperti itu hm?"

Krist menatap ibunya dengan berkaca2. Ibu Krist tentu bertanya2 kenapa.

" Mae ingat? Ketika ada seorang laki2 ke rumah Mae dan meminta ijin pada Mae?"

" Singto?"

Krist mengangguk.

" Ada apa dengannya? Kalian masih berteman kan?"

" Kit nggak tau.."

" Lalu kenapa kamu sedih? Kit bisa cerita ke Mae.."

Krist tidak yakin mengatakannya pada Ibunya. Ia.. sedikit ragu. Namun dia tidak mau merahasiakan ini lagi.

" Mae.. kit punya teman.. dia seorang laki2 dan dia sekarang berpacaran dengan pelayan restoran.. dia juga laki2. Mereka terlihat bahagia..."

" Ya... Mereka.. saling mencintai bukan?"
Ibu Krist tersenyum.

" Bagaimana jika Kit sama seperti mereka.." ucap Krist kosong.

Suasana di kamar itu seakan senyap. Air mata Krist mengalir dengan sendirinya, tanpa suara. Ibu Krist tentu terkejut atas pengakuan anaknya. Namun ia berjanji pada mendiang Ayah Krist yang berpesan agar selalu membuat Krist bahagia. Ia menghembuskan nafas lalu menangkup wajah Krist dengan tersenyum lembut.

" Mae lebih bangga padamu Kit! "

Krist tidak kuasa menahan kegembiraannya , ia memeluk erat ibunya.

IN COMMANDWhere stories live. Discover now