70

5K 299 50
                                    

Bagian ketujuhpuluh dari cerita.
Sekali lagi,ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

Lisa menatap kearah handphonenya yang kini berada ditangannya. Setelahnya, dia pun mendesah keras. Diletakkannya handphone miliknya itu diatas nakas, dan setelahnya dibantingkannya tubuhnya keatas kasur.

Lisa berteriak frustasi sambil kemudian mengacak-acak rambutnya, tidak peduli mau berantakan atau tidak.

Kedua matanya kini menatap kearah langit-langit kamarnya. Wanita itupun menghela nafas lelah dan kemudian memejamkan kedua matanya.

Lisa berusaha untuk tidur. Dia memejamkan matanya agar setidaknya dia bisa tidur dengan nyenyak dan mendapatkan mimpi yang indah seperti biasanya. Tapi, bukannya mimpi yang tiba, malahan bayang-bayang wajah seorang Oh Sehun yang kini muncul dipikirannya.

Lisa tersentak dan segera membuka kedua matanya. Dia pun bangun dari posisi tidurnya dan berjalan menuju kearah lemarinya. Diambilnya jaket tebal miliknya beserta masker dan topi hitam.

Lisa menuruni tangga setelah dia memakai jaket, topi juga maskernya. Diruang tamu, dilihatnya Jisoo yang tengah bermain dengan Dalgom. Baru saja akan keluar lewat pintu depan tanpa pamit, rupanya usaha berjalan secara berjinjit-nya gagal karena Jisoo sudah menyadari kehadiran Lisa lebih dulu.

"Kau mau kemana malam-malam begini?" Jisoo tetap sibuk mengelus bulu-bulu milik anjing kesayangannya itu tanpa melihat kearah Lisa sedikitpun.

Lisa pun berhenti berjinjit, hingga kemudian dia mendengus dan menurunkan maskernya. "Aku mau keluar."

"Kemana?" Tanya Jisoo, seolah tidak puas dengan jawaban Lisa. "Tumben kau mau keluar malam-malam begini. Biasanya, tiap diajak makan malam keluar saja, kau selalu mengoceh."

"Hhh.." Lisa menghela nafas. Setelahnya, dia pun memutuskan untuk menghampiri Jisoo lalu duduk disebelah wanita Kim itu. Lisa mengelus kepala Dalgom sejenak, sebelum kemudian dirasakannya tatapan Jisoo yang kini telah sepenuhnya mengarah kearahnya.

"Kau sedang ada masalah, ya?" Dugaan Jisoo tepat sasaran. Lisa baru saja akan mengelak sebelum kemudian Jisoo menjitak dahinya. "Kau tidak perlu mengelak dan berbohong lagi. Aku sudah tahu. Aku tidak selemot Chaeyoung."

"Eonnie, aku bisa saja memberitahu Chaeyoung jika kau bicara seperti itu. Kau siap untuk disuruh angkat kaki dari sini oleh teriakan maut milik Chaeyoung,hah?" Lisa pun tertawa. Apalagi, tawanya makin keras ketika dia melihat muka masam Jisoo.

Jisoo pun pada akhirnya ikut tertawa. Dia cukup lega melihat tawa Lisa. Setidaknya, wajah maknae-nya itu sudah tidak terlihat seperti monster lagi.

Dari awal mereka pulang dari YG tadi, wajah Lisa tidak ceria. Dia terlihat lelah, marah, juga kebingungan. Apalagi, dia juga tidak banyak tingkah seperti biasanya. Lisa kerap diam ketika ditanya, kerap diam ketika Chaeyoung dan Jisoo saling melontarkan lelucon, kerap diam ketika Jennie mengomel karena Kuma yang tidak bisa diam. Dan setelah pulang dari YG, Lisa malah langsung masuk ke kamarnya dan mengurung diri sampai malam ini. Dia juga melewatkan makan sorenya. Chaeyoung, Jennie, dan juga Jisoo jadi khawatir sendiri melihat kelakuan aneh maknae mereka itu.

Dan dugaan mereka bertiga sepertinya tepat sasaran.

Lisa sedang ada masalah, yang seperti biasa tidak akan wanita itu ceritakan secara gamblang.

"Pergilah kalau kau tidak mau bicara." Ujar Jisoo pada akhirnya. Dia menyerah juga karena sedaritadi telah menunggu Lisa untuk bicara, tapi wanita itu malah sibuk dengan Dalgom.

Lisa menatap Jisoo sejenak, sebelum kemudian dia mengacungkan jari jempolnya. "Aku tidak akan pulang telat. Aku janji."

"Hm." Jisoo hanya berdeham. Ketika Lisa akan beranjak dari duduknya, Jisoo menahan wanita itu dengan menarik ujung baju Lisa. "Dan, jika kau mampir ke toko, bisakah kau belikan aku es krim? Entah kenapa, aku sedang ingin makan es krim sekarang."

dating √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang