11-Budspest

36.9K 3.9K 358
                                    

Attention please kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

 Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeeey!!! Sampee" Girang Jaemin.

Jeno dan Jaemin sudah sampai duli budapest, sudah chek in hotel segala. Jaemin melemparkan tubuhnya di kasur hotel yang sangat empuk.

" nyamannn" jaemin menelusupkan kepalanya ke bantal hotel. Jeno sedang merapihkan koper yang mereka bawa.

" mas, nanti malem jalan-jalan yaaa" ucap jaemin, mereka memang memakai penerbangan pagi jam 7 sampai hungaria sekitar jam 4 sore.

" Mau jalan kemana?" tanya jeno

" Terserah mas aja yang penting jalan-jalan"

" Yaudah, nana mandi dulu mendingan biar nanti malem langsung keluar"

" Iya" Jaemin beranjak masuk ke kamar mandi sementara Jeno membuat coffie yang di sediakan kamar hotel.

Kringg!! Kring!!

Ponsel jeno berdering, ia melihat nama pemanggilnya dan langsung bedecak sebal. Ia menangkat telfonnya.

" Apa? "

"....."

" Aku sedang di luar negri"

"....."

" Sedang ada urusan, kau tak perlu tau.. Aku sudah mengirim suratnya kau hanya perlu menandatanganinya"

"....."

" Hentikan, kita sudah berakhir! Semuanya akan menjadi milikmu termasuk mansion itu!"

Pip!

Jeno mematikan sambungan secara sepihak, jaemin yang baru saja keluar dari kamar mandi heran jeno telfonan dengan siapa.

Jaemin hanya memakai bathrobe menghampiri jeno yang duduk membelakangi Jaemin, jaemin segera memeluk Jeno dari belakang.

" Siapa mas?" Tanya Jaemin, jeno menoleh dan mendapati istrinya memeluknya erat.

" Teman bisnis"

" Ku dengar kalian membicarakan mansion, mansion siapa?" Jeno meminum kopinya sebelum menjawab pertanyaan jaemin.

" mansion kita, aku sedang membangun mansion di pyongchang-dong "

" Tapi kan dari pyongchang-dong ke kantormu kan jauh mas"

" Tidak apa asalkan untukmu" Jeno mengecup pipi Jaemin.

" Ihh.. Sudah sana mandi, aku sudah selesai" Jeno mengangguk ia melesat menuju kamar mandi meninggalkan jaemin.

Jaemin melihat ponsel jeno, ia membukanya namun ponsel itu di lindungi dengan pasword sidik jari, Jaemin tidak bisa membukanya.

" Masa bodoh lah" Jaemin beranjak untuk memakai baju, karena sedari tadi ia hanya menggunakan handuk.

Malam tiba, Jeno dan jaemin akhirnya pergi keluar sesuai keinginan Jaemin, jeno membawa jaemin berkeling budapest, dan tujuan awal merka adalah mengujungi —Széchenyi Chain Brinde.

Sebuah jembatan permanen pertama di budapest yang memisahkan antara buda dan pest. Jaemin banyak mengambil gambar di sana, termasuk berfoto bersama Jeno.

Dari foto saling berpelukan, sampai foto romantis. Baik jeno maupun Jaemin sama-sama menikmati malam mereka di budapest.

Setelah puas berjalan-jalan waktunya mereka mengisi perut, jeno dan jaemin memeilih restoran Kaltenberg. Restoran terkenal di budapest yang menyuguhkan nuansa romantis dan sajian yang nikmat.

" Mau pesan apa na?" tanya jeno.

" aku mau steak tenderloin dan milkshake coklat saja"

" Baiklah" Jeno memanggil pelayan dan memesan beberapa menu.

" Bagaimana suasananya?" Tanya jeno.

" Aku sangatttt suka!!! Tempatnya bagus banget mas.. Lain kali nanti kita kesini lagi ya tapi yang lamaaa" Jeno tersenyum.

" Apapun untukmu" Jaemin tersenyum lebar mendengarnya.

Jaemin jadi tak salah memilih suami, padahal pertemuan mereka singkat. Empat bulan memang waktu yang cukup lama namun di empat bulan penungguan itu jaemin maupun Jeno jarang bertemu. Karena jeno sibuk bekerja dan Jaemin sibuk sekolah.

Apa yang papanya katakan tentang sifat jeno yang dingin ternyata berbanding terbalik dengan aslinya. Ketika sudah menikah ia jadi tau hal lain dari jeno. Jeno orang yang romantis dan sangat peduli menurut jaemin.

Setelah makan mereka memutuskan pulang karena Jaemin mengeluh sudah ngantuk. Di taksi jaemin tertidur jeno jadi tidak tega membangunkannya.

Akhirnya Jeno menggedong jaemin ala koala membiarkan kepalanya bersender pada bahunya. Sementara kedua tangan Jeno menahan berat tubuh Jaemin.

Jeno menidurkan dengan perlahan tubuh Jaemin di kasur, dan menyelimutinya sampai sebatas dada. Jeno mengecup kening jaemin lama.

" Maafkan aku, aku mencintaimu.. Aku janji akan menyelesaikannya tuntas" gumam Jeno.

Jeno tidak tidur malam itu, ada suatu urusan yang harus di selesaikan jeno, ia beberapa kali menelfon orang. Nada bicaranya sedikit emosi namun ia berusaha tidak mengeluarkan suara keras agar jaemin tidak terbangun. Jeno bolak balik kesana kemari sedikit memijat keningnya.

" Eugh" jaemin terusik, jeno menghampiri jaemin. Ia masih menelfon seseorang, jeno mengapit ponselnya sementata tanganya ia pakai untuk mengelus surai Jaemin.

" Sstt.. Sstt" Jaemin kembali tidur dengan nyaman.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Hayoo siapa kira-kira yang di telfon Jeno?!! Okelah terimakasih sudah baca dan vote jeongmal kamsahamnidaa!! See u in next chapter pai pai!!!




Sunny Pwark. Sept 15, 2019.

Nikahin Aja Dulu! [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang