51-Homeless

16.9K 1.9K 423
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! typo bertebaran!

Mereka setiap hari baru, setiap hari semuanya baru, rumah baru, lingkungan baru dan orang tua baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka setiap hari baru, setiap hari semuanya baru, rumah baru, lingkungan baru dan orang tua baru.

Aku Jung Jisung Si Homeless, aku tak punya rumah aku tak punya siapa-siapa di dunia ini. Setelah kepergian buna aku tidak punya rumah lagi, ayahku tak bisa di andalkan.

Terakhir aku bertemunya di penjara setahun lalu, ia di penjara karena kasus pengelapan dana, bagaimana rumah nenek dan kakek?

Aku sudah di usir dari rumah itu, aku terlalu merepotkan. Aku tidak suka semuanya, semuanya mengaturku, semua mengekangku. Aku memberontak pada mereka, aku ingin bebas.

" Hai Jisung!" Sapa seorang wanita di depanku.

Sudah kesekian kali aku di antar ke setiap rumah oleh orang di sampingku — Seo Johnny. Aku diantar olehnya ke setiap rumah yang mau menampungku.

Dan hari ini aku berakhir di rumah seorang keluarga yang tak memiliki anak, Keluarga Han. Entah esok aku berada di mana, hari ini aku masih disini namun matahari terbit mungkin aku tak ada lagi disini.

Aku masuk sambil menyeret plastik hitam besar berisi keperluanku. Aku mneteretnya sampai ke sebuah kamar yang aku ketahui kamar "ku".

" Ini kamarmu, semoga kau suka.. Panggil aku mama ya, dan ini papa" Aku menatap pasangan di hadapanku yang tersenyum.

Aku benci, aku benci melihat orang tua. Aku benci! Aku benci orang tuaku! Aku benci keluarga! Aku menutup keras pintu kamar. Dan mendudukan diriku di kasur.

Malam harinya, kami makan aku menatap makanan di hadapanku. aku meliht menu makanan mlam ini nasi goreng kimchi, makanan kesukaan mendiang buna, namun apakah rasanya sama?

Sendok pertama aku mencicipi rasanya sangat berbeda dengan buatan buna.

Brak!

Prang!

Aku menepis piring dan gelas sampai jatuh berceceran dan pecah, kedua orang di hadapanku menatapku. Aku pergi dari meja makan menuju kamar mengurung diri sambil meringkuk di kasur.

Clek!

Seorang membukanya, terlihatlah wanita disana. Aku hanya menatapnya sekilas dan kembali menengelamkan wajahku.

" Jisung-ah" Panggilnya pelan, aku tak menggubrisnya.

" Pergi! pergi! Aku benci kalian! Pergi" aku menepis setiap sentuhanya, bahkan aku sedikit mendorongnya. Ia pergi dari kamarku.

Dan,

Keesokanya aku kembali masuk ke dalam mobil paman Johnny, keluarga itu menatapku sendu. Aku benci orang yang terlalu bersimpati padaku. Aku memasukan barangku ke dalam mobil.

Aku kembali masuk ke dalam rumah baru, yang di dalamnya hanya ada seorang ibu-ibu usia 30 tahun yang wajahnya sedikit galak. Aku menatapnya sekilas lalu menyeret masuk barangku.

" Kamarmu disana" Tunjuk ibu itu ke arah kamar pojok.

Aku melihat kamar berdebu dan gelap, benarkah? Apakah aku akan diperlakukn seperti binatang disini? Dan siang itu aku melihat ibu itu masuk ke dalam rumah bersama seorang pria hidung belang.

Ia berpakaian ketat, lalu memutar musik yang ada di radio dan menari-nari bersama laki-laki itu, tak lama mereka berseteru. Aku mengambil radio itu dan membawanya ke lantai dua menuju balkon.

Brak!

Aku tertawa keras, hanya karena barang jatuh itu aku bisa tertawa lepas mengeluarkan bebanku. Dan ya, setelahnya rambutku di tarik paksa sampai mungkin beberapa helai tercabut.

" lepaskan!!" aku memberontak namun ibu itu terus menyeretku sampai masuk ke dalam kamar mandi.

Aku di masukan ke bathtube berisi air dan ia menyelupkan kepalaku beberapa kali sambil memakiku, shower menguyur tubuhku. Aku merasa sesak ketika ia terus mencelupkan kepalaku dan terjadi berulang.

Keesokanya, aku kembali berakhir di mobil paman Johnny dan kembali berada di rumah seorang. Kali ini aku melihat seorang namja cantik bersama namja lainnya.

" Hai Jisungie" sapanya lembut, aku menatapnya aku merasa tak asing dengan orang di depanku.

" ya" jawabku, tak basabasi aku kembali menyeret barangku masuk ke dalam.

Aku kembali berontak pada saat makan malam, aku masuk ke kamarku. Aku tak suka setiap orang yang aku temui, aku benci dunia ini. Namun aku harus melanjutkan hidupku, hidupku penuh tekanan, penuh derita, penuh trauma.

Tok! Tok!

" boleh aku masuk" Ucap orang di luar.

" Ya" jawabku, namja cantik barusan masuk sambil membawa kotak kayu sedang.

Ia menaruh kotak itu di hadapanku sambil membuka kunci gemboknya. Aku hanya menatapnya bingung, apa yang ia lakukan dengan kotak itu?

Clek!

Kotak terbuka, aku melihat banyak foto poaroid di dalam sana, dan sebuah gelang.

" Aku mencarimu selama ini, akhirnya aku menemukanmu" Ia memakaikan aku gelang itu, gelang yang terlihat pas di tanganku.

" aku tau kau tertekan atas semua masalah keluargamu, aku ingin kau berbagi rasa itu padaku.. Karena aku adalah sahabat ibumu, aku Huang Renjun sahabat ibumu" namja itu —Renjun, memperlihatkan foto polaroid yang terdapat dirinya dan buna.

Aku mengambilnya, aku tak punya foto buna karena nenek membakarnya membakar semuanya. Aku menangis melihat foto itu, ini foto buna saat masih muda ia terlihat cantik wajahnya sama seperti terakhir aku liat di dalam peti itu.

" kau tidak sendiri, kau punya aku sebagai naunganmu" renjun memeluk tubuhku, hangat sama seperti tubuh buna.

Apakah aku tak berfikir untuk bunuh diri selama ini? Jawbaanya ya tentu saja! Aku sudah ribuan kali berfikir untuk bunuh diri namun setelah merenung aku bertanya pada diriku apakah akan ada pelangi di hidupku kalau aku bertahan?

Aku cukup trauma kehilangan banyak orang di sampingku, adikku bunuh diri overdosis obat tidur, ibuku bunuh diri melompat dari jembatan, ayahku dipenjara. Bengitukah akhirnya?

Namun aku menemukan ujung pelangiku, akhirnya aku menemukan rumah. Jadi—

Bunuh diri bukanlah jalan atas semuanya, bertahanlah selagi mampu, karena kau tau setelah badai akan ada pelangi.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Sekian dari sunny, cuma mau ngingetin tiga chapter lagi taman :').. Terimakasih sudah baca dan vote jeongmal kamsahamnidaa!! See u in next chapter pai pai!!!



Sunny pwark. Okt 27, 2019.

Nikahin Aja Dulu! [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang