Akhirnya setelah ia berpikir keras dan sudah menyiapkan jawabannya matang matang, ia menemui kasuhnya dan dia akan mengungkapkan semuanya hari ini. Di Lembah Tidar. Ia tidak peduli bagaimana reaksi kasuhnya, intinya dia hanya ingin bicara saja yang sejujurnya.
"Kasuh Rehan!" panggil Aliza tegas
"Ya? Oh kamu Aliza, gimana?" tanya kasuh rehan saat tau siapa yang memanggilnya dan ternyata dia adalah orang yang ditunggu jawaban atas isi hatinya selama seminggu.
"Siap, saya ingin membicarakan tentang pernyataan kasuh seminggu yang lalu." jawab Aliza tegas dan membuat si lawan bicara tersenyum seketika tau alasan Aliza menemui dirinya
"Oh gitu. Silahkan dek"
"Saya mau jujur bang, tapi mungkin agak mengecewakan kasuh, dan tidak sesuai dengan pemikiran kasuh" Aliza berhenti sebentar dan menarik nafas dalam lalu berbicara kembali "Maaf Aliza gak bisa nerima abang sebagai kekasih, saya cuma bisa anggap abang kaya taruni yang lain ke abang. Saya takut kalo kita punya hubungan, citra abang di Akmil bakal jelek. Maafin saya bang" ucap Aliza sambil menunduk tak berani menatap kasuhnya ini
"Gapapa kok, kalo emang Aliza belum bisa nerima abang, tapi kalo buat dekat tak masalah bukan? Abang juga sudah berpikir kamu akan jawab seperti itu, udah gapapa" kata Rehan sambil mengelus rambut aliza
"Tapi kalo boleh saya jujur bang. Em.... Saya- sebenernya suka sama abang" kata Aliza sambil menggigit bibir bawahnya takut takut dan Rehan sudah menampilkan senyum manisnya
"Oh ya? Masa sih?" kata rehan tak percaya dan sedikit menggoda aliza
"Ya udah kalo ga percaya" ucap Aliza ngambek dan berbalik ingin pergi dari hadapan kasuhnya tapi lebih dulu kasuhnya sudah menggenggam tangannya
"Maaf ya dek, makasih kalo gitu, jadi kita deket ya mulai sekarang?" tanya Rehan memastikan dan dijawab anggukan oleh aliza. Hati kedua manusia itu benar benar bahagia walaupun tanpa ada hubungan yang mengikat, hanya sebatas kasuh dan desuh.
Tapi dalam hati Rehan berjanji hari itu juga selesai ia dari lembah tidar ia akan datang ke rumah aliza untuk mengikatnya sebagai tunangan. Walau untuk dapat menikahi Aliza itu menunggu waktu yang lama tapi ia rela, lagipula tugasnya menjadi abdi negara dapat melupakan waktu yang sangat lama dalam penantian. Setahun lagi ia akan mengikat aliza, semangat rehan. Batin rehan menyemangati hatinya
Semenjak hari itu Aliza sedikit menunjukkan senyumnya yang dulu pernah hilang, entah dia juga bingung tapi ia bersyukur setidaknya sebelum ia keluar dari Akmil ia bisa tersenyum kembali, walaupun dingin, galak dan ketusnya masih ada. Tentang kasuhnya yang bernama reiyan dia sudah melupakan, dia hanya menganggap reiyan sebagai kasuh dan teman, dan reiyan sadar aliza tidak akan berbalik untuk menerimanya lagi. Dia ikhlas. Walau berat hati. Apalagi dia ingat kata komandannya 'jika kalian memiliki wanita yang juga disukai abang abang asuhmu itu, ngalah aja, yo abot tur jalani alon alon insyaallah dimudahkan' dan bagaimanapun rehan adalah abang asuhnya di Lembah Tidar, ya mau tak mau dia mengalah, berat memang. Tapi mau bagaimana lagi? Toh Aliza juga tetap akan menolak reiyan.
Hari demi hari terlewati dan hari ini adalah hari terakhir mereka di Akmil, dan mulai besok mereka akan berpisah, ada yang ke Akademi Angkatan Udara, Akademi Angkatan Laut, Akademi Kepolisian, dan juga menetap di Akademi Militer.
"Eh seragam PDU udah disiapin?" tanya Aisya pada teman temannya
"Udah dong, dari pagi tadi, emang kamu belom ai?" tanya Rahma masih berfokus pada latar laptop
"Udah sih, cuma kaya ada yang kurang gitu, tapi apa ya?" kata aisya sambil berfikir
"Doi?" celetuk Aliza tiba tiba dan membuat mereka bertiga melihat ke arahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Tarunaku (REVISI)
Teen FictionBerawal dari pertemuan sang Taruna dan adik sepupunya, setelah hampir 10 tahun tak berjumpa dari waktu sang adik berusia balita dan berkat takdir Allah mereka dipertemukan lagi. Di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Setelah Aliza menempuh pendidi...