Apa?

1.6K 99 15
                                    

Author tuh bingung gais mau ngasi judul apaan tapi cerita tetep nyambung kok

|•|

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Tepat hari ini Aliza berangkat ke Akademi Angkatan Udara, tempat dia akan memulai semuanya. Kerja kerasnya selama ini, dukungan orang tua. Ah tapi saat ini ia tak mengharap ada orang tuanya disini haha, dia terlalu berharap.

Zyn dan Rafli sudah berangkat tadi sehabis subuh, sedangkan Nisya sudah berangkat kemarin malam. Kenapa ia lebih dulu dibanding yang lain? Karena AAL itu adanya di Surabaya dan butuh sekitar 5-7 jam untuk sampai ke Surabaya. Ya sedikit lebai semalam, drama pula

Flashback on

Malam ini mereka mengantar Nisya eh, lebih tepatnya kumpul di rumah Nisya karena dia akan berangkat ke Surabaya

"Woy, ati ati. Awas ketemu kasuh galak hahhaa" ucap Rafli mengejek, tapi aslinya mah dia juga ndak bisa jauh dari Nisya. Kenapa? Karena mereka itu bersama dari jaman SMP, SMA, sampai kuliah dapat 2 semester, main aja mereka bareng terus sampe dikira pacaran sama orang orang ditambah kedua orang tua mereka saling kenal. Entah nanti mereka akan berujung ke pelaminan atau hanya jadi teman. Pertemanan mereka berdua berbeda sih, ya walaupun Zyn dan Vano juga satu sekolah dengan mereka tapi tak sedekat Rafli dan Nisya dan mereka harus dipisahkan karena Nisya dan Rafli beda keinginan tapi satu tujuan, yaitu menjaga negeri ini, Indonesia.

"Iye iye bawel lu"

"Wow mbak Nisya udah bisa bicara begitu rupanya" kata Zyn meledek dan mereka tertawa bersama

"Yalah diajarin siapa dulu" kata Nisya sambil mengarahkan matanya pada Aliza

"Apaan, gue? Gak ya. Nuduh aja sih" elak Liza tak terima

"Hahaha,"

"Inget pesenku waktu di Akmil itu, ya gue gak tahu itu nyata apa gak. Tapi gue punya firasat, dan itu gak enak banget. So, lu jaga diri oke? Kadang temen yang bener bener deket sama kita itu bisa jadi musuh kita, lo tahu kan gimana kerasnya dunia militer itu, bagi lo yang belum terlalu paham militer" ucap Aliza sambil berbisik disamping telinga Nisya supaya para temannya tak mendengar, huft info aja sih. Nisya lebih dekat dengan Rafli tapi urusan seperti ini dia lebih percaya pada Liza dan Kanes yakali Nisya beberin tentang curhatanya pada semua, gak lah seseorang pasti butuh privasi kan, gak semua bisa dibocorin gitu aja

"Iya za, makasih ya. Lu terbaik pokoknya" kata Nisya sambil memeluk Aliza erat, mengeluarkan semua yang ia pendam

"Udah jangan cengeng"

"Masih ada pesen gak buat Nisya, sebelum dia berangkat nih. Ntar pas udah keluar Jogja baru deh nyeletuk 'cah aku kangen Nisya i pie, telfon po vc dong' gua garuk tuh kepala sampe ada yang bilang gitu" kata kata Kanes mampu membuat Rafli merinding karena Rafli tahu Kanes menyindirnya

"Iye iye yang nyindir mah"

"Lagian lu juga, gihh bilang berdua juga gapapa. Sono lu"

"iyeee bawell" Rafli mendapat tatapan tajam dari Kanes

Rafli menggandeng tangan Nisya menjauh sedikit dari semua orang eh menarik lebih tepatnya

"Kenapa?"

"Dari pada aku di bully ro Kanes aku pingin jujur"

Abang Tarunaku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang