32

501 50 1
                                    

Malam itu seolah langsung terlupakan olehnya. Aliza hanya ingin fokus pada pendidikannya, dia akan melupakan masalah yang mungkin bisa mempengaruhi kuliahnya. Jangan sampai impian untuk menjadi lulusan terbaik gagal hanya karena masalah cinta.

Terkadang cinta bisa membuat kita menjadi pintar tapi juga bisa membuat bodoh di waktu yang sama.

|•|

Kegiatan taruna tingkat III tidak jauh berbeda dengan saat tingkat II. Hanya pesiar dan IBLnya tambah banyak. Mereka juga melakukan tour ke luar negeri, tapi masih yang dekat dekat tidak seperti saat sudah menjadi Sermatutar.

Angkatan Aliza kali ini berkesempatan untuk mengunjungi Angkatan Udara milik Singapore. Mungkin bagi sebagian taruna sudah sering datang ke negara ini, tapi bagi Aliza ini pertama kalinya.

Saat ini para taruna dan taruni masih packing barang untuk dibawa. Tentu sesuai izin dari akademi. Seperti biasa teman temannya akan heboh, karena ini kesempatan yang tidak terjadi 2× apalagi pergi bersama teman seperjuangan.

Apalagi para taruni yang tidak sabar bertemu taruna taruna Singapore yang katanya kumpulan cogan, hadeuh.

Mereka akan berangkat besok malam pukul 8. Menggunakan pesawat Akademi Angkatan Udara dan berangkat lewat Bandara Adi Sucipto.

Saat ini di kamar Aliza dan Xania ada buntut buntut yang sedang curhat tentang pasangannya. Ngak tahun tempat memang mereka, dimana saja bisa jadi tempat bercerita. Entah itu di kamar, lapangan, kolam renang, bahkan kamar mandi juga. Apa kalian juga?

Aliza yang mendengar mereka terus bercerita lama lama lelah juga. Masalahnya ini sudah malam, waktunya taruna tidur. Eh, mereka malah masih betah di kamar ini.

"Kalian ga mau pulang aja?"

Rahma melihat Aliza dan berkata, "Iya pulang bentar lagi."

"Jarang jarang tau Al kita kumpul gini. Momen langka, cuma bisa senior yang kek gini" timpal Aisya

"Biarin aja, Za. Kapan lagi mereka heboh kek gini?" ucap Xania menengahi

Aliza menghembuskan nafas pelan dan menganggukkan kepala. Entah kepalanya rasanya ingin meletus.

"Aku mau jaga dulu. Kalian kalau nanti jam 11 masih di sini, siap siap tak seret ke kamar kalian masing masing."

Sontak mereka berteriak tidak terima. Sedangkan Aliza keluar kamar dengan tertawa kecil. Ya, malam ini jadwalnya jaga serambi. Makanya dia memberi waktu teman temannya sampai pukul 11, karena dia akan keliling kamar pukul 11 malam. Jika dia masih melihat batang hidung teman temannya, mau tidak mau harus di seret dulu.

Aliza tidak membedakan siapa yang ada di depannya. Kalau dia yang jaga ya pakai peraturannya, tidak bisa dibantah. Makanya kenapa mereka langsung teriak tidak terima.

Jaga serambi taruni, awalnya berat ngejalaninnya apalagi malam hari. Seharian kegiatan di kelas dan lapangan lalu malamnya langsung jaga. Aliza dulu pernah karena lelah dia jaga sambil ngantuk dan hampir jatuh dari tempatnya. Tapi sekarang tidak lagi, karena sudah terbiasa. Dirinya juga di kasih tips kuat untuk jaga serambi oleh Rezky beberapa bulan yang lalu.

Aliza dapat sift pukul 9 malam sampai besok subuh. Dia dapat giliran seminggu 2×, malam ini dan besok ini seharusnya. Tapi karena besok dirinya akan flight jadi tugasnya diganti seniornya.

Sejujurnya setelah melakukan jaga selama berkali kali dirinya merasa nyaman. Malam malam dapat bebas keluar mengirup udara malam.

"Aman suh?" Aliza mengangguk menjawab pertanyaan temannya

Abang Tarunaku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang