Setelah acara selesai, mereka kembali ke hotel. Tadi sebelum berpisah Rezky sudah berpesan pada Aliza untuk menunggunya di taman dekat hotel mereka.
Aliza mengiyakan ajakan Rezky. Dia juga akan membicarakan isi hatinya. Apa yang membuat hatinya cemas, dan ragu.
Saat ini Aliza masih berkumpul dengan teman temannya. Nisya, Vano, Rafli, dan Zyn. Ngobrol ngalor ngidul, sambil makan.
"Nis, nanti aku mau ketemu sama Kak Rezky di taman" ucap Aliza sambil memakan makanannya
"Mau ngomongin apa?" tanya Nisya sambil memutar tubuhnya menghadap Aliza
"Tadi pas di Istana Negara kan harusnya aku nemuin Bang Rehan, tapi--"
"Kamu ragu dan nggak jadi ketemu, kan?" Aliza menggangguk lalu di menundukkan kepalanya
"Za, kalau kamu ragu jangan dipaksa. Kasihan hati kamu, aku nggak mau kamu galau galau lagi" ucap Nisya sambil menatap Aliza yang masih menundukkan kepalanya.
"Apa aku udahin aja ya, Nis?" tanya Aliza ragu
"Hah? Kamu gila? Berhenti boleh tapi jangan menyudahi juga, Za"
"Kamu curahin aja semua ke Kak Rezky, apa yang kamu rasakan. Pasti Kak Rezky paham kok, dia juga bakal ngasih solusi buat kamu. Secara dia temen deketnya Bang Rehan" Aliza mengangguki ucapan sahabatnya ini
Dia harus bilang apa yang mengganjal di hatinya. Semoga saja Rezky dapat membantu dirinya.
Semoga juga Rehan mengerti keadaannya. Semoga...
Taman. Dimana Aliza akan bertemu Rezky, dia sudah menunggu disana kurang lebih 30 menit. Tapi, orang yang ditunggu tidak kunjung datang. Apa dirinya kembali saja ke hotel?
Saat Aliza sedang menundukkan kepalanya sambil memainkan tangannya. Ada seseorang yang duduk di sampingnya. Orang itu seperti memakai seragam PDU biru tua milik AU.
"Kenapa tadi nggak ngasih buketnya secara langsung? Kenapa harus lewat perantara?"
Aliza kenal suara itu. Seperti suara Rehan. Saat dirinya menengok ke kiri benar adanya. Itu Rehan! Orang yang sedang ia hindari
"Maaf, Bang"
"Ada yang mau kamu jelaskan?"
"Em--- aku-- aku minta maaf--"
"Untuk?"
"Aku minta maaf karena nggak bisa bertahan, aku--" Aliza lagi lagi tak mampu berkata. Matanya ia pejamkan dia menunggu respon Rehan
Mereka diam, lalu Rehan memegang kedua pundak Aliza dan menghadapkan ke arahnya dan tangan kanannya mengangkat dagu milik Aliza.
Sekarang mata mereka bertemu. Aliza dapat melihat raut kecewa dari mata Rehan. Sedangkan Rehan dapat melihat mata berkaca kaca milik Aliza.
Rehan meraih tangan Aliza dan menggenggam erat.
"Hey, lihat aku. Gapapa kalau kamu mau berhenti dulu. Saya bisa memahaminya, ditambah saya nggak ngasih kamu kejelasan. Pasti selama ini kamu terbebani sama hubungan yang abu abu ini. Saya minta maaf"
"Nggak gitu bang-- abang gak salah kok. Saya juga yang selalu nolak berhubungan, saya minta maaf"
"Udah udah, sekarang bukan lebaran jadi jangan minta maaf terus."
Aliza tersenyum, betapa beruntungnya dirinya bertemu dengan Rehan. Tapi, malah dirinya menyianyiakan laki laki itu.
Tanpa mereka ber 2 sadari sejak tadi Aisya- Arum- Rahma- Xania- Nisya- Rezky- Vano- Rafli- Zyn melihat dan mendengar semua yang mereka bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Tarunaku (REVISI)
Teen FictionBerawal dari pertemuan sang Taruna dan adik sepupunya, setelah hampir 10 tahun tak berjumpa dari waktu sang adik berusia balita dan berkat takdir Allah mereka dipertemukan lagi. Di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Setelah Aliza menempuh pendidi...