30

684 56 3
                                    

Malam ini acara akan segera dimulai. Tapi, lagi lagi Aliza malah menyebabkan kekacauan. Bukan karena dia merusak acara, tapi dia tiba tiba menghilang tepat 30 menit sebelum acaranya di mulai.

"Gimana ini? Apa ngak ada yang tahu Aliza kemana?" tanya ayah cemas

"Aliza ngak bilang ke kami juga,  om. Cuma orang terdekat dia aja yang tahu"

"Mungkin Aliza pergi ketempat yang dia suka saat hatinya kacau"

"Bisa jadi. Tapi dimana? Ngak ada yang tahu dia pergi kemana"

Ya, Aliza menghilang sebelum acara di mulai. Mereka kecolongan, padahal Aliza sudah mau menerima lamaran Rehan tapi dia tiba tiba pergi. Mereka semua mencoba menghubungi siapa saja yang berteman dengan Aliza.

"Aliza pernah bilang dia punya tempat favorite di sudut Jogja ini. Tapi saya ngak inget dimana itu" kata Xania tiba tiba

"Cek sosmednya, gunakan keahlian kalian dalam stalking"

Semua orang berselancar di sosial media milik Aliza. Siapa tahu dia memposting sesuatu, tapi seorang Aliza tidak akan mempublikasikan tempat favoritenya karena disana dia bisa bersembunyi.

Di lain tempat ada seorang wanita menatap hamparan sawah yang hijau. Iya ini memang malam hari, malam minggu juga tapi tempat ini masih ramai oleh anak anak muda. Mereka yang kesini pastinya sedang ingin melupakan masalahnya atau sekedar nongkrong.

Lalu, seorang pria duduk tepat di depannya. Menyeruput kopi panas dan melihat apa yang menjadi fokus wanita di depannya itu. Dia menggelengkan kepala dan bangkit dari duduknya untuk memesan sesuatu. Dia kembali membawa cemilan favorite wanita itu.

"Makan, jangan sedih mulu. Taruni kok lemah"

Yap benar, wanita itu adalah Aliza. Dan pria di depannya adalah sahabatnya, sahabat dari SMA yang sedang kuliah di Jogja.

"Kalau ada masalah itu di selesaikan baik baik. Jangan kabur kaburan kayak gini, yang khawatir sama lo tuh banyak."

"Gue mau tunangan" sontak pria itu tersedak kopinya, kaget dengan apa yang baru saja Aliza ucapkan

"Serius--?" Aliza mengangguk dan pandangannya sekarang menatap temannya itu

"Dia abang tingkat gue di Akmil. Beda 2 tahun, dia udah lama ngungkapin rasa sukanya ke gue tapi gue ngulur terus, lo tau sendiri alasannya."

Aliza berhenti sebentar untuk minum, lalu dia melanjutkan kalimatnya.

"Hari ini acaranya, 30 menit lagi. Tapi gue malah di sini, sama lo."

"Gila lo, Za"

Aliza tertawa, "Iya gue tau gue gila. Sampai gue ga tau harus apa. Gue mau kabur aja rasanya"

"Pulang, Za. Gue anterin, ayo"

"Lo tau, El? Gue suka sama dia, suka banget! Dia baik, terlalu baik buat orang kayak gue. Kenapa dia milih gue buat jadi pasangannya? Padahal banyak di luar sana perempuan yang lebih baik dan lebih sempurna dibanding gue."

Gabriel bingung dia harus menjawab apa, Aliza tidak pernah seperti ini sebelumnya. 8 tahun mengenal Aliza sepertinya kurang, karena sampai saat ini dirinya masih tidak paham dengan Aliza.

"Lo kesini naik apa? Ayo gue anterin"

"Ojek"

"Ya udah ayo gue anter pulang"

Aliza mengangguk lalu mengambil uluran tangan Gabriel dan mereka menuju tempat parkir dimana mobil Gabriel berada. Mereka sekarang sedang perjalanan pulang ke rumah Aliza.

Abang Tarunaku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang