Masih di malam yang sama, mereka ber5 sibuk dengan kegiatan masing masing. Aliza yang sibuk mengerjakan tugas dosen, Aisya yang sedang chat dengan mentornya membahas Alqsaf, Arum yang sibuk nonton film komedi, Rahma yang sibuk dengan novel romancenya dan terakhir Xania sibuk dengan sosmednya.
"YA ALLAH ini siapa?!?!" teriak Aisya membuat ke-4 temannya langsung meliriknya
"Kenapa, Sya?"
"Ini nomer ga dikenal nelfon aku plus chat aku juga,"
"Siapa to?"
"Lihat bentar nomernya" kata Aliza sambil mengambil alih ponsel Aisya dan ia segera membuka hpnya.
Karena terakhir tadi mentornya bilang bahwaAlqsaf akan menelfo dan mengchat Aisya, dia juga sudah mendapatnya nomor Alqsafdari mentornya. Benar adanya nomornya sama persis, Aliza mengambil alih untuk menjawab telfon itudan meminta Aisya serta yang lain diam.
"Hallo? Maaf siapa ya?"
"Ini benar dengan Aisya Qoori Ramadhani?"
"Oh maaf bukan, saya Aliza. Temannya"
"Tapi hp yang kamu pegang milik Aisya kan?"
"Benar,"
"Boleh saya bicara sama dia? Sebentar saja, saya hanya ingin mendengar suaranya,"
"Siapa sih, Za yang nelfon, aku pingin tau" ucap Aisya tak sabaran
"Itu--- Aisya?"
"Benar kasuh. Bicaralah padanya, dia juga sangat ingin berbicara pada kasuh. Izin kasuh maaf saya tadi tidak sopan"
Mata Aisya menggambarkan semua yang dia pikirkan, apa maksud dari perkataan Aliza barusan. Kasuh siapa? Dan juga siapa yang iseng menelfon ke nomornya?
"Angkat aja, dengerin dia bilang apa. Bukannya kamu mau tau semuanya? Jawabannya ada pada dia sekarang"
Akhirnya Aisya mengambil alih ponselnya dan mengarahkan ke telinga sebelah kanannya, awalnya ia aneh dengan suara bisik bisik dari sebrang sana, tapi entah kenapa perasaannya mulai tak enak.
"Hallo Assalamullaikum, ini benar Aisya Qoori Ramadhani?"
"Iy-a. Maaf ini siapa ya?"
"Ini Bang Alqsaf Ukhti"
"Siapa--?"
"Muhammad Alqsaf Rifqi"
"Astagfirullah halazim"
"Kenapa istigfar"
"Alizaaa, aku halu ya? Tolong cubit telingaku kayak biasanya" Aliza dan yang lain tertawa mendengar penuturan Aisya, ada ada saja. Tadi nyariin sekarang malah belaga ga sadar
Aliza mengambil ponsel Aisya dan mengspeaker panggilan itu
"Hahaha apa kamu masih polos seperti dulu waktu kamu SMP?"
"Siapa sih, jangan ngaku ngaku jadi Bang Alqsaf dong"
"Memang kenapa kalo saya ngaku sebagai Alqsaf? Kamu kangen ya sama dia karena udah ga ketemu selama 6 tahun?"
"Kok tau?"
"Masa gitu aja gak tau, kamu gadis kecil yang selalu tersenyum saat sampai di gerbang pesantren kan? Yang selalu memberikan senyuman manis kepada seluruh santriwan dan santriwati di pondok pesantren milik Abah Yai"
"Tapi sayang sekali saya gak pernah lihat senyum itu lagi, sekarang kamu berubah 360°. Kamu sangat berbeda dengan Aisya yang saya kenal dulu, saya merasa kehilangan Aisya. Lagi, saya sangat terkejut saat tau kamu memutuskan untuk terjun ke dunia militer mengikuti jejak ke 2 abang kamu. Padahal dulu kamu sangat ingin menjadi seorang ustahzah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Tarunaku (REVISI)
Novela JuvenilBerawal dari pertemuan sang Taruna dan adik sepupunya, setelah hampir 10 tahun tak berjumpa dari waktu sang adik berusia balita dan berkat takdir Allah mereka dipertemukan lagi. Di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Setelah Aliza menempuh pendidi...