***
Pagi itu begitu indah suasana pedesaan beserta burung_burung saling bersahut_sahutan disertai semilir angin menyikap gorden kamar ku,dan terpaan sinar mentari memasuki celah kamar melalui jendela.
Disela kantuk ,aku berusaha bangkit dari Ranjang ku menuju kamar mandi untuk mem basuh diriku.
Drt drt drt tiba tiba saja handphone ku berdering.
Aku yang sudah berada di kamar mandi kembali ke arah kamar,mengambil handphone ku di nakas.
Kulihat Nana kekasih ku menelpon.
Iya hallo kenapa yang,ucapku menjawab celoteh Nana diseberang sana.
Sayang kamu baru bangun...!Aku mau minta ijin sama kamu fitting gaun nya nanti aja ya,hari ini aku ada janji sama Rania,,ucap kekasih ku.
Iya aku baru bangun,kamu mau pergi kemana sepagi ini,mamah udah nanyain melulu tuh nyuruh segera fitting gaun,,ungkap ku.
Tapi hari ini ada urusan,bolehkan aku pergi sama Rania,boleh ya..ucap Nana membujuk ku.
Namun aku tak menjawab nya aku hanya diam dan langsung dibalas oleh ngambek nya dia.
Ya udah deh kalau kamu enggan ngasih ijin ,aku juga gak jadi jalan kok,bentak nya secara ketus.
Namun karena dia ngambek ,lantaran aku juga menyayangi nya mengijinkan nya begitu saja."Ya udah boleh jangan ngambek lagi dong nanti pulang nya aku jemput ya.
Namun seketika Nana terdiam,cukup lama,mungkin saja sedang mencerna ucapan ku.
Nggak usah sayang ,aku bawa mobil .Ya udah kalau gitu kita udah dulu ya telpone nya ,aku mau lanjutin mandi lagian aku juga ada meeting hari ini.
Sambil ku akhiri panggilan telpon.
Gemercik air terjatuh dari shower ,membasuh peluh pada diriku,sambil merenungi dan mencerna sikap Nana yang sedikit aneh menurutku akhir_akhir ini.Namun aku kembali pada sebuah keyakinan ku,bahwa aku mempercayai calon istriku itu.
Jika ini keputusan ku yang terbaik ,aku tidak boleh meragukan , sedikit pun cintanya padaku,gumam ku dalam hati.
Namun dalam hatiku masih bertanya tanya,,ah sudahlah umpatku.
Apa pun yang terjadi nanti,ini sudah jadi kehendaknya ,,ucapku.
Ah sial kenapa aku ini, seperti orang bingung,aku seolah tak yakin dengan pilihan ini.
Tapi aku percaya tuhan pasti akan memberikan jodoh terbaik untuk ku nantinya.
Lebih baik aku fokuskan pada niat baik ini,semoga tuhan merestui.
Aku berdiri di depan lemari dan mengganti pakaian ku untuk segera bergegas ke kantor.
Tok tok tok , lamunan ku terpecahkan oleh ketukan pintu.
Iya siapa ucapku menyahuti seseorang yang mengetuk pintu kamarku.Ini mamah nak,ayo sarapan sebelum berangkat,.
Iya mam teriak ku sambil memakai celana dan mengancingkan kemejaku,tak lupa ku sisir rambutku dan ku meneliti ke rapi Han pakaian ku melalui cermin.
Sempurna ucapku sambil tersenyum
Setelah ku keluar kamar dan menenteng tas kerja , segera bergegas menuju meja makan untuk melahap sarapan ku.
Disana sudah terlihat mama ,yang sedang menunggu ku sarapan sambil menatapku.
Kenapa mam,,ucapku dengan heran...!
Kemudian aku duduk di sebelah mama beserta teh dan roti sudah tersedia untuk ku.Kamu tuh kapan mau fitting baju,tinggal menghitung hari loh ini,kalian kok terlihat belum ada persiapan,,ungkap mamahku bertanya.
Rencana nya sih ,hari ini mam,disela ku menyuap roti dan meminum segelas teh hangat.
Aku termenung lantaran mamah menanyaiku terus menerus.
Damar... Damar...! Sentak mamah dan lamunanku buyar.
Kamu kenapa pagi_pagi kok udah ngelamun,ada apa kamu gak enak badan,,ucap mama.
Enggak siapa yang melamun dan damar nggak kenapa Napa ya mam.,,ucapku menyangkal padahal dalam hatiku terus memikirkan jadwal fitting gaun pengantin itu.
Mamah tenang aja ,insyaAllah sepulang dari kantor Damar bakal ajak Nana untuk fitting gaun ya.
Yasudah mah,damar berangkat kerja dulu aku ada meeting hari ini mam.
Sambil mencium tangan mama ku,aku bangkit dari tempat dudukku.
Aku berjalan mengambil kunci mobil menuju ke garasiAku langsung pergi menuju kantor mengendarai mobil ku.
Namun dari spion aku melihat mama berdiri di samping mobilku dan melihatku seperti sedang memikirkan sesuatu.
Aku yang sedang menyetir kala itu,seketika menepikan mobilku ke bahu jalan .
Lantaran melihat Nana tunangan ku di sebuah cafe ,bersama seorang pria yang tak asing bagiku.
Ya tentu saja pria itu adalah sahabat terdekatku.
Aku memukul stir mobil lantaran kesal,aku turun dan menghampiri mereka berdua yang tengah asik mengobrol,sambil pegangan tangan dan bertatap_tatapan.Sialan umpatku yang saat itu terbakar cemburu,jadi ini alasan dari semua keraguan ku pagi ini gumam ku dalam hati.
Kecewa sakit hati sedih marah semua berkecamuk dalam fikiran,karena melihat semua penghianatan ini tepat di hadapan ku terlihat tampak nyata.
Aku berjalan kaki dan menatap ke arah sepasang penghianat yang sedang tertawa bahagia.
Next...part....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second & Last Love [END]
RomanceCOMPLETE "Bahkan sahabat dekat pun bisa mengkhianati kita, contohnya seperti kisah Rania ini,gaes semoga kita bisa mengambil hikmah serta pelajaran yang terkandung ,dalam novelku ini" Selamat membaca.... Cinta yang memisahkan mereka,namun cinta juga...