Jalan hidup memang tak selalu lurus dan mulus.
Kadang turun, kadang naik, kadang juga belok.
Sama seperti langit, kadang cerah, kadang mendung, kadang juga badai.Dunia itu keras, lebih keras dari hati dia.
Jadi kita harus pintar-pintar menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Agar tidak terbang jika di atas, dan tidak tenggelam jika di bawah.
Di junjung tak tertiup angin, di injak tak hancur jadi debu."Jangan tanyakan perasaanku
Jika kau pun tak bisa beralih
Dari masa lalu yang menghantuimu
Karena sungguh ini tidak adilBukan maksudku menyakitimu
Namun tak mudah 'tuk melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja ragukuPergi saja engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terlukaBeri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah"Seorang gadis manis berambut sebahu, terlihat sedang membawakan lagu berjudul 'Waktu yang Salah' dengan begitu anggun.
Suara serta parasnya mampu mencuri perhatian seluruh pengunjung VENUS cafe sore itu.
Ia mengenakan dress hitam selutut dan flat shoes warna senada yang sedikit usang.Kanadia Senjana, kerap di sapa Nadia. Gadis manis dengan mata bulat ber iris coklat, hidung mancung, bibir tipis merah muda, kulit putih bersih, dan postur tubuh ideal.
Keluarganya jatuh miskin setelah sang ayah meninggal dunia beberapa tahun lalu, karena mengalami serangan jantung.
Saat itu perusahaan besar milik ayah Nadia mengalami penipuan besar-besaran yang membuatnya bangkrut, dan Jhonatan~ayah Nadia di lilit hutang yang sang sangat banyak.
Semua investasi dijual, untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Hanya rumah mereka yang tersisa.
Hidup bertiga dengan ibu dan adik laki-lakinya yang masih berusia 14 tahun membuatnya terpaksa untuk bekerja diusia remaja, karena ia tak ingin terlalu membebani ibunya dalam hal materi.
Selain nyanyi di cafe, ia juga bekerja di sebuah coffee shop setiap hari Sabtu dan Minggu.
Beruntung ia adalah murid yang berprestasi, sehingga dapat bersekolah di salah satu sekolah elit di Jakarta dengan beasiswa.
Bina Nusantara International school.***
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nadia bergegas pulang ke rumah. Badannya terasa begitu lelah.
Ia duduk sendiri di sebuah bangku depan cafe sembari menunggu ojek online yang ia pesan.
Pandangan sepasang mata indahnya fokus pada sebuah ponsel di genggaman."Nih, minuman warna pink!
Buat Nadia yang lagi nungguin ojol sampai pusing."Ucapan seorang laki-laki tampan berkemeja merah maroon berhasil mengejutkan gadis itu.
Gadis manis itu menoleh ke asal suara, dan mendapati seorang laki-laki yang tak asing baginya, sedang berdiri di hadapannya dengan sebuah cup minuman red velvet ditangan kanannya.
"Bang Julian! Ngagetin tau!"
Ujarnya, sembari memasang ekspresi sebal.Laki-laki yang di ketahui bernama Julian itu terkekeh, melihat respon gadis di depannya.
Menurut Julian, saat-saat seperti ini ekspresi Nadia sangat mirip dengan seorang balita yang merajuk sebab permennya hilang.
"Iya, maaf. Nih buat kamu!"
Sembari memberikan minuman yang dibawanya itu pada Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadia
Fiksi RemajaSagara terlalu sibuk mengejar senjanya yang terus berlari. Sampai rasa tau diri akhirnya menghampiri dan membuatnya mundur dengan hati-hati. Nadia terlalu sibuk berlari. Sampai lupa sang pemburu senja tak lagi mengejarnya. Sampai lupa kalau yang cob...