Sore ini Nadia diam termenung di kursi terasnya.
Menatap butiran-butiran gerimis kecil yang berkali-kali jatuh dari angkasa.
Kepalanya terasa mendidih, ia sudah muak berpikir dan menebak.
Ingin sekali gadis itu membungkam mulut Garda agar tak lagi mengeluarkan teka-tekinya.Ayolahh.
Nadia tidak suka bermain TTS, ia lebih suka bermain gitar atau piano.
Lamunan gadis itu sepertinya asik, sampai-sampai tak sadar adiknya menatapnya bingung sejak 2 menit yang lalu."Lo ngapain? Ngelamunin nasib lo yang jomblo terus?"
Ujarnya.Nadia tersentak, ia menoleh kearah Axel yang berdiri di ambang pintu dengan tampang cueknya yang minta di cabein.
"Lo ngapain sih ngurusin hidup orang? Udah sana pergi!""Dih, marah. Hati-hati aja, besok pagi rambut lo ubanan baru tau rasa!"
"Axel!"
"Iya nyonya, ini mau pergi."Nadia mendengus.
Adik laki-lakinya itu begitu menggemaskan, saking gemasnya sampai membuat kedua tangannya terasa gatal ingin menggaruk wajah Axel dengan celurit.Nadia kembali mengalihkan pandangannya kedepan.
Suasana hatinya yang buruk jadi semakin buruk saat ini.Sampai suara deru mesin motor sayup-sayup mulai terdengar di telinganya.
Tak lama kemudian, sebuah motor ninja hitam memasuki pekarangan rumahnya bersama seseorang pengemudi berjaket denim yang setengah basah.Nadia mengerutkan keningnya, sepertinya ia kenal orang itu.
Ya, sepertinya ia Sagara.
Tapi tumben sekali ia naik motor, apalagi saat gerimis begini.Orang itu segera memarkirkan sepeda motornya, dan berlari ke teras rumah Nadia.
Nadia bangkit, ia menghampiri sosok itu."Kok sini hujan sih? Perasaan langit rumah gue cerah-cerah aja."
Ujarnya sembari melepaskan helm fullfacenya.Kini Nadia bisa melihat jelas wajah rupawan di balik helm itu, dan dugaannya benar.
Ia adalah Sagara."Lo ngapain deh hujan-hujan kesini? Tumben juga naik motor?"
"Kalau nanyanya pas gue udah duduk aja gimana?"Nadia mendengus, kemudian mengangguk.
"Masuk."
Ujarnya, mempersilahkan Sagara masuk kedalam rumah.Sagara melepas jaket miliknya, dan meletakkannya diatas kursi kayu yang berada di teras Nadia.
Cowok itu kemudian masuk ke dalam rumah mengekori langkah si empunya.
"Lo duduk dulu aja! Gue bikinin minum."
Sagara mengangguk, sedangkan Nadia berlalu begitu saja tanpa menoleh kearahnya.
Cowok itu duduk di sebuah sofa yang ada di sana, dengan punggung yang bersandar ke belakang dan pandangan yang berkeliling.
Tak lama kemudian, Nadia kembali dengan sebuah nampan yang berisikan segelas teh hangat.
Ia meletakkan minuman itu di atas meja.
"Di minum!"Sagara mengangguk.
Sekarang Nadia sudah duduk di sofa yang berseberangan dengan yang ia duduki."Lo kok belum makan sih?"
Tanya Sagara tiba-tiba.Nadia menautkan kedua alisnya.
"Kok lo tahu?"Sagara menyeringai.
"Muka lo lemes, kayak belum makan sebulan. Hahahahahahahaha."Nadia bersumpah, gelak tawa dari mulut Sagara sungguh mengundang pukulan.
"Nggak usah ketawa!"Tawa Sagara berhenti seketika.
"Iya maaf nyonya.""Dih, lo kok sama kayak Axel sih?"
"Dia kan cs gue."
"Pantesan sama-sama gila."
"Dih, kita nggak gila ya. Cuma ngeselin dikit aja, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadia
Fiksi RemajaSagara terlalu sibuk mengejar senjanya yang terus berlari. Sampai rasa tau diri akhirnya menghampiri dan membuatnya mundur dengan hati-hati. Nadia terlalu sibuk berlari. Sampai lupa sang pemburu senja tak lagi mengejarnya. Sampai lupa kalau yang cob...