Malam Sabtu yang sama seperti biasanya.
Nadia sudah bersiap dengan dress selutut warna peach dan flat shoes warna senada.Saat ini ia sedang duduk di depan meja riasnya sembari memoleskan lip cream berwarna natural pada bibirnya.
Sekali lagi ia melihat tampilannya di cermin."Sempurna."
Ujarnya bermonolog.Gadis itu bangkit dari kursi kayu yang di dudukinya, meraih slim bag warna hitam di atas ranjang, dan bergegas keluar kamar.
Ia menghampiri mama dan adiknya yang sedang duduk-duduk santai di depan televisi.
"Ma, Nadia berangkat dulu ya."
Ujarnya, sembari mencium tangan sang mama."Iya hati-hati."
Kadira tersenyum pada anak gadisnya itu, ia begitu bangga padanya. Ia rela mengorbankan masa remajanya untuk membantu perekonomian keluarga.Sedangkan Axel, anak itu tidak menghiraukan kedatangan Nadia. Pandangannya masih fokus pada layar televisi yang menampilkan film kartun disana.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."Kali ini Axel ikut merespon.
"Waalaikumsalam, hati-hati lo!"Nadia mengacungkan jari jempolnya, kemudian mengambil langkah cepat keluar rumah.
Senyumannya merekah, ketika mendapati ojol yang ia pesan datang tepat waktu.
~Catatan Nadia~
"Kisah kita memang baru sebentar.
Namun kesan terukir sangat indah.
Ku memang bukan manusia sempurna.
Tapi tak pernah berhenti mencoba.Membuatmu tersenyum.
Walau tak pernah terbalas.
Bahagiamu juga bahagiaku.Saat kau terlalu rapuh.
Pundak siapa yang tersandar?
Tangan siapa yang tak melepas?
Ku yakin aku."Suara merdu Nadia menggema di cafe yang sedang ramai pengunjung malam itu.
Paras cantiknya juga berhasil mencuri perhatian pengunjung-pengunjung di sana.
Terutama kaum buaya.Begitupun dengan salah seorang pengunjung cowok yang sedang duduk sendiri di salah satu bangku cafe.
Sepasang mata elangnya tak bisa lepas dari sosok Nadia.Cowok itu ialah Sagara.
Nampak begitu tampan dengan kaos polos abu-abu lengan pendek, dan jaket denim hitam.
Di lengkapi dengan celana jeans hitam panjang dan sepatu converse warna senada.Ia lumayan terkejut dengan keberadaan Nadia disana.
"Jadi, dia kerja di sini? Kirain waktu itu lagi hangout."
Gumamnya pelan.Sagara bangkit dari tempat duduknya.
Kedua kaki jenjangnya melangkah ke ruang kerja Julian.Cowok itu membuka pintu ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Membuat si empunya terperanjat."Lo, bisa nggak sih ketuk pintu dulu?"
Protes Julian."Ya maaf. Buru-buru soalnya."
Sagara mendekati Julian yang sedang duduk di kursi kerjanya."Ada apaan emang?"
"Gue mau tanya. Itu vokalis band di depan siapa namanya?"Julian terkekeh.
"Kenapa? Lo naksir? Mundur aja lah, dia cantik. Pasti udah punya pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadia
Fiksi RemajaSagara terlalu sibuk mengejar senjanya yang terus berlari. Sampai rasa tau diri akhirnya menghampiri dan membuatnya mundur dengan hati-hati. Nadia terlalu sibuk berlari. Sampai lupa sang pemburu senja tak lagi mengejarnya. Sampai lupa kalau yang cob...