11 • Aku Galau, Kamu Juga?

26 7 1
                                    

"Ogah! Gue nggak mau!"
Nadia bicara dengan suara lantang.

Membuat tawa Sagara semakin kencang.
"Yaudah deh gue ganti. Lo harus nemenin gue ke suatu tempat!"

Sepasang mata indah gadis itu membulat sempurna.
Apa katanya?Jalan sama tuh kudanil di hari yang cerah dan ceria ini? O G A H
Mending tidur 24 jam di kaki Gunung Fuji.

"GAK MAU!"

Sagara menggeleng.
"HARUS MAU."
"GAK!"
"HARUS!"

Nadia menghembuskan nafas kasar,percuma ngelawan. Akhirnya pasti kalah juga. Cowok berambut pirang itu selalu pakai urat kalau di ajak berdebat.

Akhirnya ia mengalah.
"Nggak jadi tiduran di kaki gunung Fuji deh."
Ujarnya dalam hati.

"Mau kemana sih?"
"Hari ini Guntur ulang tahun."
"Heh kudanil! Gue tuh nanya kita mau kemana?!!Bukan kapan si Guntur ulang tahun!"
"Nadia yang pintar melebihi mbah google, maksud gue tuh kita bakalan ke birth day partynya si Guntur."

"Gue nggak kenal dia, dia nggak kenal gue juga. Gue nggak diundang. Lo mau jadiin gue jalangkung gitu? Datang nggak diundang pulang nggak diantar?"

Sagara mengambil sesuatu disaku belakang celana jeansnya.
Yang ternyata adalah sebuah kartu undangan ulang tahun kecil berwarna silver.

Namanya tertera di sana, menunjukan bahwa kartu undangan itu ditujukan untuknya.
Nadia merebut benda itu, dan mengamatinya dengan seksama.
Kartunya kecil, tapi terlihat mewah. Desainnya juga keren, kelihatan sekali yang punya acara adalah orang kaya.

"Ini beneran buat gue?"
Tanya Nadia, sembari menatap curiga pada Sagara yang sedang menopang dagu.

"Bukan! Buat kucing lo, si Meong."
Sagara menjawab dengan santai.

"Saga gue serius!"
"Iyalah buat lo."
"Kok temen lo kenal gue? Kok ngundang gue?"
"Ya mana gue tau, tanya aja sama orangnya."

BOHONG!
Iya, Sagara berbohong.
Karena pada kenyataannya, cowok itulah yang kemarin malam meminta Guntur mengundang Nadia.
Dan mengancam tidak akan datang kalau Nadia tidak diundang.

Aksi Sagara kemarin juga diikuti oleh Xabiru, ia juga nggak mau datang kalau Calista~ gebetannya tidak diundang.
Padahal Guntur sama sekali tidak mengenal mereka berdua, tapi ya nggak papa lah.
Dari pada kedua curut itu nggak datang, di acara pentingnya.

Uang papanya yang segudang itu juga tidak akan habis cuma gara-gara ia menambah 2 tamu undangan.

"Terus gue harus bawa kado apaan?"

Rencana Sagara berhasil.

Akhirnya dia bisa ke pesta sama ceweknya.
Bukan ceweknya sih, tapi kan kalau orang lain lihat pasti dikira pacaran.
Apalagi Guntur bukan teman Nadia.
Apalagi Sagara nggak pernah jalan sama cewek sembarangan.

"Woi kudanil! Lo kenapa malah diem?!"
Suara Nadia membuyarkan lamunan Sagara.

"Eh ... Iya, yaudah kita cari kado sekarang."
Nadia tak menjawab, ia bangkit dari sofa dan berjalan menaiki tangga kamarnya.

"Nad? Woi! Mau kemana lo?"

Nadia tidak peduli, cowok itu sangat banyak bicara. Bikin tambah pusing.
Lima menit kemudian Nadia kembali, dengan tampilan yang sudah berbeda.
Hoodie berwarna putih, celana jeans hitam dan sneakers kwnya yang berwarna senada.

Sagara tersenyum lebar.
"Yessssssss .... Hib ... hib. Horeee. Jalan sama Nadia. Guntur, kali ini gue berterimakasih sama hari ulang tahun Lo. HAHAH."
Cowok itu bersorak gembira dalam hati.

Catatan NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang