Hari ini angka 17 di kalender berwarna merah, itu berarti kegiatan belajar mengajar di sekolah libur.
Pagi ini tepatnya pukul 06.30 WIB Nadia sudah bersiap dengan seragam coffee shopnya. Sebenarnya hari ini bukan waktunya bekerja, tapi ia harus mengganti cutinya di hari Minggu kemarin.
Ini semua gara-gara si pirang yang nyebelin!Nadia mengambil note book dengan sampul berwarna hijau diatas nakas, juga dengan pulpen merah yang tergeletak di bawah meja, mungkin kemarin jatuh sewaktu Nadia ingin meletakkannya di samping note book itu.
Mendudukkan dirinya diatas ranjang dan mulai membuka lembar kosong di buku itu, untuk menulis apa yang ingin hatinya tulis.
17 Januari 2012
Hari ini gue harus kerja, gara-gara si Pirang nyebelin yang hari Minggu kemarin bikin gue izin kerja.
Tapi ya untung deh, jadi ada kegiatan biar nggak galau terus.Gue juga berdoa, kalau seandainya gue sama kak Garda nggak di takdirin bersama, gue berharap supaya bisa ikhlas dengan cepat. Secepat lajunya karpet terbang Aladin.
Udah itu aja.
Nadia menutup note booknya yang terbuka, juga menutup kembali pulpen merah miliknya.
Nadia sempat berpikir, ini sudah 2012.
Tapi kenapa ia masih alay nulis buku diary kayak gini?
Entahlah, tapi Nadia begitu menyukainya.
Semua orang punya cara sendiri untuk meringankan beban hidupnya bukan?~Catatan Nadia~
Saat ini Nadia sedang sibuk dengan pelanggan coffee shop yang semakin ramai, mencatat pesanan pelanggan dan mengantarkan pesanan yang sudah siap.
Begitupun dengan Malik, ia juga sangat sibuk meracik kopi-kopi pesanan pelanggan.
Melihat cangkir-cangkir kopi disini Nadia jadi ingat pada Garda, cowok tampan yang sangat mencintai minuman sejuta rasa itu.
"Apasih, kok jadi mikirin dia."
Ujarnya dalam hati.Pintu coffee shop terbuka, Nadia menoleh dan mendapati bossnya ~Julian sedang berjalan menghampirinya.
"Selamat pagi Nadia."
Ujarnya ceria.Nadia tersenyum lebar, Julian begitu baik di matanya. Ia sudah menganggap Julian sebagai kakaknya sendiri. Begitupun dengan Julian, ia juga sudah menganggap Nadia sebagai adiknya sendiri.
"Selamat pagi juga bang Julian."
"Gue nggak lo sapa Jul?"
Malik menyahut, dengan nada iri yang di buat-buat."Dih, ngapain gue nyapa lo."
"Oke, sekarang lu bukan temen gue."
Gelak tawa berhasil lolos dari mulut Julian dan Nadia.
"Bang Malik lagi PMS ya? Sewot amat."
Ujar Nadia.Malik tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya kearah lain.
Berpura-pura merajuk, yang membuat Nadia dan Julian kembali tertawa."Oh iya, Nad. Mulai hari Sabtu depan, teman kerja lo tambah 1 lagi."
Nadia menautkan alisnya.
"Ada pegawai baru bang? Cewek?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadia
Teen FictionSagara terlalu sibuk mengejar senjanya yang terus berlari. Sampai rasa tau diri akhirnya menghampiri dan membuatnya mundur dengan hati-hati. Nadia terlalu sibuk berlari. Sampai lupa sang pemburu senja tak lagi mengejarnya. Sampai lupa kalau yang cob...