Hujan telah reda, membuat Nadia menghembuskan nafas lega.
Ia segera pulang ke rumah sebelum hujan kembali turun.Aroma petrichor mendominasi indra penciumannya.
Sejuk sekali, dia sangat menyukainya.Petrichor selalu mengingatkannya dengan seseorang.
Seseorang yang selalu mengajaknya bermain hujan diteras rumah mereka.
Ayahnya.Ia rindu.
Jika ia adalah satu dari sekian banyak orang jenius di dunia.Ia akan berusaha membuat sebuah mesin waktu, untuk mengulang waktu dimana ayahnya masih ada.
Nadia sedang hanyut dalam pikirannya.
Namun,tiba-tiba.
"Loh-loh. Kok gini sih?"
Nadia merasa aneh dengan ban sepeda miliknya.
Ia segera menepi dan beranjak turun dari sepeda.Gadis itu menatap nanar kearah ban sepeda belakangnya yang kempes.
Mencoba mengedarkan pandangan,
mencari-cari keberadaan tambal ban namun tidak ada sama sekali.Nadia mendengus.
"Dorong sampai rumah? It's okay."Nadia mendorong sepeda miliknya dengan sekuat tenaga, letak rumahnya masih sekitar 10 km dari sini.
Tulang-tulangnya terasa remuk,hari ini terasa begitu melelahkan baginya.Tin.tinnn.
Suara klakson motor mengejutkannya.
Ia menoleh ke sumber suara dan mendapati sosok tampan yang ia lihat setelah bangun tidur tadi nampak mendekat kearahnya.Garda.
Ia tengah mengendarai motor vespa antik, warna silver miliknya.
Nadia melirik bet kelas warna hijau yang tertempel di lengan kiri Garda."Jadi dia kelas 11."
Batinnya dalam hati."Sepedanya kenapa?"
"Anu kak, bocor."Garda mengangguk.
"Gue anterin pulang ya?"
"Hah? Nggak usah kak, takut ngrepotin."
"Nggak papa kok, santai aja.""Terus sepedanya gimana?"
"Rumah gue udah dekat, tuh depan yang cat abu-abu. Lo titipin aja di rumah gue, biar nanti gue bawa ke bengkel. Entar malem biar gue yang anterin ke rumah lo."Nadia ternganga mendengar ucapan Garda.
Bagaimana bisa ia sebaik itu padanya, kenal saja baru beberapa jam lalu."Beneran nggak papa?"
Garda menampilkan senyum manisnya, gadis dihadapannya itu begitu manis di matanya
"Nggak papa. Yaudah yuk."
Nadia masih tak bergeming, ia sedang sibuk mengamati ketampanan Garda.
"Pmr!!!!! Mana pmr???? manis bangettt, mau pingsan aja nggak kuat!!!!"
Teriaknya dalam hati."Nad?"
Ucapan dari mulut Garda dan lambaian tangan kanannya membuyarkan lamunan Nadia.
"Eh. Iya kak."Nadia mendorong sepedanya dan sekarang Garda juga ikut-ikutan mendorong motornya.
"Kakak ngapain ikut-ikutan dorong motor? Kan motornya bisa jalan."
Garda tersenyum.
"Nggak papa, biar romantis aja.
Siapa tau nanti sore lo jadi suka sama gue, kayak Dillan sama Milea hehe."Nadia terkekeh.
"Kan ini udah sore.""Yaudah kalau gitu nanti malam aja atau besok pagi juga nggak papa.
Kalau buat lo, gue rela nungguin sampai kapanpun.""Masa iya?"
"Iya lah, tapi jangan lama-lama ya."
"Kenapa?"
"Soalnya gue udah kesemutan nunggunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadia
Fiksi RemajaSagara terlalu sibuk mengejar senjanya yang terus berlari. Sampai rasa tau diri akhirnya menghampiri dan membuatnya mundur dengan hati-hati. Nadia terlalu sibuk berlari. Sampai lupa sang pemburu senja tak lagi mengejarnya. Sampai lupa kalau yang cob...