Happy Reading Guys💕
"Aduh, cape gua, baru juga beres tugas yang satu, udah ada tugas yang lain," keluh Hasby sambil mendudukan bokongnya di kursi kosong samping Irsa.
Mereka bertiga, biasalah Irsa, Ririn, dan pastinya Hasby yang baru datang, tengah berkumpul di kantin.
"Ya namanya juga kuliah, gak akan jauh dari makalah, presentasi, observasi, dan kawan-kawannya yang lain," celetuk Ririn.
Irsa yang sedang meminum jus jambu hanya mengangguk mengiyakan. "Ini belum seberapa, By. Apalagi nanti kalo lo masuk ORMAWA," Irsa membuka suara.
Hasby menghela napas pelan. "Iya sih. Tapi jangan tiap hari juga dong tugasnya. Kan gua jadi pusing," bela Hasby.
"Mana gua lapar lagi," lanjutnya.
"Ya makan lah. Jangan cuma ngomong," ujar Ririn sewot.
"Kalian itu ya, gak pengertian. Sahabatnya lapar bukannya dipesenin malah dimarah-marahin," Hasby memberenggut kesal.
Pasalnya, tadi dia ditinggalkan ke kantin oleh Irsa dan Ririn. Biasanya kan mereka selalu bertiga, kayak ban becak.
Irsa bangkit dari duduknya seraya berkata, "Yaudah gua yang pesenin. Mau apa?"
Mata Hasby jelas berbinar mendengar tawaran Irsa. "Ih Irsa baik banget sih, gak kayak cewek di depan gua," ujar Hasby sembari matanya melirik ke arah Ririn yang sedang menikmati jus alpukatnya. Ririn yang mendapat sindiran hanya memutar bola matanya malas.
"Gua mau siomay sama jus jeruk ya, Ir," lanjut Hasby.
Kemudian Irsa pergi meninggalkan Hasby dan Ririn untuk memesan pesanan Hasby. Gak ada salahnya baik sama Hasby, toh dia juga suka membantu Irsa.
Berselang 10 menit, Irsa kembali dengan tangan yang membawa pesanan Hasby. Hasby menerimanya dengan senang hati seraya berkata, "Makasih banget bestie gua." Irsa hanya mengangguk sebagai tanggapan.
Setelah mereka selesai makan, mereka tidak langsung pulang ke kosan. Biasalah nongkrong-nongkrong dulu di kantin.
"Btw, kalian nanti mau ikut ORMAWA atau UKM yang mana?" tanya Hasby pada kedua sahabatnya itu.
"Gua sih mau masuk TMC," jawab Ririn.
"Gua sih yakin lo bakal masuk. Secara suara lo bagus banget," Irsa menyetujui ucapan Ririn sembari mengacungkan kedua jempolnya.
"Kalo lo, Ir?" Hasby menatap Irsa yang duduk di sampingnya.
"Gua rencana mau masuk Himpunan". Hasby dan Ririn mengangguk menyetujui.
"Terus lo mau masuk apa, By?" kini giliran Ririn yang bertanya.
"Gua mau masuk BEM REMA dong. Gua kan nanti bakalan jadi presidennya," jawab Hasby dengan nada bangga.
"Aamiin," ucap Irsa dan Ririn bersamaan.
¤ ¤ ¤ ¤ ¤
Hasby dan Irsa tengah berjalan berdua menuju kantin. Mereka baru saja keluar dari kelas.
"By, lo masih ada matkul?" tanya Irsa.
Hasby menjawab, "Iya nih, gua ada matkul jam 16.20 nyampe 18.00." Sekarang masih jam 16.05, lumayan ada waktu 15 menit untuk sekadar membasahi tenggorakan yang kering sehabis presentasi tadi.
"Yah masih lama dong pulangnya," ujar Irsa dengan nada kecewa.
Hasby menaikkan satu alisnya, "Lha, emangnya kenapa Ir?"
Irsa menghela napas pelan, "Gua udah gak ada matkul. Cuma gua bosen aja gitu, gak ada temen buat ngobrol."
"Yaudah, lo pulang aja ke kosan," ujar Hasby.
Irsa memasang wajah datar, "Di kosan juga sama gak ada temen."
"Iya juga ya," Hasby tampak berpikir.
"Yaudah, lo ke kosannya Ririn aja," Hasby memberi saran.
'Boleh juga tuh," batin Irsa.
"Yaudah deh gua ke kosan Ririn aja," ucap Irsa kemudian.
¤ ¤ ¤ ¤ ¤
"Assalamu'alaikum, Ririn!" teriak Irsa sembari membuka pintu dan masuk ke dalam.
Baru saja dia berjalan 5 langkah, Irsa berhenti dan kaget. Ia tidak melihat Ririn, malah ia melihat dua orang lelaki yang sedang menatap bingung ke arahnya.
'Gua gak salah masuk kosan, kan? Gua yakin kok ini kosannya Ririn,' batin Irsa bertanya-tanya.
"Kamu temennya Ririn ya?" suara bariton dari salah satu lelaki itu menginterupsi keterkejutan Irsa.
Ia segera sadar. "I...Iya ka...kak," jawab Irsa dengan nada gugup.
Ia malu bukan main. Dia juga bingung harus memanggil apa kepada lelaki itu.
'Mungkin itu kakaknya Ririn,' pikir Irsa.
See you next part💕
Dadaahhhhh👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, "Hi!"
Romance"Maaf kak, aku nggak bisa nikah sama kakak," lirih Irsa. Jelas Arsya tidak menerima keputusan sepihak itu. "Nggak ada penolakan! Pokoknya kamu harus nikah sama aku, gimana pun caranya." Irsa mendongak dan menatap wajah Arsya yang sedang menyeringai...