Happy Reading Guys💕
Sepertinya jadwal rebahanku di hari minggu ini harus dibatalkan. Kenapa? Karena aku harus menghibur Ririn yang ditinggal mantan ke pelaminan.
Jam 3.00 pagi aku sudah bangun. Lantas pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudu. Setelah itu, aku menunaikan salat malam dan membaca Al-Qur'an.
Biasanya kalau di kosan, setelah menunaikan salat malam, aku mencuci baju dan memasak nasi. Barulah setelah salat subuh aku mencari lauk untuk teman nasi ke warung depan kosan.
Ririn masih terlelap. Aku tidak ingin membangunkannya. Nanti saja, ketika azan subuh akan berkumandang.
"Ir, jam berapa?" Aku menghentikan lantunan ayat suci yang keluar dari mulutku. Ririn sudah bangun rupanya.
"30 menit sebelum azan subuh."
"Lo udah bangun dari tadi?"
"Sekitar 1 jam yang lalu."
"Rajin banget. Atau jangan-jangan lo gak betah tidur di sini."
"Nggak. Gua emang udah biasa bangun jam segitu."
Tidak ada percakapan lagi. Aku melanjutkan bacaanku yang sempat terjeda. Ririn pergi ke kamar mandi. Setelah azan subuh berkumandang, aku dan Ririn menunaikan salat subuh bersama. Tidak berjamaah. Kami salat masing-masing.
"Rin, lari pagi yuk!" Semoga dengan cara ini bisa membuat Ririn tidak terus larut dalam kesedihannya.
"Males."
"Jangan gitu dong! Jangan lama-lama sedihnya. Udah, lupain. Mending kita lari pagi. Lumayan kan kita bisa lihat yang bening-bening." Aku mengerlingkan mata, jahil.
"Sumpah, gua lagi mager, Ir."
"Gua maksa! Gak ada penolakan!" ucapku final.
Ririn menghela napas, pasrah. Aku segera ke kamar mandi. Membersihkan diri. Aku tidak biasa kalau pergi keluar tanpa mandi terlebih dahulu.
"Lo mandi?" tanya Ririn. Aku mengangguk.
"Nanti juga keringetan. Terus bau."
"Ya tinggal mandi lagi aja."
Aku dan Ririn sudah siap dengan kaos lengan panjang dan celana training. Tapi sebentar,
"Rin, lo lari pagi mau pake kacamata?"
Gak masalah sih kalau pake kacamata bening. Lha, dia pake kacamata hitam. Ini masih pagi, Ririn sayang!
"Mata gua sembab. Gua malu kalo nanti dilihatin orang-orang."
Aku menggeleng, tak habis pikir. Lantas merebut kacamata yang bertengger di wajahnya.
"Lo masih cantik kok dengan mata sembab dan wajah yang menyedihkan itu." Ia mengerucutkan bibirnya.
Tapi beneran, Ririn itu cantik meski matanya sembab dan wajahnya yang menampilkan raut galau. Dia memiliki wajah oriental. Ditambah rambut sebahu yang dia ikat layaknya ekor kuda. Dan poninya itu yang menambah kesan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, "Hi!"
Romance"Maaf kak, aku nggak bisa nikah sama kakak," lirih Irsa. Jelas Arsya tidak menerima keputusan sepihak itu. "Nggak ada penolakan! Pokoknya kamu harus nikah sama aku, gimana pun caranya." Irsa mendongak dan menatap wajah Arsya yang sedang menyeringai...