18. Mantan

2.3K 133 21
                                    

Holla!😁

Bantu temukan typo yaa👌

Happy Reading Guys💕

"By!" rengek Ririn untuk yang ke sekian kalinya.

"Nggak." Hasby teguh pada pendiriannya.

"Ish, Hasby! Please!" Kali ini Ririn bergelayut pada lengan kiri Hasby. Ia merengek, bak anak kecil yang meminta untuk dibelikan sesuatu pada ayahnya.

"Udahlah, By. Kasih aja." Akhirnya Irsa yang tengah memakan bakso Mas Mul bersuara. Mungkin ia bosan melihat drama Ririn dan Hasby yang tak berkesudahan.

"Traktiran lo udah ya kemarin." Ririn menyudutkan kedua alisnya. Tangannya tak lagi bergelayut pada lengan Hasby.

"Dih, kapan?" tanyanya sewot.

Hasby memutar bola matanya malas. Ia menatap Ririn dengan raut datar. "Lo lupa ya?! Kemarin, waktu lo ngambek sama gua. Main ninggalin gua gitu aja, padahal belum bayar." Masih terdengar nada kesal ketika Hasby mengatakan itu.

Ririn meresponnya dengan cengiran lebar. "Oh, itu mah gua lagi khilaf." Hasby mendengus mendengar ucapan Ririn.

"Ah, pokoknya sekarang lo harus traktir gua! Semalam kan lo janji mau traktir. Gua udah bela-belain kasih kejutan sama lo. Menyisihkan uang dan waktu gua buat ... hmpt." Hasby geram. Ia menutup mulut Ririn yang tidak berhenti mengoceh. Ririn berusaha untuk menyingkirkan tangan Hasby dari mulutnya.

"Berisik lo! Udah, sana pesan!" seru Hasby. Setelah itu ia menjauhkan tangannya dari mulut Ririn.

"Hasby kampret! Tangan lo bau!" protes Ririn seraya mengelap wajahnya dengan tisu, terutama di area bibirnya. Lantas ia berdiri dan melenggang meninggalkan Irsa dan Hasby untuk memesan makanan.

"By, kok gak pesen makan?" heran Irsa yang tengah mengunyah bakso.

"Atau mau gua pesenin?" tawar Irsa. Hasby tersenyum mendengar tawaran Irsa.

Hasby mengangguk. "Boleh."

Irsa meneguk es teh manisnya yang tinggal setengah. "Mau apa?"

Hasby tampak berpikir sejenak. "Mau cireng Teh Siti gak? Biar sekalian."

Hasby melihat ada makna lain dari senyum Irsa. "Lo mau pesen lagi?"

"Iya dong! Puas-puasinlah pesen, mumpung ditraktir." Setelah mengatakan itu Irsa berjalan menuju stan Teh Siti yang terletak di samping kanan stan Mas Mul.

Hasby menatap kepergian Irsa dengan raut tak menyangka. Ia berdecak. Dua sahabatnya itu memang pandai memanfaatkan keadaan.

"Ah, akhirnya," ujar Ririn seraya meletakkan nampan dengan beberapa mangkuk berisi makanan di atas meja. "Gua udah bilang ke Mas Mul, Teh Iis, Mang Ujang, sama Teh Lastri kalo makanan yang gua pesen lo yang bayar."

"Lo kira-kira dong, Rin! Mau bikin dompet gua kering?!"

Ririn yang tengah menuangkan sambal ke dalam mangkuk baksonya sontak mendongak. "Ya, kalo kering tinggal basahin lah pake air." Lantas ia melanjutkan kegiatan sebelumnya.

"Canda, By," cengir Ririn. "Jangan hitungan gitulah sama sahabat sendiri, By," lanjutnya.

Hasby geram. "Iya, tapi gak gini ..."

"Wah, makan besar kita!" seru Irsa dengan dua piring cireng pada kedua tangannya.

"Nih, By. Pesanan lo," ucap Irsa seraya menyodorkan satu piring cireng pada Hasby.

"Kok gak bilang sih beli cireng Teh Siti?! Gua juga mau," protes Ririn, padahal ia sedang memakan bakso. Bahkan siomay, mie ayam, dan seblak belum tersentuh tapi ia sudah ingin memesan lagi.

Say, "Hi!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang