17. Selamat Menua, Hasby

2.6K 129 25
                                    

Happy Reading Guys💕

Hasby mengedarkan pandangannya. Netranya menangkap sosok Ririn yang tengah memakan bakso di stan Mas Mul. Ia menghampiri Ririn. Ketika langkah kakinya tinggal lima langkah lagi, ia mengendap. Ide jahil muncul dalam otaknya. 4 langkah lagi, Ririn tengah bersiap memasukkan potongan bakso ke dalam mulutnya. 3 ... 2 ... 1

"Dor!" seru Hasby heboh seraya menepuk punggung Ririn. Sontak Ririn terkejut. Ia tersedak bakso yang berhasil masuk ke dalam mulutnya.

"Uhuk ... uhuk ... " Ririn terbatuk-batuk. Tangannya buru-buru menyambar minuman di samping mangkuk baksonya.

"Bangsat lo, Hasby!" maki Ririn setelah batuknya reda. Hasby tertawa puas karena berhasil menjahili Ririn.

"Duh, itu mulutnya dijaga dong!" ucap Hasby dengan menggelengkan kepala pelan.

"Masa ngumpat ke Presiden yang terhormat ini?!" lanjut Hasby.

Ririn mendengus. Matanya menyipit menatap Hasby. "Gua gak habis pikir ya, kenapa ada Presiden BEM yang modelannya kayak lo?!"

"Justru karena gua beda dari yang lain, makanya dijadiin Presiden BEM," jawab Hasby dengan percaya dirinya.

"Iya, lo emang beda! Yang lain waras, kalo lo sinting!" teriak Ririn dengan murka.

"Woi! Ini kantin, bukan tempat buat adu mulut!" tegur salah satu mahasiswa yang duduk di stan Teh Siti.

Ririn mengedarkan pandangannya ke semua pengunjung kantin. Mereka menatap Ririn dengan raut jutek dan tatapan tajam. Ririn menunduk menahan malu dengan tangan kiri menutupi sebagian wajahnya. Tangan kanannya mengambil es teh di samping mangkuk baksonya, lantas meminumnya.

"Kicep kan lo." Dan tawa Hasby kembali terdengar.

"Ini semua gara-gara lo!" gerutu Ririn dengan tatapan tajam mengarah ke Hasby.

Hasby masih asyik tertawa. Ririn memutar bola matanya malas. Mood-nya hancur akibat kedatangan Hasby yang membuat rusuh. Lantas ia bangkit, berniat meninggalkan Hasby.

"Eh, lo mau ke mana dah?" tanya Hasby ketika Ririn hendak melangkah keluar kantin.

"Cabut. Sebel gua sama lo!" sahut Ririn dengan wajah jutek.

"Dih, ngambek dia." Hasby tak berniat untuk menyusul Ririn. Nanti juga Ririn balik lagi ke kantin, pikirnya. Hasby lebih memilih menunggu Irsa di kantin. Selepas keluar kelas tadi, mereka bertiga memiliki agenda untuk nongkrong di kantin.

"Maaf, Kang Hasby."

Hasby yang tengah fokus menatap layar ponselnya mendongak. "Eh, Mas Mul. Saya belum mau pesan, Mas."

"Iya saya tahu, tapi tadi Teteh yang duduk di sini belum bayar," ujarnya kalem.

Sesaat Hasby bergeming. Lantas matanya menatap sebuah mangkuk dan segelas es teh yang telah habis di atas meja. "Yang ini?" tanya Hasby. Mas Mul mengangguk sebagai jawaban.

"Itu temannya Kang Hasby kan?! Monggo dibayar, Kang. Hitung-hitung beramal sama teman sendiri," ujar Mas Mul dengan tersenyum lebar.

'Asem. Ririn kampret,' batin Hasby. Ia membayar makan siang Ririn dengan setengah hati. Mana ikhlas dia bayarin Ririn?! Udah mah tadi dia dikata-katain.

Menghilangkan kekesalan hatinya, Hasby mencari kontak Irsa untuk ia telpon. Sambungan terhubung, dan Irsa menerimanya pada dering ketiga. "Ngapain dah lo nelpon gua?"

Hasby berdecak, "Katanya mau nongkrong di kantin. Lo di mana?"

"Ririn udah di sana?"

"Tadi ada. Tapi dia cabut. Ngambek sama gua," jawab Hasby dengan muka masam.

Say, "Hi!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang