20. Jangan digantung!

1.6K 128 7
                                    

Holla!

Masih ada yang nungguin kah? Hehe.

Happy Reading Guys💕

{Irsa Humaira Baryn}

Keluar dari kelas, aku hendak berjalan menuju Kalian. Namun sebelum ke sana, aku akan menghampiri Ririn terlebih dahulu. Ia sedang menungguku di PKM. Lumayan jauh memang jika harus ke PKM dulu. Tapi, yah mau bagaimana lagi? Ririn telah menungguku di sana sekitar 30 menit yang lalu.

"Nanti sisain setengah aja tugasnya, biar gua yang kerjain." Sekitar sepuluh langkah dari tempat Ririn berdiri, aku melihatnya tengah berbicara dengan seseorang.

"Iya! Sana pulang!"

"Bye, sayang!" pamit lelaki itu dengan cerianya.

"Cie, sweet banget! Pacar baru ya?!"

Ririn menengok ke arahku dengan sedikit terkejut. "Dih, amit-amit!" ujarnya sewot. Aku tergelak.

"Kesel banget sama tuh anak! Gak di kelas, gak di TMC pasti aja sekelompoknya sama dia. Sebel!" gerutunya.

"Jodoh kali, Rin."

Ririn menatapku sebal. "Ih, Irsa!" Aku kembali tergelak.

Aku yang tergelak puas kontras dengan Ririn yang memasang muka masam. Aku tidak berhenti menggodanya sepanjang perjalanan menuju Kalian.

"Gua kira kalian lupa," sindir Hasby ketika aku dan Ririn menghampiri mejanya, lantas duduk.

"Di jalan macet," jawab Ririn acuh. Hasby mendengus kesal.

"Mau pesan apa?" tanyaku pada Ririn. Hasby lebih dulu memesan sebelum aku dan Ririn sampai. Makanannya tinggal setengah.

"Gua mau ayam teriyaki sama jus mangga."

"By, mau pesan lagi gak?"

"Kalo dibayarin, gua mau," jawab Hasby dengan cengiran lebar.

Aku berdecak. "Tapi samain kayak gua, ya?!"

"Gak mau! Gua gak suka roti bakar."

Aku tersenyum kemenangan. Dompetku aman. "Gua pesan minum aja. Samain," lanjutnya sembari mengangkat gelas minuman yang tinggal seperempat. Lantas aku bergegas menuju meja pesanan.

"Kemarin lo rapat BEM, Rin?" tanyaku setelah kembali memesan makanan.

Ririn tampak bingung. "Emang iya, By?" Ririn memastikan pada Hasby.

Hasby berdeham sebelum menjawab. Kurasa dia gugup. "Iya, tapi gak semua anggota yang diwajibkan ikut." Ririn mengangguk mengerti.

"Tapi, sejak kapan rapat BEM diadain di BTC?"

Ririn dan Hasby tampak terkejut. Ririn menatap Hasby meminta penjelasan.

"Dan setahu gua, Fitri bukan anggota BEM." Aku tersenyum puas.

Mata Ririn menyipit. Menatap Hasby dengan penuh intimidasi. "Kunyuk! Lo bohong ya?!"

Aku mencondongkan badan, memberi isyarat pada Ririn untuk berbisik. Tangan kiri kujadikan penghalang agar Hasby tidak tahu apa yang akan kukatakan. "Gua lihat mereka antre  di Twenty One."

"Kedengeran, Bego!" Sengaja memang aku mengeraskan suara, meski dengan gestur berbisik.

Ririn menepuk-nepuk pundak Hasby seraya berujar, "Ternyata lo manut juga sama saran gua."

"Dulu aja bilang, gua gak suka sama Fitri. Eh, kemarin malah nonton berdua." Aku memutar bola mata malas.

"Munafik lo!"

Say, "Hi!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang