12

1.3K 145 15
                                        

Jam 02.00 kamar apartemen Dome

Nine duduk di atas ranjang di gulung selimut

"Cokelat panas"

Dome menyerahkan secangkir cokelat panas pada Pavel yang duduk di sofa ruang tamu

"Terima kasih, phi" Pavel menerimanya lalu menyesapnya pelan

Dome melihat keadaan Nine di kamarnya dari ambang pintu, Pavel mengikuti arah pandang Dome

"Apa dulu phi Nine juga seperti itu?" tanya Pavel

"Uhm. Dia tinggal bersamaku hampir selama tiga bulan. Dan selama itu pula, aku selalu berusaha untuk menemaninya" sahut Dome

"Apa phi mengenal Joong? Maksudku.........."

"Si gila Joong Archen?"

"Wah! Phi bahkan tahu julukannya"

"Aku mengetahuinya secara tidak sengaja. Setelah itu, dia mengatakan semuanya dan memintaku untuk merahasiakannya dari Nine"

Pavel manggut-manggut sambil sesekali menyesap cokelat panas

"Apa Joong seperti itu sejak SMA?"

"Entahlah, phi. Begitu aku mengenalnya, dia sudah seperti sekarang ini"

"Joong memang penuh misteri dan tidak bisa ditebak"

"Joong seperti arus air dua arah yang menyatu kembali di sisi lainnya"

"Perumpamaan yang lumayan"

Pavel hanya nyengir

Ting! Tong!

Semua mata tertuju pada pintu

Nine sontak melompat dari ranjang menuju pintu

Dibukanya pintu dan menampakkan Joong bersama yang lainnya dalam keadaan utuh, tanpa cacat sedikitpun.

Kecuali Joong. Ada sedikit luka gores kecil di pipinya.

"Kau terluka?" kaget Pavel bukan main

Karena sejauh yang Pavel ingat, Joong tidak pernah terluka terlepas betapa kejam dan liarnya perkelahian di luar sana.

"Luka itu di dapat Joong dari reruntuhan" ujar Plan melenggang masuk disusul Mark, Earth dan Perth

"Halo, phi" sapa Plan pada Dome

"Reruntuhan?" bingung Pavel

"Dia terlalu keras menghajar phi itu ke dinding hingga potongan batu bata menggores pipinya" ujar Earth

"Apa phi itu mati?" tanya Pavel

Earth, Perth, Mark dan Plan terdiam seketika

"Mati!?" Pavel mendelik kaget

"Entahlah. Kita lihat saja besok" santai Perth

"Wah!"

Pavel membungkam mulutnya penuh kagum sambil melihat ke arah Joong yang masih berdiri di depan pintu

Nine sontak menarik tangan Joong meninggalkan kamar Dome dengan suara pintu menutup

"Oh oh" ujar Mark melihat Plan

"Phi, bisa kita tidur sebentar di sini?" tanya Plan

"Hanya malam ini" sahut Dome beralih ke kamarnya

"Terima kasih, phi!" seru Plan dan Earth

Pavel tersenyum melihat sikap Dome yang menurutnya agak dingin tapi sebenarnya hangat. Kebalikan dari Joong.

Dome keluar dari kamarnya dengan membawa tiga bantal dan dua selimut

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang