DIBUKA DENGAN
JOONG POV. 😊Saat itu aku masih berusia 6 tahun, sedang dia berusia 8 tahun.
Pertama kali bertemu dengannya, dia memiliki wajah yang sangat imut nan menggemaskan. Bahkan aku sempat mengira dia seorang gadis.
Aku tidak tahu kenapa. Tapi sejak aku bertemu dengannya, aku sudah menyukainya. Suka sebagai adik-kakak, tidak lebih.
Di usiaku yang masih muda saat itu, aku selalu menempel dan bermanja-manja padanya. Tidak jarang juga aku menyatakan perasaan suka ku padanya, dan dia juga selalu membalas dengan mengatakan kalau dia juga menyukaiku.
Kedekatan kami bagai saudara kandung, tapi kenyataannya kami bukan saudara satu darah. Kami memiliki ibu yang berbeda.
Lebih tepatnya, ayahnya menikahi ibuku. Sejak itulah kami menjadi saudara.
Hubungan kami berbeda dengan saudara tiri pada umumnya. Kami tidak saling membenci atau saling merisak satu sama lain, tapi sebaliknya. Kami saling menjaga satu sama lain.
Kami saling mencintai, sebagai adik-kakak.
.
."Phi Nine!! Bangun! Phi pikir jam berapa sekarang?"
Aku menggedor pintu kakak tiri ku dengan penuh cinta.
Pintu terbuka. Menunjukkan sosok pria mungil dengan rambut berantakan.
"Phi belum bersiap sama sekali?! Astaga! Ini sudah jam berapa?"
Aku berkata sambil mengetuk jam tanganku.
Dia jelas lebih tua dariku, tapi kelakuan tidak menunjukkan kalau dia adalah kakakku.
"Oi. Kau bisa pergi sendiri. Aku tidak harus ke kampus hari ini. Kau yang harus pergi" ujar phi Nine sambil mengacak rambutnya
"Phi!" aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar
"Kau sudah besar. Kau sudah tahu jalan. Pergi ke kampus sendiri tidak akan membuatmu tersesat" phi Nine menutup pintunya
"Phi!!"
Luar biasa. Bagaimana bisa aku memiliki seorang kakak dengan kelakuan seperti itu? Beruntung dia memiliki wajah tampan dan cantik di waktu yang bersamaan, jika tidak, mungkin aku sudah memukul wajah menyebalkannya.
"Aku berangkat!" seru ku sambil mengetuk pintu
Tidak ada jawaban. Dia pasti sudah kembali tidur.
Selain wajah tampan nan cantik yang dia miliki, kakakku juga memiliki kepintaran diatas rata-rata yang membuatnya tidak perlu susah payah belajar untuk membuatnya pintar. Karena tanpa belajar pun, dia sudah pintar.
Namaku Joong Archen, mahasiswa tahun pertama, fakultas bahasa, jurusan bahasa Inggris.
Ini adalah hari pertamaku menjadi seorang mahasiswa, dan harapanku untuk hari ini adalah phi Nine akan pergi ke kampus bersamaku lalu memperkenalkan aku pada teman-teman kampusnya.
Tapi nyatanya. Dia lebih memilih tidur daripada menemaniku ke kampus. Sangat disayangkan.
Akhirnya aku pergi ke kampus seorang diri dengan mobil yang baru saja ayah belikan untukku sebagai hadiah karena berhasil masuk Universitas yang sama dengan phi Nine.
Universitas tempat phi Nine kuliah adalah kampus terbaik di Thai. Semua lulusan dari kampus itu memiliki reputasi yang baik dan membanggakan. Benar-benar Universitas yang luar biasa.
"Joong!"
Aku menoleh. Di sana, tampak phi God bersama kekasihnya phi Bass.
"Kau sendirian? Di mana Nine?" tanya phi God
