5

1.2K 158 7
                                        

"Bisa phi langsung ke intinya saja? Apa yang phi dan bajingan itu lakukan di belakangku, tanpa sepengetahuanku?"

Aku menelan ludah kasar. Joong benar-benar tampak menakutkan sekarang.

Aku tidak mengenal Joong yang ada di depanku sekarang.

"Phi"

"Baik, aku akan cerita"

Aku menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya

"Jadi, waktu itu, aku sama sepertimu. Mahasiswa baru, tahun pertama fakultas bahasa. Aku juga menjalani ospek sama sepertimu. Lalu suatu hari, di hari terakhir ospek. Para senior mengadakan renungan malam. Phi itu, dia, memanggilku dan membawaku ke ruang lab bahasa"

Aku meneguk ludah kasar. Aku bisa merasakan kalau aura Joong semakin gelap, dan itu juga membuatku semakin takut.

"Di sana, sudah ada empat pria yang aku tidak tahu siapa dan dari fakultas mana. Aku takut. Aku berusaha kabur, tapi pintu sudah dijaga"

Napas ku memburu. Aku benar-benar tidak ingin mengingat kejadian itu. Setiap kali aku mengingatnya, ketakutan ku kembali.

Joong tiba-tiba meraih tanganku, menuntunku agar duduk di pangkuannya.

Aku hanya menurut pada Joong, untuk duduk di atas pangkuannya.

Kedua tanganku meremas erat bahu Joong.

"Tenang, phi. Kau harus tenang" Joong mengelus pinggangku

Aku kembali menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, berusaha menenangkan diri.

Joong masih setia menatapku dingin. Tidak ada kehangatan di sana. Hal itu semakin mencekik ku, membuatku semakin sulit untuk bernapas.

Joong tiba-tiba mengecup lenganku sambil melirik tajam ke arahku. Seolah mengatakan, aku harus melanjutkan ceritaku tidak peduli apapun yang terjadi.

Aku menarik napas dalam-dalam lagi, lalu menghembuskannya.

"Setelah itu, seseorang menarik ku hingga membuatku jatuh terduduk di lantai. Dan mereka mulai menyerang ku bersamaan"

"Apa phi tidak mencoba berteriak?"

"Aku mencobanya! Tapi lab bahasa kedap suara. Apa yang kita lakukan di dalam sana, tidak bisa di dengar dari luar"

"Setelah itu, apa mereka masih mengganggumu sekarang?"

Aku hanya mengangguk

"Apa mereka masih mencoba menyerang phi?"

Aku kembali mengangguk. Aku mengatupkan rapat bibirku.

"Berapa kali mereka sudah menyerang phi?"

"Hanya sekali! Sungguh! Sejak saat itu, aku tidak pernah berani pergi ke manapun sendiri atau berada di tempat yang sepi"

"Bagaimana dengan siang tadi? Bukankah phi seorang diri mencari ku?"

"Uhm. Aku memang sendirian. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan itu. Karena yang aku pikirkan saat itu hanya kau. Aku hanya ingin segera menemukanmu, dan memastikan bahwa kau baik-baik saja"

Sorot mata Joong melunak. Aura gelap nan dingin yang sebelumnya aku rasakan perlahan memudar.

Aku meraih kedua pipi Joong

"Joong. Phi sangat menyayangimu. Phi tidak ingin hal buruk terjadi padamu"

"Apa phi pikir para bajingan itu bisa menyakitiku jika mereka tahu bahwa aku adalah adik phi?"

Aku mengangguk penuh kekhawatiran

"Apa phi lupa dengan apa yang Pavel katakan?"

"Tentang apa?"

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang