6

1.3K 157 16
                                        

"Joong! Joong, bangun. Waktunya sarapan" ujarku sambil mengetuk pintu

Aku dan Joong tinggal di sebuah apartemen dengan dua kamar. Kami sudah hidup bersama sejak Joong masuk SMA. Jadi kurang lebih empat tahun.

Acara ospek juga sudah berakhir, sekarang Joong benar-benar resmi sebagai mahasiswa fakultas bahasa.

"Joong?" ujarku

Kenapa lama sekali untuknya membuka pintu?

"Joong, kau di dalam?"

Pintu terbuka. Menampakkan penampilan telanjang dada Joong.

Aku meneguk ludah.

"Phi" Joong berjalan keluar kamar, tidak lupa menutup pintu

"Waktunya sarapan" senyumku kaku

"Uhm. Aku mandi dulu"

"Ok"

Joong melenggang ke kamar mandi

Wow! Sejak kapan Joong memiliki tubuh sixpack seperti itu? Sebelumnya aku memang sudah melihatnya, tapi aku tidak benar-benar memperhatikan.

Sejak kapan adikku yang manis berubah menjadi seorang pria sejati? Bahkan aku sudah tidak ingat, kapan terakhir kali Joong bersikap manja padaku. Dia benar-benar sudah besar.

"Phi, apa yang phi lamunkan?"

"Hah?"

Kami sedang menikmati sarapan, tapi pikiranku melayang ke mana-mana.

"Apa para bajingan itu mulai mengganggu phi?" Joong menatapku tajam

"Tidak. Tidak ada yang menggangguku"

"Benarkah?"

"Uhm" aku menyeruput segelas air putih

"Lalu apa yang membuat phi tampak gugup?"

"Gugup? Siapa? Aku?"

Joong mengangguk dengan mulut penuh

"Tidak. Aku tidak gugup sama sekali. Hanya perasaanmu saja"

"Jika phi berkata seperti itu, baiklah. Tapi ingat satu hal, jika ada yang menggangu phi segera katakan padaku. Jangan coba-coba untuk menyembunyikannya atau berbohong padaku" ancam Joong

"Tidak akan! Phi tidak akan pernah membohongimu. Phi tidak ingin dibenci olehmu"

Joong tersenyum "Terima kasih atas pengertiannya"

Aku juga ikut tersenyum

Jika dengan bersikap terbuka dan apa adanya bisa membuat Joong tetap berada di sisiku, aku akan lakukan. Akan aku pastikan untuk mengatakan semuanya.

.

"Jadi, sekarang kau terus mengabari Joong tentang apa-apa saja yang kau lakukan?" heran Mean

"Uhm. Itu juga membuatku merasa lebih baik" senyumku

Mean Phiravich. Dia satu kelas denganku, dan yang paling dekat denganku.

"Apa kau sadar? Entahlah. Bagaimana caraku mengatakannya?" ragu Mean

"Apa? Apa yang ingin kau katakan?"

"Kau tahu, masalah ini sebenarnya sedikit sensitif. Tapi sudah marak terjadi"

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" heran ku

"Joong, adikmu, apa dia gay?"

"Gay? Aku rasa tidak. Kenapa?"

"Biseksual?"

"Kenapa kau menanyakannya?"

"Bagaimana denganmu? Apa kau masih tertarik pada phi Kim dari fakultas seni?"

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang