21

1.2K 131 46
                                        

Joong masuk ke kamar Nine, memeriksa keadaan Nine.

Joong menyalakan lampu kamar, lalu berjalan menuju ranjang. Memastikan bahwa Nine benar-benar tidur

Tepat saat dia berada di sisi ranjang, dia melihat Nine tertidur pulas. Joong memperhatikan lekat-lekat Nine, sampai matanya tertuju pada leher.

Joong mengatupkan rahangnya keras. Emosinya mendidih.

Di sana, di leher Nine, dia melihat bekas ciuman yang kentara jelas.

Joong mengepalkan tangannya erat, otot lehernya mencuat. Dia marah, benar-benar marah. Dia bersumpah akan membunuh Earth sekarang.

"Joong?" Nine membuka matanya

Joong melonggarkan kepalan tangannya, menarik napas dalam-dalam

"Joong, ada apa?" Nine bangkit

Joong duduk di tepi ranjang, menatap lurus mata Nine

"Joong?"

Tangan Joong terulur, meraih leher Nine, mengelus bekas ciuman yang tertera di leher Nine

Nine meneguk ludahnya, gugup. Dia teringat ide gila yang Plan dan Earth rencanakan.

Plan menyarankan untuk menyulut emosi Joong agar dia peduli lagi pada Nine, dengan mengumpankan Earth. Resikonya adalah Joong bisa menghajar habis Earth atau mencekik Nine atau bahkan keduanya bisa terjadi.

Nine mengambil semua resiko yang mungkin terjadi, asal dia bisa mendapatkan kembali perhatian Joong.

"Apa phi berusaha mendapatkan perhatianku kembali dengan membuatku emosi?"

Nine terbelalak kaget

"Phi, apa perhatian yang selama ini aku berikan kurang? Aku bahkan sudah tidak pernah berkumpul dengan Pavel dan lainnya" miris Joong

"Tapi kau masih menemui Cherreen" sendu Nine

"Cherreen berbeda dengan Pavel dan lainnya"

"Apa bedanya?" pilu Nine

Joong diam

"Joong!" Nine menarik kerah baju Joong

"Aku menyukai Cherreen, phi"

Tangan Nine jatuh lemas, dia menatap tidak percaya

"Aku berencana menyatakan perasaanku secepatnya"

Nine menggeleng, matanya berkaca-kaca

"Phi, ini pertama kalinya aku bertanya pada phi"

Nine masih menggeleng

"Ijinkan aku berkencan dengan Cherreen"

"Tidak boleh! Kau tidak boleh berkencan dengannya! Pokoknya tidak boleh!" Nine kembali menarik kerah baju Joong

Air mata Nine jatuh, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi. Dia sudah menahannya seorang diri selama satu bulan ini.

"Phi, aku tahu siapa yang membuat tanda ini dan aku tidak akan berbuat apapun padanya. Aku tahu apa yang kalian rencanakan, tapi percayalah, aku akan tetap menjadi adik phi"

"Tidak mau! Tidak boleh! Joong, jangan tinggalkan phi! Phi tidak ingin kehilanganmu!"

Joong melepas tangan Nine dari kerah bajunya, menggenggam erat keduanya

"Joong, jangan tinggalkan phi! Phi, mohon!"

"Aku harap phi bahagia" Joong mengecup kening Nine dalam

Nine menangis keras. Dia tidak mengira akan kehilangan Joong sesaat setelah dia menyadari perasaannya.

Joong meninggalkan kamar Nine. Meninggalkan Nine yang meraung, memanggil namanya berulang kali.

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang