Joong mengemudikan mobilnya seperti orang kesetanan.
Matanya bergerak cepat menyapu jalanan malam itu, mencari sosok mungil yang sudah tidak ada kabar sejak 4 jam lamanya.
Waktu menunjukkan jam 00.00 tepat tengah malam
Ponsel Joong bergetar, dia menyambungkannya dengan earphone tanpa kabel di telinga kirinya
"Katakan" dingin Joong
"Sepertinya apa yang kau takutkan benar terjadi" ujar Pavel
Joong sontak memutar setir ke bahu jalan
"Apa maksudmu?" tanya Joong
"Apa kau ingat Plan?"
"Hm"
"Dia mengatakan padaku bahwa dia melihat phi Nine dibawa tiga orang pria ke sebuah bangunan kosong. Plan dan seorang teman kuliahnya sedang mengintai di sana. Aku juga sedang menuju ke sana"
"Beri aku lokasinya"
"Sudah ku kirim"
"Sampai jumpa di sana"
"Ok"
Joong kembali menancap gas mobilnya, membuat mobil itu melaju cepat layaknya roket.
Joong menatap marah jalanan sambil memainkan setirnya, menyalip mobil lain di depannya.
.
.Di dalam sebuah bangunan kosong, tampak Nine sedang di kelilingi tiga pria yang sepertinya tidak dia kenal.
Nine menatap mereka takut.
Tidak seharusnya dia pergi keluar seorang diri. Bukankah dia juga tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi suatu hari nanti.
"Nine"
Nine menatap ke asal suara yang berada di sudut ruangan
"Phi Tul"
Tul Pakorn, mahasiswa fakultas bahasa, tahun keempat.
"Lama tidak bertemu. Apa kau tidak merindukanku?"
Nine mengambil langkah mundur
"Kenapa? Apa kau takut pada phi?"
Punggung Nine menabrak dinding. Dia merasakan ketakutan yang amat sangat menyergap tubuhnya.
Tul. Dia berjalan secara perlahan menghampiri Nine yang ketakutan. Tul menghampiri Nine dengan gerakan mengintimidasi, seolah dia ingin melihat ketakutan Nine lebih dan lebih lagi.
Sekarang keduanya berhadapan.
Dada Nine naik-turun, dia menatap langsung mata Tul yang sarat akan nafsu.
"Apa kau masih ingat dengan apa yang aku katakan dulu?"
Nine menutup mulutnya rapat-rapat
"Jangan biarkan dirimu sendirian, karena tidak peduli di mana dan kapan, aku akan menghampirimu dan membawamu ke dalam pelukanku. Melanjutkan apa yang tertunda dulu" Tul menyeringai lebar seperti orang gila
Nine mengepalkan erat tangannya. Dia menahan segala rasa takut yang menghinggapinya.
"Nine, biarkan phi meniduri mu" ujar Tul lalu menyerang Nine
"Phi! Hentikan, phi!!" Nine berusaha berontak
Di sisi lain, tampak Plan dan seorang teman kuliahnya mengawasi dengan gelisah. Mereka ingin menolong tapi mereka tidak bisa karena kalah dalam jumlah, mereka takut malah akan menjadi beban untuk Joong dan Pavel nanti saat keduanya tiba.
