Joong berdiri dengan lututnya, sementara Nine berada tepat di bawah diantara kaki Joong
Joong merendahkan tubuhnya, mempertemukan keningnya dengan kening Nine
Tangan Joong menyelinap dibalik baju Nine dan bermain dengan putingnya
Nine mendesis merasakan dinginnya tangan Joong membelai kulitnya, napas Nine memburu
Joong mempertemukan bibir keduanya dalam ciuman lembut tanpa paksaan. Dia tidak ingin menyakiti Nine
Nine mengalungkan tangannya dan membalas ciuman Joong
Puas dengan hasil karyanya pada bibir Nine, Joong beralih ke dagu dan mengigit gemas. Lalu turun menapaki garis leher Nine.
Menjilat, mencium dan mengigit. Joong melakukan apapun yang dia inginkan di leher Nine, meninggalkan banyak jejak kemerahan di sana.
Tangan Joong yang lain turun meraih celana Nine, melepas kancing dan resletingnya
Nine meneguk ludahnya
Joong bisa merasakannya dengan jelas karena dia masih sibuk di leher Nine
"Takut?" ujar Joong dengan suaranya yang tiba-tiba berat
Nine menggeleng
Joong tersenyum. Dia menjauhkan diri dari leher Nine lalu menatapnya lurus
Nine balas menatap Joong. Wajahnya merah padam
"Apa phi ingin melihat milikku?" Joong tersenyum miring
Nine meneguk ludahnya. Joong yang ada di atasnya jelas bukan Joong yang dia kenal, dia jelas tampak menikmati melihat reaksi Nine
Joong meraih tangan Nine, menuntunnya pada apa yang ada dibalik celananya
Nine terbelalak. Matanya tertuju pada bagian bawah pinggang Joong. Lalu dia beralih menatap Joong.
"Apa phi khawatir dia tidak akan muat?"
Nine tidak menjawab. Dia hanya meneguk ludahnya.
"Pasti muat, phi. Aku akan memasukkannya perlahan hingga tidak tersisa ruang di dalam sana" Joong masih setia dengan senyum miringnya
Nine tanpa sadar meremas apa yang ada dibalik celana Joong. Membuat pemiliknya mendesis tertahan menikmati sensasi yang menjalar ke seluruh tubuhnya
Joong menatap liar Nine
Nine menatap bimbang Joong
Joong melanjutkan pekerjaannya. Dia menurunkan celana Nine lalu melemparkannya ke sembarang tempat, membawa kaki Nine ke atas masing-masing pahanya
Tubuh Nine gemetar, wajahnya memucat, perutnya serasa aduk. Dia merasakan mual yang sangat luar biasa.
Joong yang melihat hal itu langsung mengelus pipi Nine, mencoba menenangkannya
"Aku akan menepati janjiku. Aku akan melakukannya dengan perlahan, dan jika phi merasa sakit, aku akan langsung berhenti" lembut Joong
Nine merasa sedikit tenang
Joong mulai memijit penis Nine lembut dan perlahan, memastikan bahwa Nine akan merasakan surga dunia yang sesungguhnya. Bukan seperti apa yang bajingan itu lakukan pada Nine.
Nine berangsur-angsur menikmati permainan Joong, dia meremas sprei sambil menggigit bibir bawahnya. Memastikan tidak ada suara yang keluar, karena di luar ada banyak telinga yang siap mendengarkan.
Tangan Joong yang bermain dengan puting Nine beralih ke mulut Nine
Nine menatap bingung
"Jangan menggigit bibir phi seperti itu, aku tidak ingin phi terluka"
