27

1.4K 139 16
                                    

Keesokan harinya.

Nine mendapatkan perawatannya.

Seorang suster mengoleskan salep pada area sekitar anus Nine yang luka.

Joong memperhatikan lekat-lekat apa yang suster lakukan pada Nine

"Jangan lihat" gumam Nine tengkurap

"Iya, phi?" bingung Joong

"Aku bilang, jangan lihat" wajah Nine memerah

"Oh! Maaf" Joong lalu memutar tubuhnya, memunggungi Nine

Tangan Nine terulur meraih jari kelingking Joong, lalu mengaitnya

Joong tersenyum melihat sikap manja Nine padanya "Apakah sakit, phi?"

"Apa kau ingin merasakannya?" cemberut Nine

Joong tertawa kecil. Dia senang karena sepertinya Nine sudah kembali ke kepribadiannya semula

"Jangan tertawa" Nine mengerucutkan bibirnya, mengeratkan kaitan jarinya pada kelingking Joong

Joong menoleh, melihat reaksi Nine. Hati Joong benar-benar merasakan kelegaan yang luar biasa.

"Apa? Kenapa kau tampak begitu senang?" cemberut Nine

"Apa phi tidak takut?"

"Phi Tul?"

"Uhm" wajah Joong menegang mendengar nama itu

Rasanya Joong ingin sekali menghapus nama sekaligus pemiliknya dari dunia ini.

"Tidak"

Joong agaknya kaget

"Bukankah kau bilang akan melindungi ku?"

Joong mengerjap-ngerjapkan matanya

"Aku tidak takut pada apapun. Aku hanya takut, kalau suatu hari kau akan meninggalkan aku"

Joong memutar kakinya

"Jangan berbalik! Jangan bergerak! Tetap seperti itu!" seru Nine dengan wajah merah

Joong tertawa. Melihat bagaimana Nine teriak, Joong yakin bahwa dia dalam kondisi yang sangat baik.

Setelah suster selesai mengoleskan salep, dia meninggalkan ruangan Nine

"Bagaimana rasanya?" tanya Joong duduk di tepi ranjang sambil mengelus punggung Nine

Nine masih dalam posisi tengkurapnya.

Suster memintanya untuk tengkurap selam 15 menit untuk memastikan salepnya meneresap dan mempercepat proses penyembuhan.

"Perlukah aku membuatmu merasakannya?" gertak Nine

"Phi membuatku takut. Jangan terlalu kejam padaku, phi" canda Joong

Nine mengerucutkan bibirnya

Joong tersenyum sambil mengelus punggung Nine

"Joong, aku lapar"

"Dokter meminta phi untuk puasa selama dua hari. Besok phi baru bisa makan"

"Kalau begitu ambilkan air. Aku haus"

Joong mengambil botol air dan mengarahkan sedotan ke bibir Nine

Nine menggeleng

"Ada apa, phi?" bingung Joong

"Gunakan mulutmu"

Joong terbelalak.

Ini sudah pagi, suster atau dokter bisa datang ke ruangan mereka kapanpun.

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang