Satu bulan telah berlalu.
Semuanya kembali ke keadaan yang seharusnya, seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.
Tidak ada yang membahas atau mempertanyakan apa yang terjadi setelah hari itu. Semuanya menutup telinga, mata dan mulut mereka. Melupakan apa yang seharusnya dibahas dan dibicarakan secara serius.
Joong masih bersikap manis dan lembut pada Nine sebagaimana mestinya seorang adik bersikap baik kepada kakaknya.
Nine pun demikian. Dia juga bersikap bagaimana dia biasanya. Tertawa, tersenyum, bercanda bersama Joong dan yang lainnya seolah semua baik-baik saja.
Tapi kenyataannya jelas berlawanan.
Dibalik tawa dan senyum Nine, dia menyimpan kekhawatiran yang setiap malam selalu menghantuinya. Dia masih menyesali sikapnya yang tidak memberi Joong kesempatan untuk menjelaskan kenapa dia berbohong waktu itu.
Nine selalu mencari kesempatan untuk membahas hal itu saat hanya berdua bersama Joong, tapi Joong selalu menghindarinya. Seolah Joong tahu, apa yang ingin Nine tanyakan padanya.
Nine benar-benar frustasi dan stress dengan keadaannya sekarang. Dia sering menangis di malam hari tanpa sadar, menyalahkan dirinya atas egoismenya.
Apa dia pantas disebut kakak saat Joong lebih mengerti dirinya daripada dia mengerti Joong?
.
."Plan, Earth?" heran Nine
"Halo, phi" sapa Plan di ambang pintu bersama Earth
"Apa yang kalian lakukan di sini?"
"Joong meminta kami untuk menjaga phi selagi dia pergi" sahut Earth canggung
Earth, Plan, Pavel dan lainnya tahu seperti apa keadaan antara Joong dan Nine sekarang ini. Mereka berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penengah diantara Joong dan Nine.
Tapi sikap dingin Joong membekukan langkah mereka. Mereka tidak bisa melakukan apapun selain melihat dan mendengarkan.
"Kawan"
Nine menoleh ke belakang, dilihatnya Joong sudah dalam keadaan rapi dan siap pergi.
"Kau mau ke mana?" tanya Nine dengan hati pilu
"Aku ada kencan dengan seorang wanita" sahut Joong tersenyum
"Cherreen?"
"Uhm. Aku pergi dulu. Plan dan Earth akan menjaga phi selagi aku pergi" Joong mengelus rambut Nine
Nine menatap Joong, memohon agar dia tidak meninggalkannya.
"Aku pergi" pamit Joong
Tidak berguna. Joong tidak lagi peduli padanya. Nine tidak lagi ada di dalam hati Joong.
"Phi!" Plan meraih bahu Nine
Nine terhuyung. Mental dan fisiknya tidak mampu lagi menahan segala beban pikirannya.
"Phi Nine" sendu Earth
Joong memang, memang bersikap baik padanya. Tapi itu semua terasa berbeda, karena menurut Nine di hati Joong sekarang hanya ada Cherreen.
"Ayo masuk, phi" bujuk Plan menuntun Nine
Earth mengekor di belakang, tidak lupa menutup pintu
Plan mendudukkan Nine di sofa ruang tamu, dia melihat iba Nine.
Wajah cantik Nine kini berubah lusuh. Tidak ada lagi cahaya dalam sorot matanya, dan senyumannya pun terasa hambar. Bagai tubuh tanpa jiwa.
"Phi, apa phi sudah coba bicara pada Joong?" tanya Earth
