7

1.2K 142 3
                                        

"Apa phi kepikiran dengan apa yang aku katakan?"

Kami berada di dalam mobil, menuju perjalanan pulang. Joong yang mengemudi.

Aku hanya diam sambil bersandar di kaca jendela mobil

"Phi?"

Joong melirikku

Aku masih diam. Pikiranku melayang entah kemana.

"Phi!" Joong menepuk bahuku

"Iya? Ada apa, Joong?" aku menatapnya agak linglung

"Ada apa denganmu, phi? Kenapa phi sering melamun hari ini? Apa yang phi pikirkan?"

Aku bisa mendengar nada kekhawatiran dari suara Joong, mesti dia tidak menatapku sedikitpun.

"Tidak ada. Mungkin aku terlalu lelah. Akhir-akhir ini tugas kuliah semakin hari semakin menumpuk" aku memijit pangkal hidungku

"Apa phi cukup tidur?"

"Sepertinya tidak. Akhir-akhir ini rasanya aku tidur jam 2 atau 3 pagi"

"Jam 3 pagi?"

Joong langsung memutar setir, menepi ke sisi jalan.

"Ada apa? Apa yang salah?"

"Apa kita perlu ke rumah sakit?"

"Untuk apa?"

"Memeriksa keadaan, phi. Tubuh phi pasti sangat kewalahan saat ini" Joong menatapku khawatir

"Tidak perlu. Besok aku akan tidur seharian di kamar, karena tidak ada kelas"

"Perlu aku temani?"

Aku meninju bahu Joong pelan

"Kau harus kuliah" ujarku

"Tapi aku bisa minta cuti"

"Kau bisa ketinggalan pelajaran"

"Hanya sehari, tidak akan berpengaruh apapun"

"Tidak boleh"

"Aku juga bisa meminta Saint untuk membantuku di kelas"

"Saint? Apa kau dekat dengan Saint?"

Joong menatapku tanya "Kenapa?"

"Apa kau dekat dengannya?"

"Tidak juga. Aku lebih sering menghabiskan waktu dengan phi atau Pavel saat jam istirahat"

"Bagaimana dengan saat di kelas? Apa kau dekat dengannya?"

"Hanya sebatas teman sekelas. Kenapa?"

"Tidak. Hanya saja, aku lihat kau cukup dekat dengannya dari masa ospek sampai sekarang. Bahkan sekarang, kalian satu kelas"

Ada sesuatu yang menganggu pikiranku, dan aku tidak tahu apa itu.

"Apa phi cemburu?"

"Tidak. Aku hanya tidak menyangka bahwa kau akan memiliki teman selain Pavel"

Ya. Aku pikir Joong yang aku tahu, tidak lagi aku kenali. Dia sudah tumbuh dewasa. Jujur, aku sedikit khawatir.

"Apa phi takut aku akan salah pergaulan, karena phi belum mengenal Saint?"

"Saint anak yang baik dan sopan, aku rasa tidak perlu khawatir" aku menatap Joong

Joong menatapku lalu mengelus rambutku

"Aku tidak akan pernah mengecewakanmu, phi" Joong tersenyum tulus

Ada perasaan lega juga hangat yang menggelitik rongga dadaku. Apa ini?

Biarkan aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang