Joong tiba bersama lainnya tiga puluh menit kemudian
Tampak Plan menunggu di depan sebuah gang sempit
"Apa yang kau lakukan disini?" heran Pavel
"Joong, ini gawat" ujar Plan
Joong mengernyit
"Apa yang terjadi?" heran Earth
"Phi Tul, dia, ternyata berhubungan dengan phi Max Nattapol. Mafia yang mencoba mendekatimu" ujar Plan
"APA??" kaget Pavel
"Bagaimana mungkin?" bingung Earth
"Aku juga tidak tahu. Tapi saat aku tiba di sini, aku melihat phi Max masuk ke sana. Ke studio foto di dalam gang sana" Plan menunjuk ke dalam gang
"Joong" ujar Dome khawatir
"Jadi, dia berusaha menguji kesabaran ku di sini" tenang Joong
"Joong, kita tidak bisa melakukan ini. Kita harus panggil polisi" ujar Dome
"Kenapa kita tidak bisa, phi?" heran Pavel
"Lawan kalian adalah mafia!" tegas Dome
"Lalu?" enteng Perth
Dome melihat satu persatu pria yang ada di sana. Perth, Earth, Pavel, Plan, Joong bahkan Ben, mereka bersikap sangat tenang seolah lawan mereka hanya sekumpulan preman.
"Nyawa kalian dalam bahaya" khawatir Dome
"Jika phi tidak sanggup, phi bisa kembali ke kampus" ujar Joong
"Bahkan phi Mean lebih pintar darimu dalam situasi seperti ini. Karena dia merasa tidak mampu, dia lebih memilih menunggu di kampus" cibir Pavel
"Pulanglah, phi. Tempat ini terlalu berbahaya untukmu" ujar Earth
"Dome, lebih baik kau kembali. Kami tidak memiliki waktu untuk melindungi orang lain saat lawan kami lebih kuat" ujar Ben
Joong melenggang masuk ke gang lebih dulu, lalu di susul Pavel
Earth dan Ben berlari menyusul Pavel dan Joong
Perth menepuk bahu Dome "Setidaknya phi jangan mengganggu Joong, dia benar-benar marah saat ini. Jika phi ingin menghubungi polisi, tunggu aba-aba dari Plan"
Dome menatap Plan
"Aku selalu berjaga di depan, phi. Memastikan tidak ada yang mengganggu pertarungan yang sesungguhnya" senyum miring Plan
"Aku pergi" ujar Perth melenggang dengan santai
"Ok" sahut Plan
"Plan"
"Iya, phi?"
"Apa semua akan baik-baik saja?"
Plan tersenyum "Aku percaya pada mereka, phi. Terutama Joong. Dia tidak akan membiarkan siapapun dari kami terluka parah"
Dome menatap gang sempit dengan hati getir. Dia benar-benar mengkhawatirkan mereka yang masuk ke sana.
.
Di dalam studio foto.
Tampak Max Nattapol bersama empat ajudannya. Dia duduk sambil menikmati tiga wanita dengan bikini meliuk-liukkan tubuh mereka di depan dua fotografer.
"Phi Max" sapa Joong
Tepat di belakangnya, Perth dan yang lainnya berdiri dengan senyum ramah di wajah mereka.
Sebelum mereka masuk, Joong sudah mengatakan pada yang lain untuk tidak bersikap memprovokasi. Cukup bersikap seperti apa mereka biasanya.
Max menoleh, lalu tersenyum licik "Joong"
